Bahan Literasi Hari ini
Setelah membaca bahan literasi hari ini, berikan pendapatmu dengan menjawab pertanyaan berikut
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri?
2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya?
3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita?
Di zaman sekarang ini, informasi mengenai hal apa pun bisa didapatkan dengan mudah melalui internet, termasuk informasi mengenai kesehatan. Hal ini menyebabkan tidak sedikit orang tergoda untuk mencari tahu sendiri penyebab dari gejala-gejala kesehatan yang dialaminya melalui internet, ketimbang pergi memeriksakan diri ke dokter. Fenomena ini disebut self-diagnosis.
Namun, tahukah kamu, alih-alih bermanfaat, self-diagnosis malah justru bisa membahayakan kesehatan kamu dan berpengaruh buruk pada kesehatan mental.
Apa Itu Self-Diagnosis?
Self-diagnosis adalah mendiagnosis diri sendiri mengidap sebuah gangguan atau penyakit berdasarkan pengetahuan diri sendiri atau informasi yang didapatkan secara mandiri. Saat melakukan self-diagnosis, sebenarnya kamu sedang berasumsi seolah-olah kamu mengetahui masalah kesehatan yang dialami.
Semuanya hanya dengan berbekal informasi yang dimiliki diri sendiri. Hal ini bisa berbahaya, karena asumsi kamu tersebut bisa saja salah.
Misalnya, kamu berpikir kamu mengidap gangguan bipolar, lantaran sering mengalami perubahan suasana hati. Padahal perubahan suasana hati bisa menjadi gejala dari banyak gangguan kesehatan mental yang berbeda. Gangguan kepribadian ambang dan depresi berat adalah dua contoh diagnosis lainnya.
Nah, salah diagnosis bisa berbahaya, karena kamu cenderung mengambil pengobatan yang salah. Risiko mengalami kondisi kesehatan yang lebih parah pun bertambah besar bila kamu sembarangan mengonsumsi obat atau menjalani metode pengobatan yang tidak disarankan dokter.
Itulah mengapa kamu disarankan untuk meminta bantuan tenaga ahli medis seperti dokter untuk mendiagnosis gejala kesehatan yang dialami. Dengan menanyakan lebih detail tentang gejala yang dialami dan berapa lama gejala tersebut berlangsung, dokter dapat membuat diagnosis yang tepat.
Dampak Self-Diagnosis pada Kesehatan Mental
Self-diagnosis juga bisa berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan kamu mengalami kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu. Misalnya, kamu belakangan ini sering merasa pusing. Lalu, kamu mencari tahu sendiri kira-kira apa yang menjadi penyebab gejala pusing yang sering kamu alami melalui melalui internet.
Dari hasil pencarian, kamu ternyata mendapati bahwa sakit kepala yang sering muncul bisa mengindikasikan penyakit otak serius, seperti tumor otak. Lalu, kamu merasa khawatir dan stres karena mengira kamu mengidap tumor otak. Padahal, belum tentu kamu memiliki penyakit serius tersebut, namun kamu sudah merasa sangat kekhawatiran.
Bukan tidak mungkin lama-kelamaan kamu bisa mengalami gangguan kecemasan umum akibat kekhawatiran yang dirasakan setelah melakukan self-diagnosis. Gangguan kecemasan umum adalah kondisi mental yang biasanya ditandai dengan kekhawatiran berlebihan terhadap situasi tertentu.
Selain menyebabkan kekhawatiran yang tidak perlu yang bisa berujung pada gangguan kecemasan umum, self-diagnosis juga bisa membuat masalah kesehatan mental tertentu menjadi tidak terdiagnosis. Gangguan mental biasanya tidak muncul sendirian, melainkan juga disertai oleh gangguan mental lainnya.
Misalnya, kamu mungkin diliputi kecemasan dan berasumsi bahwa kamu mengalami gangguan kecemasan. Namun, gangguan kecemasan bisa menutupi gangguan depresi mayor. Sekitar dua pertiga orang yang mengunjungi klinik rawat jalan dengan gangguan kecemasan juga mengalami depresi.
Ketika dua atau lebih sindrom terjadi bersamaan pada orang yang sama, hal ini disebut komorbiditas. Nah, self-diagnosis menyebabkan seseorang melewatkan komorbiditas yang ada. Itulah bahaya self-diagnosis terhadap kesehatan mental.
Jadi, sebaiknya jangan menjadi dokter bagi diri sendiri dengan melakukan self-diagnosis. Bila kamu mengalami gejala kesehatan tertentu, sebaiknya tanyakan pada dokter mengenai penyebab gejala kesehatan yang kamu alami.
Komentar
Silakan login untuk memberi komentar:
Login1. Iyaa, saya pernah. 2. Saya pernah mendiagnosis bahwa saya mempunyai darah rendah, setelah saya merasakan pusing dan mata ber kunang-kunang, kemudian setelah di cek ke dokter ternyata benar hasil self diagnose saya. 3. Menyebabkan tingkat kekhawatiran berlebihan dan dapat menggangu aktivitas lain yang sedang/akan di kerjakan.
1. pernah 2. saya melakukan self diagnosis bahwa saya terkena keracunan makanan, ternyata setelah di periksa oleh dokter ternyata benar adanya saya keracunan makanan 3. jika melakukan self diagnosis terus menerus membuat saya overthinking dan menambah stress karena menimbulkan kekhawatiran yang berlebih
1. Pernah, 2. Pernah waktu upacara selalu pingsan dan cemas, tetapi saya yakin tidak akan pingsan, itu menyebabkan kecemasan kepada diri sendiri dan mengakibatkan dampak kecemasan diri sendiri, 3. Self-diagnosis berasumsi seolah-olah kamu mengetahui masalah kesehatan yang dialami. Misalnya, berpikir mengidap gangguan bipolar, lantaran sering mengalami perubahan suasana hati. Padahal perubahan suasana hati bisa menjadi gejala dari banyak gangguan kesehatan mental yang berbeda. Gangguan kepribadian ambang dan depresi berat adalah dua contoh diagnosis lainnya. Diagnosis bisa berbahaya, karena kamu cenderung mengambil pengobatan yang salah. Risiko mengalami kondisi kesehatan yang lebih parah pun bertambah besar bila kamu sembarangan mengonsumsi obat atau menjalani metode pengobatan yang tidak disarankan dokter. Dampak Self-Diagnosis pada Kesehatan Mental : Self-diagnosis juga bisa berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan kamu mengalami kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu. Misalnya, kamu belakangan ini sering merasa pusing. Lalu, kamu mencari tahu sendiri kira-kira apa yang menjadi penyebab gejala pusing yang sering kamu alami melalui melalui internet. Dari hasil pencarian, kamu ternyata mendapati bahwa sakit kepala yang sering muncul bisa mengindikasikan penyakit otak serius, seperti tumor otak. Lalu, kamu merasa khawatir dan stres karena mengira kamu mengidap tumor otak. Padahal, belum tentu kamu memiliki penyakit serius tersebut, namun kamu sudah merasa sangat kekhawatiran.Gangguan kecemasan umum adalah kondisi mental yang biasanya ditandai dengan kekhawatiran berlebihan terhadap situasi tertentu. Self-diagnosis juga bisa membuat masalah kesehatan mental tertentu menjadi tidak terdiagnosis. Gangguan mental biasanya tidak muncul sendirian, melainkan juga disertai oleh gangguan mental lainnya. Misalnya, diliputi kecemasan dan berasumsi bahwa mengalami gangguan kecemasan. Namun, gangguan kecemasan bisa menutupi gangguan depresi mayor. Sekitar dua pertiga orang yang mengunjungi klinik rawat jalan dengan gangguan kecemasan juga mengalami depresi.
1. Pernah, saya melakukannya saat sosmed seperti tiktok, instagram, dan lain-lainnya memberikan beberapa ciri-ciri penyakit mental. Saat itulah saya mulai mendiagnose diri sendiri. 2. Tidak banyak yang saya ingat, mungkin hanya beberapa seperti ciri-ciri kekhawatiran yang berlebih. Saya hanya mendiagnose tanpa melakukan apapun, hehe. Jadi hal tersebut tidak berdampak apa-apa pada diri saya. 3. Menurut saya, hal buruk yang akan terjadi karena self diagnose ini ialah muncul pikiran yang tidak karuan. Membuat suatu individu tersebut merasa dirinya membutuhkan penanganan, padahal dirinya sebenarnya baik-baik saja. Selain itu, dari pemikiran tersebut akan membuat seseorang ini mengalami stress hingga depresi, dan mungkin akan berdampak pada kematian. Itu semua tergantung bagaimana cara kita menyikapinya. Maka dari itu, jangan mudah percaya hal-hal yang ada di sosmed. Walau sudah percaya, ada baiknya segera memeriksanya agar tidak muncul pikiran-pikiran aneh di kepala kita.
1. yaa, pernah 2.saat saya mengalami sesak nafas, karena saya kebanyakan pikiran 3. mengalami kecemasan dan gangguan mental
1. pernah. 2. saya melakukan self diagnose saat saya mengalami sakit asam lambung, keduanya terjadi. 3. ketika melakukan self diagnose secara terus menerus akan mengakibatkan stres dan kecemasan, pengobatan yang tidak tepat, mengabaikan masalah yang sebenarnya, dan penundaan pengobatan profesional.
1. pernah 2. kurang ingat tapi itu ada yang membuat saya membaik ataupun biasa aja 3. Jika self-diagnosis terus dilakukan tanpa bimbingan profesional adalah enyalahgunaan informasi, Keterlambatan dalam diagnosis yang tepat, Peningkatan kecemasan atau stres
1. yaa, pernah 2.saat saya mengalami sesak nafas, karena saya kebanyakan pikiran 3. mengalami kecemasan dan gangguan mental
1. Iya saya pernah melakukan self diagnosis. 2. Saya melakukan self diagnosis bahwa diri saya memiliki penyakit maag, saya juga mudah sekali lelah dan pusing. Karena saya telah melakukan self diagnosis, setidaknya saya bisa menjadi lebih waspada terhadap kondisi saya sendiri. 3. Jika melakukan self diagnosis secara terus menerus, hal tersebut dapat menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan dan dapat menyebabkan gangguan mental.
1. pernah 2. mempertanyakan tentang kelemahan diri sendiri, keduanya terjadi 3. mengalami kecemasan di diri kita sendiri dan merasa terkena gangguan
Muhammad Raffi Raka Putra Soal 1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? 1. Pernah 2. Saat saya mengalami sakit amandel, pada saat terdapat benjolan di bagian leher saya mengikuti arahan dari teman yang pernah terkena penyakit gondokan 3. Kita akan mengalami masalah yang sebenarnya tidak akan terjadi dan akan ber efek berkepanjangan
Muhammad Raffi Raka Putra Soal 1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? 1. Pernah 2. Saat saya mengalami sakit amandel, pada saat terdapat benjolan di bagian leher saya mengikuti arahan dari teman yang pernah terkena penyakit gondokan 3. Kita akan mengalami masalah yang sebenarnya tidak akan terjadi dan akan ber efek berkepanjangan
1. Ya, pernah 2. yang pernah saya alami adalah mencari tahu penyebab sakit kepala melalui internet dan berasumsi itu akibat stres. Namun, hasilnya tidak sepenuhnya baik. 3. Akibatnya akan mengabaikan penyakit atau gangguan yang sebenarnya lebih serius karena fokus pada asumsi pribadi.
1. Pernahkah kamu melakukan self-diagnose pada dirimu sendiri? Ya, saya pernah melakukan self-diagnose. 2. Self-diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Saya pernah mengalami reaksi alergi terhadap coklat, kacang, telur, dingin, dan debu. Setelah diperiksa oleh dokter, kondisi ini terkonfirmasi sehingga menjadi hal yang baik untuk menjaga kesehatan dengan menghindari pemicunya. 3. Apa akibat buruk jika self-diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita?Mengabaikan kemungkinan penyakit lain yang lebih serius.
1.tidak pernah 2.tidak tau karena saya tidak melakukan self diagnose. 3.Diagnosis yang Salah: Bisa membuat masalah yang sebenarnya tidak teratasi. Kecemasan Berlebih: Membuat kita merasa cemas terhadap hal yang mungkin sebenarnya tidak serius. Mengabaikan Perawatan Tepat: Karena terlalu percaya pada asumsi sendiri, kita bisa menghindari perawatan profesional. Resiko Overmedikasi: Menggunakan obat yang tidak sesuai rekomendasi dokter bisa memperburuk kondisi.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Pernah. 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Beberapa waktu saya sering merasakan sakit kepala yang sering terjadi dalam jangka waktu yang lama, lalu saya mencari gejala-gejala yang saya alami tersebut, saya menemukan gelaja sakit kepala berkepanjangan adalah karena migrain 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Dapat mengganggu kesehatan mental karena terlalu memikirkan dan mengkhawatirkan sesuatu yang belum tentu terjadi, mengalami stres dan kecemasan karena mengalami kekhawatiran yang berlebihaan.
1. tidak pernah 2. tidak tahu. Karena tidak pernah melakukan self diagnose 3. - penyakit menjadi lebih parah - kesehatan mental terganggu - penggunaan obat yang salah
1. Pernahkah kamu melakukan self-diagnose pada dirimu sendiri? Saya pernah melakukan self-diagnose, tetapi sekarang saya menyadari bahwa hal itu bukanlah tindakan yang baik. 2. Self-diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Saya pernah mengira sakit kepala yang saya alami adalah tanda penyakit serius setelah membaca informasi di internet. Ternyata, itu hanya karena saya kurang istirahat. Jadi, self-diagnose tersebut justru membuat saya cemas tanpa alasan. 3. Apa akibat buruk jika self-diagnose terus-menerus dilakukan pada diri kita? Jika self-diagnose dilakukan terus-menerus, hal ini bisa menyebabkan kita menjadi stres dan khawatir berlebihan. Selain itu, kita bisa salah mengambil tindakan sehingga memperburuk kondisi kesehatan.
1). Dulu pernah sekali, namun sekarang sudah tidak lagi. 2). Saat itu saya percaya dengan diagnosis google akan penyakit-penyakit berbahaya yang membuat saya merasakan kecemasan, untungnya orang tua saya mengingatkan jangan percaya terhadap diagnosis google. 3). Bisa berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan kamu mengalami kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu.
Frilla Setiadi/XI-2/17 Bahaya Self Diagnose yang Berpengaruh pada Kesehatan Mental 1. Pernahkah kamu melakukan self-diagnose pada dirimu sendiri? Ya, banyak orang pernah melakukan self-diagnose, terutama di era informasi saat ini di mana akses ke internet membuat orang lebih mudah mencari tahu tentang gejala yang mereka alami. Namun, ini seringkali tidak akurat dan bisa berbahaya. 2. Self-diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Contoh self-diagnose yang umum adalah mengira sakit kepala berkepanjangan sebagai gejala penyakit serius seperti tumor otak, padahal sebenarnya bisa saja hanya migrain atau kelelahan. Hal ini seringkali membawa dampak negatif seperti kecemasan yang berlebihan. Namun, dalam beberapa kasus, self-diagnose bisa mendorong seseorang untuk segera memeriksakan diri ke dokter, sehingga ada potensi manfaatnya jika ditindaklanjuti dengan konsultasi medis. 3. Apa akibat buruk jika self-diagnose terus-menerus dilakukan pada diri kita? Kesalahan diagnosis: Bisa mengarah pada pengobatan yang salah atau pengabaian kondisi serius. - Kecemasan berlebihan: Membaca informasi tanpa validasi medis dapat memicu stres dan kekhawatiran yang tidak perlu (cyberchondria). - Menghambat penanganan medis: Orang mungkin menunda konsultasi dokter karena merasa sudah tahu solusinya. - Ketergantungan pada informasi tidak akurat: Banyak sumber di internet tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Oleh karena itu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis profesional untuk memastikan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
1. Tidak pernah 2. Saya tidak tau karena tidak pernah melakukan self-diagnose 3. Jika self diagnose dilakukan secara menerus dampaknya akan sangat buruk. Hal ini dapat menyebabkan kekhawatiran dan stres hingga mengarah pada gangguan kecemasan umum dan bisa mengarah pada pengobatan yang salah atau tidak sesuai yang dapat memperburuk kesehatan fisik dan mental
REGINA CALLYSTA HADI 1.Saya belum pernah melakukan self diognosis selama saya hidup. 2.Saya belum pernah melakukan self-diagnosis karena lebih percaya berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk memastikan kondisi saya. Menurut saya, diagnosis yang tepat membutuhkan pengetahuan yang mendalam. (Menunjukkan sikap berhati-hati dan tanggung jawab terhadap kesehatan.) 3.Salah diagnosis bisa berbahaya, karena kamu cenderung mengambil pengobatan yang salah. Risiko mengalami kondisi kesehatan yang lebih parah atau bertambah besar bila kamu sembarangan mengonsumsi obat atau menjalani metode pengobatan yang tidak disarankan dokter. Ketika disarankan untuk meminta bantuan tenaga ahli medis seperti dokter untuk mendiagnosis gejala kesehatan yang dialami. Dengan menanyakan lebih detail tentang gejala yang dialami dan berapa lama gejala tersebut berlangsung, dokter dapat membuat diagnosis yang tepat.
1. Pernah namun tidak sering 2. Self diagnosis berupa rencana karir di masa depan bagaimna sikap yang harus di perlukan untuk menghadapi dunia setelah sekolah dan ada baiknya 3. Buruk karena menjadikan diri tidak percaya diri sering mempunyai pikiran yang berlebihan bahkan bisa menyebabkan gangguan mental karena mendiagnosis diri sendiri tanpa tujuan dan cara yang benar akan menimbulkan dampak yang buruk bagi diri kita sendiri
Nazera Putri Rachmadita 1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri?jawaban: iya pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? jawaban : self diagnosis mengenai rencana asa depan, itu menjadi hal yang tidak baik 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? jawaban : akibatnya yaitu bisa jadi kesalahan diagnosis dan peningkatan kecemasan
1. Pernah 2. Self diagnose yang pernah saya lakukan adalah terkena maag, hal ini berdampak baik pada diri saya karena saya menjaga pola makan saya. 3. Dampak buruknya adalah kita mengalami kekhawatiran yang terus-menerus sehingga aktivitas sehari-hari kita terganggu.
1. Iya, saya pernah melakukan self diagnosis terhadap diri saya sendiri 2. Mungkin sebagai contoh yang sering saya alami seperti saya seringkali mengalami batuk pilek di pagi hari namun menjelang siang hari batuk pilek mulai mereda, terkadang orang tua saya terlalu over-protektif sehingga tidak tau betul apa yang saya alami maka dari itu saya mencoba untuk melakukan self-diagnosis dengan mencari berbagai informasi dan artikel seputar penyakit yang saya alami, kemudian saya mendapatkan jawaban dari melakukan self-diagnosis. 3. Dengan melakukan Self-diagnosis juga bisa berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan seseorang mengalami kekhawatiran berlebihan yang sebenarnya tidak perlu. Misalnya, kamu belakangan ini sering merasa pusing, flu, demam, dll. Lalu, kamu mencari tahu sendiri kira-kira apa yang menjadi penyebab gejala pusing yang sering kamu alami melalui melalui internet, dan secara tidak sengaja anda di-diagnosis oleh Google mengalami kanker, karena internet berisikan hal yang universal sehingga tidak akurat dalam mendiagnosis suatu gejala kesehatan. Maka dari itu sebaiknya tanyakan pada dokter mengenai penyebab gejala kesehatan yang kita alami.
1. tidak pernah 2. belum pernah 3. diagnosis mandiri dapat memengaruhi gangguan kesehatan mental dengan menyebabkan kekawatiran yang tidak perlu
1. Iya saya pernah melakukan self diagnose. 2. Saya melakukan self diagnose bahwa diri saya memiliki penyakit maag, saya juga mudah sekali kelelahan dan pusing. Karena saya telah melakukan self diagnose, setidaknya saya bisa menjadi lebih waspada terhadap kondisi saya sendiri. 3. Jika melakukan self diagnose secara terus menerus, hal tersebut dapat menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan dan bisa menyebabkan gangguan mental.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? jawab : iya pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? jawab : self diagnosis mengenai rencana asa depan, itu menjadi hal yang tidak baik 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? jawab : akibatnya yaitu bisa jadi kesalahan diagnosis dan peningkatan kecemasan
1. Ya 2. Mungkin hal hal yang ringan seperti sakit kepala atau flu.Dan untung nya dugaan saya selalu tepat dan saya bisa sembuh dengan self diagnose 3.Dampak nya adalah -Mengabaikan perawatan medis yang tepat dengna bantuan profesional. -Memakai obat yang salah.
1. Tidak pernah, karena saya dari dulu memang tidak percaya pada diagnosa di google. Jadi, jika saya merasa tidak enak badan/pusing saya akan langsung pergi ke profesional. 2. Tidak pernah. 3. Jika salah diagnosis bisa berbahaya, karena banyak orang cenderung mengambil pengobatan yang salah. Risiko mengalami kondisi kesehatan yang lebih parah pun bertambah besar bila sembarangan mengonsumsi obat atau menjalani metode pengobatan yang tidak disarankan dokter.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Saya pernah melakukan self diagnose mengapa saya lemah dalam pelajaran ini, sehingga saya kedepannya dapat lebih baik dalam pelajaran tersebut 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? - Dapat meningkatkan kekhawatiran - Dapat menyebabkan gangguan kecemasan - Dapat menyebabkan depresi - Dapat menyebabkan rasa insecure
1. Tidak pernah 2. Belum pernah 3. Self-diagnosis dapat mempengaruhi kesehatan mental dengan menyebabkan kamu mengalami kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Pernah beberapa kali. 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Self diagnosis saat saya mengalami tipes, merupakan hal baik karena saya bisa menjadi lebih menjaga diri dan mengatur pola hidup sehat 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Tentu kita akan mengalami kekhawatiran yang berlebihan, salah diagnosis, pengobatan yang salah dan berpengaruh kepada kesehatan mental
1. Pernah 2. Saat saya mengalami sakit tenggorokan, dan setelah mencari informasi di Google ternyata saya mengidap radang tenggorokan juga di sana terdapat informasi tentang sebeb terjadinya seperti terlalu banya minum es, makan makanan yang mengandung pengawet dll. Dan hal tersebut benar karna saya saat minggu minggu tersebut melakukan hal hal tersebut. Dari hal tersebut saya menyimpulkan bahwasanya self diagnose membawa hal positif karan setelah mendapatkan informasi tersebut saya memulai mengurangi hal hal tersebut dan menjalani hidup lebih sehat. 3. Akibat buruk jika kita melakukan self diagnose tetapi diagnosanya salah merupakan hal yang berbahaya karna hal tersebut membuat kekhawatiran yang berlebih hingga berujung stres. Karna jika kita salah mendiagnosa dan ternyata diagnosanya penyakit serius membuat kita selalu mikirkan hal tersebut dan membuat kekhawatiran yang berlebih dan berujung stres.
1. Pernah 2. Saat saya mengalami sakit tenggorokan, dan setelah mencari informasi di Google ternyata saya mengidap radang tenggorokan juga di sana terdapat informasi tentang sebeb terjadinya seperti terlalu banya minum es, makan makanan yang mengandung pengawet dll. Dan hal tersebut benar karna saya saat minggu minggu tersebut melakukan hal hal tersebut. Dari hal tersebut saya menyimpulkan bahwasanya self diagnose membawa hal positif karan setelah mendapatkan informasi tersebut saya memulai mengurangi hal hal tersebut dan menjalani hidup lebih sehat. 3. Akibat buruk jika kita melakukan self diagnose tetapi diagnosanya salah merupakan hal yang berbahaya karna hal tersebut membuat kekhawatiran yang berlebih hingga berujung stres. Karna jika kita salah mendiagnosa dan ternyata diagnosanya penyakit serius membuat kita selalu mikirkan hal tersebut dan membuat kekhawatiran yang berlebih dan berujung stres.
1) Iya, 2) Masalah mental, pernah mencari masalah mental di YT judulnya kalau ga salah "5 Tanda Kamu Depresi Bukan Malas." Dan bukannya menemukan solusi namun malah menambah masalah baru. 3) Menambah beban masalah
1. Pernah 2. Self diagnose ketika saya sekolah kembali disaat pandemi Covid-19. Saya merasa minder dengan teman sebaya saya. Hal tersebut menjadikan motivasi saya untuk berubah menjadi sosok yang tidak terlalu memikirkan atau minder melihat orang lain. 3. Yang pertama dan utama hal buruk self diagnose akan menyerang mental health setiap individu. Pada akhirnya, terjadi brainwash akibat self diagnose yang menjadikan individu mengalami gejala sosial lebih buruk lagi akibat dari self diagnose tersebut.
1. Pernahkah kamu melakukan self-diagnosis pada dirimu sendiri? Ya, saya pernah melakukan self-diagnosis ketika merasa sakit kepala dan mencari tahu penyebabnya di internet. 2. Self-diagnosis apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Saya pernah berpikir bahwa saya mengalami migrain karena sering pusing, padahal ternyata itu hanya akibat kurang tidur. Hal ini tidak baik, karena saya sempat khawatir berlebihan tanpa berkonsultasi dengan dokter. 3. Apa akibat buruk jika self-diagnosis terus menerus dilakukan pada diri kita?Self-diagnosis dapat menyebabkan asumsi yang salah tentang kondisi kesehatan, pengobatan yang tidak tepat, memperburuk kondisi fisik, serta meningkatkan kecemasan atau stres yang tidak perlu. Selain itu, gangguan kesehatan mental atau fisik tertentu bisa saja terlewatkan
1. Tanpa disadari, saya sudah sering melakukan self diagnose kepada diri saya sendiri. 2. Mungkin contoh yang sering terjadi sekarang saat saya mulai sesak dan batuk karena kecapekan, dan waktu saya kecil saya terdiagnosis mengidap asma, namun akhir akhir ini saya sudah meminimalisir gejala gejalanya dan sudah lebih jarang kambuh asma saya. Namun jika saya mulai sesak dan batuk, sering kali orang tua saya mengira asma saya kambuh. Hal ini mungkin dapat berpengaruh ke hal yang buruk karna menyebabkan orang tua saya panik, dan mungkin malah mengasih saya obat yang salah. 3. Dapat mempengaruhi mental kita, karna dengan kepercayaan kita yang sudah terpacu dengan informasi yang salah, membuat kita khawatir berlebihan dan bahkan merasa cemas, hal ini bisa menyebabkan seseorang depresi karna hal itu.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? >>>>Iya, pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? >>>>Mood swing/bipolar, berdampak baik karna cenderung membuat saya untuk menjaga mood saya dan melakukan hal hal yang saya sukai 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? >>>>>Kecemasan dan dapat mempengaruhi kesehatan mental
1.pernah 2. saat saya divonis asma saya mengira jika itu hanya sesak biasa akibat kurang minum atau kecapean, ketika saya periksa ternyata itu adalah tanda-tanda gejala asma, menurut saya tidak selalu self diagnose berdampak negatif untuk kita, itu juga bisa membuat kita lebih waspada pada penyakit yang kita anggap biasa saja untuk lebih menjaga kesehatan sebelum parah. 3.menyebabkan kecemasan sehingga kita menjadi kepikiran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya dan tidak seharusnya kita terus menerus self diagnose pada diri kita agar tidak berdampak buruk.
1. Pernah, bahkan sering yaitu diri sendiri mengidap sebuah gangguan atau penyakit tentang pengetahuan diri sendiri atau informasi yang didapatkan secara mandiri semuanya hanya berbekal informasi yang dimiliki diri sendiri karena asumsi saya bisa saja salah 2. - Sering Mengalami Perubahan Suasana Hati - Sering Merasa Pusing - Sering Mengalami Gangguan Kecemasan - Sering Mengalami Kekhawatiran 3. Merasa Stres Dan Khawatir Kecemasan Yang Berlebihan
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Self diagnose yang pernah saya lakukan seperti kram menstruasi, dengan adanya self diagnose saya menjadi tau hal apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya kram menstruasi. 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Self-diagnosis juga bisa berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan kita mengalami kekhawatiran
1. Tidak pernah 2. Tidak ada 3. Seperti yang sudah dijelaskan dalam topik literasi, jika self diagnosis jika dilakukan terus menerus dapat menyebabkan kita mengalami kekhawatiran yang tidak perlu dan menyebabkan gangguan kecemasan, gangguan mental, depresi, bahkan komodibitas, yaitu sindrom yang terjadi bersamaan antara gangguan kecemasan dan depresi.
1. saya tidak pernah 2. belum pernah 3. Self-diagnosis itu enggak bagus, lho! Kalau terus-terusan dilakukan, bisa menimbulkan beberapa masalah, seperti: * Kecemasan berlebihan: Kamu jadi terlalu khawatir tentang kesehatanmu, bahkan mungkin tentang hal-hal yang sebenarnya enggak perlu dikhawatirkan. * Diagnosis yang salah: Mendiagnosis diri sendiri bisa menyebabkan kamu salah mengira penyakit yang kamu alami. Akibatnya, pengobatan yang kamu lakukan bisa enggak tepat dan malah bikin kondisi makin buruk. * Menunda pengobatan: Karena sudah merasa tahu penyakitnya apa, kamu jadi menunda untuk periksa ke dokter. Padahal, banyak penyakit yang butuh penanganan medis segera. * Stres dan depresi: Ketidakpastian tentang kondisi kesehatanmu bisa menyebabkan stres dan depresi yang berkepanjangan. 20 No
Juwita Bunga Cintia B.S. 1.tidak pernah 2.tidak pernah 3.Self-diagnosis juga bisa berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan kamu mengalami kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu. Misalnya, kamu belakangan ini sering merasa pusing. Lalu, kamu mencari tahu sendiri kira-kira apa yang menjadi penyebab gejala pusing yang sering kamu alami melalui melalui internet.
1. pernah 2. mengira saya terkena penyakit serius lewat informasi di internet 3. akan membuat kita khawatir berlebihan yg menyebab gangguan kecemasan
1. pernah 2. mengira saya terkena penyakit serius lewat informasi di internet 3. akan membuat kita khawatir berlebihan yg menyebab gangguan kecemasan
1. pernah 2. mengira saya terkena penyakit serius lewat informasi di internet 3. akan membuat kita khawatir berlebihan yg menyebab gangguan kecemasan
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? ya saya pernah dengan mencari tau pengidap penyakit apa yang saya alami. 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? mencari tau penyebab saya sakit kepala, menjadi hal baik karena saya menjadi tau kenapa saya sering sakit kepala. 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? mungkin lama-kelamaan kamu bisa mengalami gangguan kecemasan umum akibat kekhawatiran yang dirasakan setelah melakukan self-diagnosis. Gangguan kecemasan umum adalah kondisi mental yang biasanya ditandai dengan kekhawatiran berlebihan terhadap situasi tertentu.
1. pernah terkadang saya melakukannya dan setelah saya melakukanya saya baru sadar dan seketika membenci hal seperti itu 2. memukul diri saya sendiri karena saya tidak pernah cukup untuk diri saya sendiri 3. terjadi kebiasaan yg terus berulang & gangguan mental/setres
FAZA AULIA RAHMA 1. Pernah 2.Saat saya sakit perut sebelah kiri dan saya searching di internet banyak diagnosis yang muncul sehingga menjadikan saya mengetahui gejalan dan cara pencegahan dari penyakit yang sebelumnya tidak saya ketahui 3. Akibatnya yaitu menyebabkan mengalami kekhawatiran berlebihan yang sebenarnya tidak perlu.
1. Siap Tidak pernah! 2. Karna saya yakin kalo saya tidak mudah sakit, menurut saya sakit disebabkan oleh pikiran terutama stress maka buang pikiran negatif itu dan berbahagia lah , dan kamu tidak akan mudah jatuh sakit 3. Bisa buruk, karna kebanyakan orang sok tau mengenai kesehatan dirinya, mereka memilih asumsi dari internet, orang seperti ini bisa disebut orang bodoh,, karna mereka mengansumsikan kesehatan dirinya sendiri, padahal sudah ada dokter yang sudah mendalami ilmu kesehatan, akibatnya orang tersebut akan mengalami stres dan gangguan mental yang akan memperburuk kondisinya, maka buang mindset bodoh itu, dan berkonsultasilah ke ahli nya
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? • tidak pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? • tidak pernah 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? • mungkin lama-kelamaan kamu bisa mengalami gangguan kecemasan umum akibat kekhawatiran yang dirasakan setelah melakukan self- diagnosis. Gangguan kecemasan umum adalah kondisi mental yang biasanya ditandai dengan kekhawatiran berlebihan terhadap situasi tertentu. Selain menyebabkan kekhawatiran yang tidak perlu yang bisa berujung pada gangguan kecemasan umum, self-diagnosis juga bisa membuat masalah kesehatan mental tertentu menjadi tidak terdiagnosis. Gangguan mental biasanya tidak muncul sendirian, melainkan juga disertai oleh gangguan mental lainnya.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? • tidak pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? • tidak pernah 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? • mungkin lama-kelamaan kamu bisa mengalami gangguan kecemasan umum akibat kekhawatiran yang dirasakan setelah melakukan self- diagnosis. Gangguan kecemasan umum adalah kondisi mental yang biasanya ditandai dengan kekhawatiran berlebihan terhadap situasi tertentu. Selain menyebabkan kekhawatiran yang tidak perlu yang bisa berujung pada gangguan kecemasan umum, self-diagnosis juga bisa membuat masalah kesehatan mental tertentu menjadi tidak terdiagnosis. Gangguan mental biasanya tidak muncul sendirian, melainkan juga disertai oleh gangguan mental lainnya.
1. Saya pernah melakukan self diagnose 2. Saya berfikir bahwa saya pernah mengalami gangguan kondisi tubuh saya terutama pada punggung saya, tapi hal itu mungkin terjadi karena saya yang terlalu lelah ataupun kesalahan melakukan aktivitas. 3. Dapat mengganggu kesehatan mental dan pikiran menjadi terganggu dengan adanya hal itu, karena lebih baik kita berusaha untuk positif thinking.
1. pernah 2. pernah berfikir kalau memiliki penyakit parah karna sakit kepala 3. Self-diagnosis juga dapat mempengaruhi kesehatan mental yang menyebabkan kecemasan berlebihan. Dampak Self-diagnosis sangat buruk terhadap kesehatan mental, yaitu meningkatkan kecemasan yang berlebihan dan memicu rasa depresi.
NABILA PRISA M. 1. Pernah, tapi tidak terlalu sering karena saya trust issues untuk percaya informasi di website/Google. 2. Beberapa waktu saya pernah melakukan tes di website (seperti MBTI) itu seperti tes kepribadian diri, menurut saya itu menjadi hal yang biasa saja karena saya tidak menganggap itu sebagai acuan melainkan hanya sebagai tren saja. Tapi ada kalanya saya mencari pemecahan masalah kesehatan (terlebih lagi masalah kondisi wajah/skincare) di Google, tapi itu menjadi hal yang baik untuk saya. 3. Self-diagnose yang terus-menerus dapat menyebabkan kesalahan dalam memahami kondisi kesehatan, memperburuk kecemasan, pengobatan yang tidak tepat, atau bahkan mengabaikan masalah serius yang membutuhkan penanganan profesional.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Self diagnosis tentang penyakit yang pernah saya alami dengan mencarinya di google Sebenarnya baik jadi bisa lebih mengerti lebih dalam tentang penyakit tersebut 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Dapat menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan,bisa meragukan diagnosis secara profesional
a. Pernah b. Seperti halnya saya merasakan kecemasan yang berlebihan kemudian saya research serta menganalisis terlebih dahulu dan mungkin beberapa artikel yang saya baca, sedikit relate dengan keadaan saya, namun saya tidak terlalu menganggap hal ini terlalu penting, setelah saya baca saya lebih merasa ‘ya sudah’ tidak terlalu memikirkan hal ini yang dapat menyebabkan dampak buruk pada diri saya sendiri. c. Kekhawatiran yang berlebih dan gangguan kecemasan.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Saat saya sakit perut sebelah kiri dan saya searching di internet banyak diagnosis yang muncul sehingga menjadikan saya mengetahui gejalan dan cara pencegahan dari penyakit yang sebelumnya tidak saya ketahui 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Akibatnya yaitu menyebabkan mengalami kekhawatiran berlebihan yang sebenarnya tidak perlu.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? mendiagnosis klo punya penyakit darah rendah, jadi jarang begadang lagi sih gatau baik apa buruk 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? dapat berpengaruh kepada mental healt dan selalu cemas, anxiety
1. pernah 2.Mengira bahwa berdebar-debar di dada merupakan gejala penyakit jantung 3.bisa mengakibatkan peningkatan kecemasan, penyalahgunaan informasi, penundaan pengobatan yang tepat, perawatan yang tidak tepat
1. Pernah, melakukan self diagnoses 2. Salah satu contoh self diagnoses yang pernah saya alami adalah search penyebab kesehatan terganggu agar kita bisa lebih peduli terhadap diri sendiri 3. Terganggu bagaimana kita menyikapinya namun jika berdampak positif kita akan mengetahui banyak hal karna self diagnoses namun bebrnding terbalik self diagnoses yang memiliki dampak buruk mampu mengganggu kesehatan mental
1. Pernah 2. Ketika kepala saya sakit terus sampai berharu hari, saya mengira itu penyakit yang serius, ternyata karena stress dan kurang beristirahat. 3. Mendapatkan informasi yang tidak akurat atau memilah-milah informasi yang sesuai dengan gejala yang dirasakan dapat memicu kecemasan yang berlebihan.
1) ya,saya pernah melakukan self-diagnosis. 2)Misalnya, saat merasa cemas, saya mencari tahu apakah itu gangguan kecemasan. Namun, informasi yang didapat sering membingungkan dan bisa meningkatkan kecemasan. 3) Self diagnosis yang berlebihan bisa mengarah pada kesimpulan yang salah, menyebabkan tertundanya pengobatan yang tepat, atau menambah kecemasan yang tidak perlu. Itu juga bisa mengarah pada pengobatan yang tidak tepat atau mengabaian kondisi yang lebih serius.
1. Ya, pernah 2. Contoh self-diagnosis yang pernah saya lakukan adalah saat tidak bisa tidur waktu malam. Saya mencari tahu tentang itu di internet, dan katanya itu termasuk insomnia. Saya sempat merasa cemas akan hal itu, tapi akhirnya saya mengetahui alasan kenapa saya tidak bisa tidur waktu itu, yakni karena saya sudah tidur siang dengan waktu yang cukup lama. 3. Dapat berpengaruh pada kesehatan mental yang bisa menyebabkan kekhawatiran
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Jawaban 1. Pernah 2. Self diagnose yang pernah saya lakukan yaitu saya pada saat itu kepala saya sakit terus dan badan terasa meriang lalu bibir pecah pecah. Saya melakukan self diagnose bahwa saya mengalami panas dalam yang ada ditubuh saya. Kenapa hak itu saya kira? Karna saya mencari di website google dan tanya ke orang tua saya. Lalu saya setelah mengetahui hal itu saya meminum adem sari sudah saya minum sampai ke esokan harinya terrnyatta tak kunjung membaik malah tambah parah. Dan akhirnya pun ke dokter ternyata saya terkena penyakit lambung. Saya menyimpulkan bahwa self diagnose yang saya lakukan tidak baik. Meskipun beberpa kejadian yang dialami orang lain baik tetapi ada juga yang tidak. Menurut saya fifty fifty. Saya saran kan jika sakit maka pergilah ke dokter agar dapat informasi secara fakta bukan rasional. 3. Self-diagnosis juga bisa berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan kamu mengalami kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu. Dan bisa juga mengalami gangguan kecemasan umum akibat kekhawatiran yang dirasakan setelah melakukan self-diagnosis. Selain menyebabkan kekhawatiran yang tidak perlu yang bisa berujung pada gangguan kecemasan umum, self-diagnosis juga bisa membuat masalah kesehatan mental tertentu menjadi tidak terdiagnosis.
1. Pernah 2. Pernah mengira terkena maag, baik karena setelah diperiksa ternyata beneran maag 3. Dapat menyebabkan kecemasan dan ketakutan berlebihan
1. saya pernah melakukan self diagnosis 2. disaat saya mengalami depresi pada tugas tugas yang diberikan beberapa guru namun hal tersebut tidak menjadi acuan saya dikarenakan beberapa murni dari kesalahan saya yang lalai karena beberapa hal sehingga membuat tugas jadi lebih banyak bukan berkurang 3. jika saya tidak memikirkan hal tersebut maka mental health saya akan mengalami kerusakan sehingga mudah depresi maupun meningkat secara emosional
1. Penah sesekali 2. Saya pernah mendiagnosis bahwa diri saya alergi terhadap makanan, seperti udang dan cumi 3. Dapat menyebabkan gangguan mental karena dapat menimbulkan kekhawatiran.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Jawab: pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Jawab: saya berfikir kalau saya terkena darah rendah, hal ini tidak baik 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Jawab: dapat menyebabkan gangguan mental
1. Pernah 2. Saya pernah mencari tahu beberapa gejala-gejala penyakit yang saya alami. Hal ini membuat saya merasa cemas karena takut akan timbul penyakit yang tidak diinginkan. 3. Jika self diagnose dilakukan terus menerus maka kita akan merasakan cemas yang berlebihan dan stres. Self diagnose juga seringkali menghasilkan kesimpulan yang salah, yang dapat memperburuk kondisi kesehatan kita akibat pengobatan yang tidak tepat.
1. Pernah, tapi tidak terlalu sering karena saya trust issues untuk percaya informasi di website/Google. 2. Beberapa waktu saya pernah melakukan tes di website (seperti MBTI) itu seperti tes kepribadian diri, menurut saya itu menjadi hal yang biasa saja karena saya tidak menganggap itu sebagai acuan melainkan hanya sebagai tren saja. Tapi ada kalanya saya mencari pemecahan masalah kesehatan (terlebih lagi masalah kondisi wajah/skincare) di Google, tapi itu menjadi hal yang baik untuk saya. 3. Self-diagnose yang terus-menerus dapat menyebabkan kesalahan dalam memahami kondisi kesehatan, memperburuk kecemasan, pengobatan yang tidak tepat, atau bahkan mengabaikan masalah serius yang membutuhkan penanganan profesional.
1. tidak pernah 2. tidak pernah 3. akan menyebabkan Gangguan kecemasan umum yaitu kondisi mental yang biasanya ditandai dengan kekhawatiran berlebihan terhadap situasi tertentu.
1. Pernah 2. Penyakit yang di derita 3. Dapat menyebabkan kecemasan
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Belum pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Belum pernah self diagnose, Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? belum tau karena belum mencoba 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Menurut berita yang saya baca ada beberapa akibat buruk self diagnose yaitu Menggunakan obat yang tidak sesuai Kesalahan diagnosis Masalah Psikologis Dan masih banyak lagi. Oleh karena itu kita tidak bisa sembarang self diagnose.
1. pernah 2. saat saya sedang mengalami DB, saya kira awalnya hanya demam biasa, namun setelah saya cari tahu di internet ternyata itu merupakan salah satu gejala penyakit DB. Maka dari itu self diagnosis bisa berdampak baik agar bisa lebih menjaga kesehatan tubuh kita, dan bisa menjadi pertolongan pertama. Tetapi bisa juga berdampak buruk, bahkan bahkan bisa membuat kita panik dan stres. 3. Menyebabkan kecemasan pada diri sendiri, salah penanganan, tidak tau penyakit yang asli, bisa merubah perilaku.
1. Pernah. 2. Mengenai sakit perut, hasil dari internet buruk dan sempat membuat saya sedikit kefikiran. 3. Jika di lakukan terus menerus, tidak sedikit orang akan mengalami stress karena terlalu memikirkan hasil diagnosis dari internet
1. pernah 2. mengira saya terkena penyakit serius lewat informasi di internet 3. akan membuat kita khawatir berlebihan yg menyebab gangguan kecemasan
1.pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri?Tidak pernah 2. self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Tidak pernah 3.Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Self-diagnosis juga bisa berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan kamu mengalami kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu. Misalnya, kamu belakangan ini sering merasa pusing. Lalu, kamu mencari tahu sendiri kira-kira apa yang menjadi penyebab gejala pusing yang sering kamu alami melalui melalui internet.
1.ya saya pernah 2.misalnya, ketika kita merasakan kecemasan yang berlebihan 3.kecemasan berlebihan, penyakit menjadi parah
1. Pernah 2. Self diagnosis saat merasakan peningkatan detak jantung yang disebabkan terlalu banyak minum kopi. Ini menjadi hal yg baik karena saya jadi mengurangi minum kopi 3. Akibat buruk jika self-diagnosis dilakukan terus menerus pada diri kita lama-kelamaan kita bisa mengalami gangguan kecemasan umum dan gangguan mental akibat kekhawatiran yang dirasakan setelah melakukan self-diagnosis
1.Pernah,pernah saya melakukan selfdiagnosis sendiri 2.saya pernah selfdiagnosis,saya pikir saya memiliki penyakit sakit kepala yang serius,akibatnya dari itu saya jadi sering mengurangi bermain hp agar penyakit sakit kepala saya tidak parah,menurut saya itu baik jika kita mengurangi untuk kebaikan 3.dampaknya akan mengalami kecemasan yang berlebihan dan memperburuk kondisi
1.Pernah,pernah saya melakukan selfdiagnosis sendiri 2.saya pernah selfdiagnosis,saya pikir saya memiliki penyakit sakit kepala yang serius,akibatnya dari itu saya jadi sering mengurangi bermain hp agar penyakit sakit kepala saya tidak parah,menurut saya itu baik jika kita mengurangi untuk kebaikan 3.dampaknya akan mengalami kecemasan yang berlebihan dan memperburuk kondisi
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? -》pernah tentunya 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? -》saya pernah mendiagnose yaitu magh dan flu, menurut saya ini memiliki sisi baik dan tidak. Sisi baiknya kita dapat memastikan apa yang kita konsumsi dan menghindari hal hao yang dapat memperburuk kondisi. Sisi buruknya yaitu kita cepat mengasumsikan bahwa ini penyakit biasa dan tidak dapat menjadi parah 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? -》bisa saja saat kondisi kita memburuk kita menganggap hal sepele tentang penyakit kita, sehingga hal ini dapat merugikan diri sendiri tentunya
Nama : Imelda Yuniar S.P. Absen : 15 Kelas : XII 3 1. Tidak 2. Tidak pernah 3. Menurut saya self diagnosis dapat mengelabuhi pikiran kita sehingga kita akan terdistraksi akan hal yang sedang kita pikirkan dan tentu hal tersebut berpengaruh terhadap perilaku, kinerja, dan mental kita sehari-hari.
1. pernah 2. mata mines 3. bisa stres dan overthinking
1.Pernah,pernah saya melakukan selfdiagnosis sendiri 2.saya pernah selfdiagnosis,saya pikir saya memiliki penyakit sakit kepala yang serius,akibatnya dari itu saya jadi sering mengurangi bermain hp agar penyakit sakit kepala saya tidak parah,menurut saya itu baik jika kita mengurangi untuk kebaikan 3.dampaknya akan mengalami kecemasan yang berlebihan dan memperburuk kondisi
1.Pernah,pernah saya melakukan selfdiagnosis sendiri 2.saya pernah selfdiagnosis,saya pikir saya memiliki penyakit sakit kepala yang serius,akibatnya dari itu saya jadi sering mengurangi bermain hp agar penyakit sakit kepala saya tidak parah,menurut saya itu baik jika kita mengurangi untuk kebaikan 3.dampaknya akan mengalami kecemasan yang berlebihan dan memperburuk kondisi
Nama : Ari Awaldini Wahyudi Kelas : XII-3 Absen : 05 1. Tidak pernah 2. Saya tidak pernah melakukan self diagnose 3. Kita jadi memiliki pikiran yang buruk tentang diri sendiri dan itu yang membuat kita down. Bahkan hal yang kita pikirkan tadi bisa saja terjadi.
1. saya tidak permah melakukan self diagnose 2. saya tidak pernah melakukan self diagnose 3. akibat buruk yang akan terjadi jika kita terus melakukan self diagnose adalah gangguan kecemasan, dan penanganan yang salah akibat diagnosis yang salah, serta akan menimbulkan stress dan dapat berpengaruh terhadap perilaku sehari-hari. Jadi Untuk mendiagnosa penyakit, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga ahli medis seperti dokter agar tidak terjadi kesalahan diagnosis.
1. Iya, saya pernah 2. Saya pernah mengira saya sakit perut karena hanya mau menstruasi, tetapi setelah beberapa hari sakitnya tidak selesai-selesai ternyata saya maag, dan itu membuat saya agar selalu menjaga pola makan yang teratur 3. Self-diagnosis yang terus menerus dapat memiliki dampak buruk yang signifikan terhadap kesehatan mental. Selain itu, mengandalkan informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan kesalahan dalam memahami kondisi kesehatan, sehingga mengabaikan gangguan yang sebenarnya
1.pernah 2.bipolar/mood swing,baik karna menjadikan saya untuk cenderung menjaga mood saya dalam sehari' dan melakukan hal-hal yang saya sukai 3.gangguan kecemasan,dan gangguan kesehatan mental
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Ya, saya pernah melakukan sekali 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Saya pernah melakukan self diagnose ketika saya mengalami sakit kepala sebelah kiri, dan saya mengira itu adalah penyakit kanker otak. Ini menjadi dampak buruk bagi saya karena membuat saya semakin takut dan cemas. 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Salah memahami kondisi kesehatan Membuat kita semakin cemas Menunda pengobatan yang dibutuhkan
Tasya Chandra Rahmadina 1. Saya pernah melakukan self diagnose 2. Saya pernah self diagnose bahwa saya mempunyai panic attack tapi itu menghasilkan baik ke saya karena dari self diagnose saya sendiri orang tua saya berinisiatif membawa saya ke psikiater dan ternyata diagnosa saya lebih dari itu. 3. Berakibat buruk karena dapat membuat kita cemas berlebihan dan menyalahgunakan self diagnose itu sendiri
1. Saya pernah melakukan self diagnose dan akhirnya itu hanya membuat kita mengira-ngira apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh kita. 2. Ketika muncul rasa tidak nyaman pada diri 3. Menurut saya, dampak/ efek self diagnose yang salah akhirnya berkembang menjadi pikiran yang berlebihan/ over thinking yang akhirnya membuat kita fokus pada rasa sakit saja dan tidak berusaha untuk mencari solusi dari rasa sakit yang kita rasakan, dan hal itu jelas berpengaruh besar pada kondisi kita tidak hanya fisik tapi juga mental kita.
1. Ya, saya pernah melakukan self-diagnose pada diri sendiri. 2. Saya pernah menduga memiliki [masalah kesehatan/mental tertentu]. Hasilnya bisa baik karena meningkatkan kesadaran, tapi juga buruk karena bisa memicu kecemasan. 3. Akibat buruknya termasuk salah diagnosis, salah penanganan, stres berlebihan, dan memperburuk kondisi sebenarnya.
1. Tidak pernah 2. Saya tidak pernah melakukan self diagnose pada diri saya 3. Jika self diagnose dilakukan terus-menerus itu akan membuat gangguan mental pada diri sendiri dikarenakan selalu berpikiran/mengambil kesimpulan bahwa diri kita sedang mengalami gangguan dari informasi yang kita peroleh dan belum tentu kebenarannya, sehingga menyebabkan cemas yang berlebih yang mengacu terjadinya stres.
1. Tidak pernah 2. Saya tidak pernah melakukan self diagnose pada diri saya 3. Jika self diagnose dilakukan terus-menerus itu akan membuat gangguan mental pada diri sendiri dikarenakan selalu berpikiran/mengambil kesimpulan bahwa diri kita sedang mengalami gangguan dari informasi yang kita peroleh dan belum tentu kebenarannya, sehingga menyebabkan cemas yang berlebih yang mengacu terjadinya stres.
1.saya tidak memiliki pengalaman pribadi, tetapi banyak orang sering melakukan self-diagnose, terutama dalam hal kesehatan mental atau fisik, karena mudahnya akses informasi di internet. 2.Orang yang melakukan self-diagnose sering mengidentifikasi gejala yang dirasakan berdasarkan informasi online. Kadang-kadang ini bermanfaat sebagai langkah awal untuk mengenali masalah dan mencari bantuan profesional. Namun, sering kali, self-diagnose dapat menyebabkan kekhawatiran berlebihan atau kesimpulan yang salah. 3. -Kesalahan Diagnosa -Stres dan kecemasan -Kurangnya Konsultasi Profesional
1. Iya pernah 2. Saya pernah meng diagnosis sakit yang ada dikepala saya dikarenakan pernah jatuh hingga kepala belakang terbentur ke lantai, lalu kecemasan saya biasanya saya diagnosis sendiri 3. kesehatan mental yang menambah kecemasan diri sendiri
1. Pernah 2. Dulu saat saya SD saya mendiagnosis diri sendiri rabun jauh, karena jarak pandang saya kurang. Hal itu menjadi hal yang baik, karena ada dorongan untuk periksa ke dokter, dan hasilnya saya memang mengalami rabun jauh. 3. Bisa saja kita malah mengambil pengobatan yang salah. Risiko mengalami kondisi kesehatan yang lebih parah pun bertambah besar bila kamu sembarangan mengonsumsi obat atau menjalani metode pengobatan yang tidak disarankan dokter.
1. Iya pernah, dalam kondisi tertentu saya melakukan self diagnosis. 2. Saya mendiagnosis diri saya mengidap penyakit, namun saya meyakini bahwa itu hanya suatu perasaan yang belum tentu benar. Saya lebih percaya kepada dokter dan orang yang ahli dalam bidang tersebut. 3. Diri sendiri dapat mengalami kecemasan terus menerus yang itu tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Bahan Literasi Hari ini Setelah membaca bahan literasi hari ini, berikan pendapatmu dengan menjawab pertanyaan berikut 1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Jawaban 1. Pernah 2. saat saya mengalami suatu kondisi yang seperti gejala anemia, asam lambung dan beberapa kecemasan yang berlebihan hingga rasanya sesak dan tidak dapat memberitahu orang tua, lalu saya mencari tentang gejala itu di internet dan apa masalah nya. 3. Itu akan membuat kecemasan yang berlebihan dan merasa tidak nyaman hingga membuat seseorang kehilangan kesehatan mental.
iwayan bintang ns 15/x-3 1. Tidak pernah. 2. Karena saya merasa self diagnosis bisa menyebabkan kesalahan yang dapat menimbulkan kecemasan berlebihan. 3. Self diagnosis yang terlalu berlebihan bisa saja menimbulkan stres, hingga gangguan mental karena terlalu serius memikirkannya, padahal hal itu belum tentu benar.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri ? Ya, saya pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? = self diagnose yang saya lakukan pada diri saya adalah saya mendiagnose diri saya dengan gangguan bipolar hal tersebut memberi dampak yang buruk bagi diri saya 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? = menurut pengalaman pribadi saya, saya merasa lebih terpuruk dan merasa kurang adanya semangat serta saya merasa paling tersakiti dan palinh berat saat menjalani kehidupan dan itu juga dapat memberi saya rasa tidak nyaman akan kehadiran orang tua, keluarga, dan teman teman serta prestasi dapat menurun
jawaban! 1. pernah 2. "keknya aku punya penyakit darah rendah deh" "keknya lambung ku bermasalah deh" "kepala ku pusing sebelah, aku tkut ngaruh ke otak", hal ini menjadi hal yang sangat buruk. 3. kesehatan mental kita dapat terganggu
1. Pernahkah kamu melakukan self-diagnose pada dirimu sendiri? Ya, saya sudah melakukannya. Kadang saya mencoba mencari tahu tentang gejala yang saya rasakan dengan membaca informasi di internet atau berdasarkan pengalaman pribadi. 2. Self-diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Contohnya, saya pernah merasa cemas berlebihan dan mengira diri saya mengalami gangguan kecemasan. Awalnya, ini memberi kesadaran untuk lebih memperhatikan kesehatan mental saya, tetapi di sisi lain, asumsi tersebut membuat saya merasa lebih stres karena tidak memiliki kepastian yang valid. Pada akhirnya, saya menyadari bahwa meminta bantuan profesional lebih bermanfaat. 3.. Apa akibat buruk jika self-diagnose terus-menerus dilakukan pada diri kita? Diagnosis yang Salah: Bisa membuat masalah yang sebenarnya tidak teratasi. Kecemasan Berlebihan
1. Pernah. 2. Berfikir bahwa saya sepertinya mempunyai penyakit bipolar karena terkadang suasana hati saya cepat berubah (mood), untuk berfikiran seperti itu saya tidak terlalu mengambil serius jadi bagi saya tidak mengganggu. 3. Bisa menyebabkan kesalahan penanganan karena kita tidak tau bahwa itu benar atau tidak penyakitnya.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Pernah, tapi tidak terlalu sering, karena saya tahu ternyata saya terlalu menyepelekan beberapa hal. 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Self-diagnose ini terjadi ketika tiba-tiba saya merasa pusing dan badan saya agak hangat, saya awalnya berpikir "oh saya demam", dan akhirnya meminum obat paracetamol, ternyata demam itu berlanjut sampai 3-4 hari, kemudian karena mulai lelah akhirnya memutuskan pergi ke dokter, dan ternyata saya didiagnosis TBC. 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Self-diagnose ini sangat memicu kesehatan mental apabila informasi yang diterima tidak disaring dan seseorang itu menerima informasi tersebut dengan mudah. Ini juga memicu kesehatan mental yang serius.
1.tidak pernah 2.tidak pernah 3.kebiasaan self-diagnose dapat berisiko besar karena dapat menyebabkan kesalahan diagnosis, kecemasan, pengobatan yang salah, dan keterlambatan penanganan yang tepat. Untuk menjaga kesehatan fisik dan mental, penting untuk selalu berkonsultasi dengan profesional medis atau psikolog yang berkompeten.
1. Pernah 2. Saya pernah self diagnose sendiri. Saya berfikir jika saya terkena gangguan depresi. Itu menjadi hal buruk karna hal tersebut dapat menyebabkan mengalami kekhawatiran dan kecemasan yang berlebihan. 3. Dapat menyebabkan kekhawatiran yang bisa berujung pada gangguan kecemasan umum. Dan juga bisa membuat masalah kesehatan mental tertentu menjadi tidak terdiagnosis.
1. Saya pernah mengalami self diagnosis 2. Ketika saya setiap pagi saat bangun tidur mengalami pusing yang terus menerus selama 4 harian saya pikir saya mengidap penyakit yang berbahaya tetapi setelah saya tanya ke orang tua saya dan saya search di google bahwa saya mengidap darah rendah kemudian saya mencari tahu bagaimana mencegah nya yaitu dengan makan makanan vitamin B12 yaitu seperti daging .Hal itu ternyata works di diri saya. Saya self diagnose menjadi hal yang baik tetapi harus diperhitungkan jika sudah bimbang dengan self diagnose kita sebaiknya ke dokter untuk kepastiannya. 3. Jika seseorang terus-menerus melakukan self-diagnosis dan tidak mencari bantuan medis profesional, penyakit atau kondisi kesehatan yang sebenarnya bisa semakin memburuk karena tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Tanpa pengetahuan medis yang memadai, seseorang bisa salah menafsirkan gejala dan menganggapnya sebagai penyakit tertentu, padahal bisa jadi bukan. Hal ini dapat menyebabkan kecemasan berlebihan atau penanganan yang salah.
1. tidak 2. tidak pernah 3. kecemasan berlebihan
Naurah Zahra S. (XI-4/26) 1). Ya, saya pernah melakukan self diagnose pada diri sendiri. 2). Self diagnose yang pernah saya lakukan pada diri saya adalah, pada saat saya mengalami pusing/sakit kepala berkepanjangan dan saya langsung mengindikasikan bahwa hal tersebut merupakan salah satu gejala penyakit yang tergolong parah. padahal, saya sendiri belum memiliki cukup wawasan terkait hal ini serta menggali informasi lebih dalam dan berkonsultasi dengan tenaga ahli. Akibatnya, saya menjadi memiliki rasa cemas dan kekhawatiran yang berlebih yang sebenarnya tidak perlu. 3). Akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita adalah, dapat berpengaruh pada kesehatan mental dan menyebabkan kita mengalami kecemasan yang tentunya mengganggu aktivitas sehari-hari.
Adel Anggina XI 4 - 02 1. iya, saya pernah melakukan self diagnose pada diri saya sendiri. 2. saya melalukan self diagnose tentang benjolan mata yang ada pada mata saya. sehingga, saya memiliki kekhawatiran yang berlebih pada penyakit yang bahkan, saya belum tahu indikasi sebenarnya yang terjadi pada mata saya. 3. Self-diagnosis bisa berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan mengalami kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu. kegiatan ini lama-kelamaan juga dapat mengalami gangguan kecemasan.
1. Pernah. 2. Pernah saat saya kurang tidur, lalu saya search di internet apakan hal yang saya alami ini berbahaya atau tidak bagi kesehatan saya, lalu ternyata jika kita kurang tidur akan berdampak bagi kegiatan kita sehari-hari dan kesehatan tubuh kita. 3. Akan berdampak kekhawatiran berlebihan dan bisa menimbulkan kesehatan mental terganggu.
1.tidak pernah 2.tidak pernah 3. dapat menyebabkan gangguan mental seperti stress dan khawatir
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Tidak pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Tidak pernah 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? self diagnose akan berakibat kita percaya bahwa gejala ringan adalah tanda penyakit serius sehingga kita akan stres dan mengalami kecemasan berlebihan
1.Tidak Pernah 2.Tidak Pernah 3.Kesehatan mental terganggu sehingga Kecemasan dan stres bisa meningkat karena terus-menerus khawatir tentang kondisi kesehatan.
1.tidak pernah 2.tidak pernah 3.mungkin kita akan terjadi/muncul penyakit yang lebih buruk
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Pernah. 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Saya mengalami hidung tersumbat, batuk ringan, demam rendah, kelelahan dan saya menyimpulkan bahwasanya saya mengalami flu. 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Self-diagnosis sering kali tidak akurat karena seseorang mungkin tidak mempertimbangkan semua kemungkinan atau informasi medis yang lebih mendalam. Ini dapat menyebabkan pengobatan yang tidak tepat, memperburuk kondisi kesehatan, atau mengabaikan gejala yang sebenarnya lebih serius.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Jawab: Pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Jawab: Saya pernah sakit, dan google mengatakan bahwa gejala-gejala yang saya hadapi merupakan gejala kanker. Hal tersebut menjadi hal buruk karena membuat saya khawatir berhari-hari. 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Jawab: Bisa saja kita menjadi terikat dengan hasil self-diagnose mandiri yang membuat bermunculannya negative thinking dalam waktu jangka panjang.
1. Tanpa disadari saya pernah melakukannya. 2. Maag. Untungnya saya jadi mengetahui apa penyebabnya, bagaimana cara pencegahannya, sehingga saya dapat berusaha untuk tidak terkena. 3. Akan mengalami kekhawatiran berlebihan, tidak percaya diri, tertekan dan mungkin akan memengaruhi kesehatan mental kita.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Tidak pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Saya pribadi tidak pernah melakukan self diagnose pada diri sendiri, karena apapun yang saya alami terutama jika mulai terasa gangguan dengan tubuh saya, saya akan langsung bertanya kepada orang tua terutama ayah, saya juga tidak berani untuk mendiagnosis diri sendiri 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Melakukan self diagnose akan dapat membawa dampak buruk bagi diri sendiri. Self diagnose yang dilakukan secara terus-menerus, akan menimbulkan kecemasan yang seharusnya tidak perlu diresahkan. Melakukan self diagnose juga dapat menyebabkan salah pengonsumsian obat, yang beresiko semakin memperburuk kondisi mental maupun tubuh
1.pernah 2.Selain menyebabkan kekhawatiran yang tidak perlu yang bisa berujung pada gangguan kecemasan umum, self-diagnosis juga bisa membuat masalah kesehatan mental tertentu menjadi tidak terdiagnosis 3.Akibat buruk dari diagnosis diri yang dilakukan terus-m Kesalahan diagnosis Kecemasan berlebihan Mengabaikan diagnosis profesional
Jasmine Auriel Putri 1. iya pernah 2. mengira bahwa saya mengalami penyakit serius lewat informasi yang saya dapatkan dari internet tanpa periksa ke dokter 3. akan membuat kita mengalami kekhawatiran yang berlebihan yang menyebabkan gangguan kecemasan
1. Pernah 2. Anemia, tetapi self diagnosis saya saat itu menjadi hal yang baik. Karena sejak saat itu saya jadi suka mengonsumsi buah-buahan yang mengandung zat besi seperti semangka, stroberi, kurma dan saya selalu meminum tablet tambah darah seminggu sekali yang diberikan oleh PMR. 3. Self diagnosis dapat membuat kita khawatir yang tidak perlu, sehingga hal itu dapat berpengaruh pada kesehatan mental kita.
1.Pernah tetapi tidak sering 2.Self diagnosis saya menderita maag,maag menjadikan saya menjaga pola makan dan pikiran 3.Dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi diri sendiri dan menyebabkan ganguan mental
1.Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? - Ya, Pernah 2.Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? -Saat tubuh saya merasa kedinginan biasanya saya langsung ke kamar mandi karena saya punya alergi dingin, hal itu membuat saya untuk lebih berjaga jaga dan sudah menyiapkan diri ketika saya bersin agar keluarga tidak tertular 3.Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? -Self-diagnose berulang bisa menyebabkan salah diagnosis, kecemasan berlebihan, pengobatan yang salah, penundaan penanganan medis, gangguan kesehatan mental, dan mengabaikan peran profesional kesehatan.
1. Tidak pernah 2. Tidak pernah 3. Self-diagnosis juga bisa berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan kamu mengalami kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu. Selain menyebabkan kekhawatiran yang tidak perlu yang bisa berujung pada gangguan kecemasan umum, self-diagnosis juga bisa membuat masalah kesehatan mental tertentu menjadi tidak terdiagnosis.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnosis pada dirimu sendiri? Jawab: Tidak pernah 2. Self diagnosis apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Jawab: Tidak pernah 3. Apa akibat buruk jika self diagnosis terus menerus dilakukan pada diri kita? Jawab: Self-diagnosis juga bisa berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan kamu mengalami kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu. Misalnya, kamu di belakangan ini sering merasa pusing. Lalu, kamu mencari tahu sendiri kira-kira apa yang menyebabkan gejala pusing yang sering kamu alami melalui internet. Dari hasil pencarian, kamu ternyata mendapati bahwa sakit kepala yang sering muncul bisa mengindikasikan penyakit otak serius, seperti tumor otak. Lalu, kamu merasa khawatir dan stres karena mengira kamu mengidap tumor otak. Padahal, belum tentu kamu memiliki penyakit serius tersebut, namun kamu sudah merasa sangat khawatir. Self-diagnosis justru bisa membahayakan kesehatan kamu dan berdampak buruk pada kesehatan mental.
1. Pernah 2.Ketika saya pusing hingga 2-3 hari, dan self diagnosis tersebut menjadi hal baik bagi saya karena saya mendapat solusi yang tepat untuk tubuh saya. 3.Akibat buruknya yaitu kita menjadi ketergantungan dengan informasi yang ada di internet sedangkan informasi dari berbagai sumber terkadang berbeda sehingga tidak selalu menjadi solusi bagi kita.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? sepertinya tidak pernah, karena saya percaya ucapan adalah doa 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? saya tidak pernah self diagnose 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Self-diagnosis juga bisa berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan kamu mengalami kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu. Misalnya, kamu belakangan ini sering merasa pusing. Lalu, kamu mencari tahu sendiri kira-kira apa yang menjadi penyebab gejala pusing yang sering kamu alami melalui melalui internet.
1. pernah 2. mengira ada masalah pada tulang kaki karena tulang kering saya sakit parah, setelah riset di internet ternyata normal normal saja. hal ini baik jika kita mencari informasi secara detail, dan bisa jadi hal ini buruk jika kita kurang detail dalam mencari informasi karena dapat menyebabkan kecemasan berlebih 3. Self-diagnose yang dilakukan terus-menerus dapat membawa dampak buruk, seperti salah diagnosis, pengobatan yang tidak tepat, atau mengabaikan masalah serius. Hal ini juga bisa memicu kecemasan berlebihan karena salah menafsirkan gejala atau membaca informasi yang tidak akurat. Akibatnya, kondisi kesehatan bisa semakin memburuk.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? iya pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Self diagnose yang saya lakukan adalah panick attack, menurut saya berakibat buruk karena terlalu percaya dengan self diagnose 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? kita akan sering mengalami ke khawatiran terhadap diri kita sendiri
1. pernah 2. mengira ada masalah pada tulang kaki karena tulang kering saya sakit parah, setelah riset di internet ternyata normal normal saja. hal ini baik jika kita mencari informasi secara detail, dan bisa jadi hal ini buruk jika kita kurang detail dalam mencari informasi karena dapat menyebabkan kecemasan berlebih 3. Self-diagnose yang dilakukan terus-menerus dapat membawa dampak buruk, seperti salah diagnosis, pengobatan yang tidak tepat, atau mengabaikan masalah serius. Hal ini juga bisa memicu kecemasan berlebihan karena salah menafsirkan gejala atau membaca informasi yang tidak akurat. Akibatnya, kondisi kesehatan bisa semakin memburuk.
1. pernah 2. mengira ada masalah pada tulang kaki karena tulang kering saya sakit parah, setelah riset di internet ternyata normal normal saja. hal ini baik jika kita mencari informasi secara detail, dan bisa jadi hal ini buruk jika kita kurang detail dalam mencari informasi karena dapat menyebabkan kecemasan berlebih 3. Self-diagnose yang dilakukan terus-menerus dapat membawa dampak buruk, seperti salah diagnosis, pengobatan yang tidak tepat, atau mengabaikan masalah serius. Hal ini juga bisa memicu kecemasan berlebihan karena salah menafsirkan gejala atau membaca informasi yang tidak akurat. Akibatnya, kondisi kesehatan bisa semakin memburuk.
1) ya, pernah 2)Misalnya, saat merasa cemas, saya mencari tahu apakah itu gangguan kecemasan. Namun, informasi yang didapat sering membingungkan dan bisa meningkatkan kecemasan. 3) Self diagnose yang berlebihan bisa mengarah pada kesimpulan yang salah, menyebabkan penundaan pengobatan yang tepat, atau menambah kecemasan yang tidak perlu. Itu juga bisa mengarah pada pengobatan yang tidak tepat atau pengabaian kondisi yang lebih serius.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Pernah. 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Self diagnose yang pernah saya lakukan, beberapa waktu yang lalu saya sempat sakit kepala tapi hanya sebelah kanan saja disertai mual, lalu saya mencari gejala-gejala penyakit saya alami, lalu menemukan gejala seperti itu, bisa saja ada tumor. Namun pada saat saya periksa ke dokter, ternyata hanya migrain saja. Self diagnose ini ada positif dan negatifnya, kita bisa lebih waspada namun sering kali hasilnya tidak akurat dan akhirnya membuat kita stress. 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Membaca informasi yang salah dapat memicu stres atau kecemasan tentang kondisi yang sebenarnya tidak ada. Self-diagnosis juga bisa membuat masalah kesehatan mental tertentu menjadi tidak terdiagnosis
1. iya saya pernah 2. saya mendiagnosis terkena sakit dehidrasi, hal itu menjadi hal buruk karena membuat kita tidak mood untuk belajar dan sangat malas" an gerak 3. lama-kelamaan kamu bisa mengalami gangguan kecemasan umum akibat kekhawatiran yang dirasakan setelah melakukan self-diagnosis. Gangguan kecemasan umum adalah kondisi mental yang biasanya ditandai dengan kekhawatiran berlebihan terhadap situasi tertentu.
1.Ya, karena merasa penasaran atau ingin memahami apa yang terjadi dengan tubuh atau pikiran, apalagi dengan kemudahan informasi di internet. 2.Mungkin saat mengalami perubahan suasana hati. Menurutku, hal tersebut bisa berakibat buruk karena terlalu banyak memikirkan hal yang tidak perlu 3.Bisa menyebabkan gangguan mental pada diri kita.
1. Pernah 2. Saya melakukan diagnosis dengan bantuan internet, saya terakhir kali mendiagnosis radang tenggorokan. Self diagnosis dapat menjadi hal baik karena saya bisa mengetahui penyakit yang sedang saya alami dan menghindari hal yang membuat penyakit itu semakin parah. 3. Dapat menimbulkan cemas yang berlebihan
1. Pernah 2. Self diagnosis terhadap penyakit yang diderita 3. Berakibat kekhawatiran yang berlebih
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Saya pernah melakukannya tapi sangat jarang karena saya cenderung meminta pendapat tenaga medis di sekitar saya. 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Saya pernah mendiagnosis diri sendiri skoliosis karena kurang nyaman ketika berjalan dan serasa kaki saya tinggi sebelah. Hal ini menjadi dorongan bagi saya untuk mengeceknya secara pasti. 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Self diagnose bisa membuat kita merasa khawatir secara berlebihan, tidak jarang tindakan yang tidak rasional kita lakukan karena rasa khawatirnya yang berlebihan tersebut.
YOLANDHA PUTRI HALISYA 1. Pernah. 2. Silinder pada mata. Hal ini berdampak buruk karena saya memikirkan hal itu terus menerus dan mengganggu aktivitas sehari hari saya. Namun pada akhirnya saya memutuskan untuk periksa ke dokter, dan ternyata mata saya iritasi karena kotoran saat berkendara, bukan silinder. Dari peristiwa ini saya tidak pernah lagi melakukan self diagnosis lagi. 3. Self diagnosis yang terlalu berlebihan bisa saja menimbulkan stres, hingga gangguan mental karena terlalu serius memikirkannya, padahal hal itu belum tentu benar.
Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Self diagnosis mengidap gangguan mental anxiety atau gangguan kecemasan. Namun nyatanya itu tidak benar, saya hanya sering overthingking, dan panic attack karena memikirkan hal2 negatif dalam diri. 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Kita merasa benar2 mengidapnya dan membuat kita kurang percaya diri. Padahal itu tidak benar, sekarang saya bertambah dewasa dan mengerti bahwa itu tidak benar, dan sekarang saya lebih percaya diri.
1.) Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? • Saya pernah melakukan self diagnose pada diri saya beberapa kali 2.) Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? • Saya pernah melakukan self diagnose pada diri saya yakni maag dan tifus. Setelah melakukan self diagnose, saya mulai mempelajari apa saja yang harus dilakukan dan tak boleh dilakukan agar tidak terkena penyakit tersebut. 3.) Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? • Apabila melakukan self diagnose terus menerus, kita cenderung akan lebih mudah khawatir. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran berlebih hingga gangguan mental.
1. iya, pernah sekali 2. saya pernah self diagnosis menderita darah rendah 3. jika kita self diagnosis maka kemungkinan besar kita akan mengambil pengobatan yang salah dan dapat mengakibatkan kecemasan berlebihan
Pertanyaan : 1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Jawaban : 1. Iya, pernah 2. Saya pernah berpikir terkena penyakit otak yang serius seperti tumor otak karena saya kerap kali mengalami sakit kepala namun ternyata saya hanya kecapekan dan terlalu banyak berpikir. 3. Kita akan salah dalam mendiagnosis/mengidentifikasi gejala yang timbul, kita juga akan mengalami stres/kecemasan karena terus menerus mencari dan menganalisis gejala, dan kita juga mungkin akan mendapatkan pengobatan yang tidak tepat karena diagnosis dan kesimpulan yang kita simpulkan sendiri yang membuat kita salah dalam memggunakan obat tanpa panduan dari pihak medis.
1. pernah 2. buruk, karena penyakit yang diasumsikan salah menyebabkan fatal pada organ dalam yang harus segera dilakukannya operasi 3. ada baik ada buruknya, ketika kita sudah tau gejalanya karena pernah periksa hingga dianjurkan untuk melakukan sebuah teknik peredam rasa nyeri sehingga bisa diatasi sendiri. sebaliknya buruk ketika kita baru merasakan sakit yang berbeda sehingga bisa saja kita salah memprediksikannya
1.) Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? pernah namun tidak sering 2.) Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? tindakan yang dapat berbahaya dan tidak dianjurkan 3.)Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan kamu mengalami kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu. Misalnya, kamu belakangan ini sering merasa pusing. Lalu, kamu mencari tahu sendiri kira-kira apa yang menjadi penyebab gejala pusing yang sering kamu alami melalui melalui internet.
1. Pernah. 2. Penyakitan, karena dulu sering sakit maag, terus vertigo, bapil, demam, dan semacamnya, itu membuatnya menjadi hal tidak baik. 3. Dampaknya kita jadi mudah cemas/parno, maka dari itu hentikan Self diagnose jika anda masih ragu dengan jenis penyakit yang anda miliki, sebaiknya segera periksa kedokter dari pada hanya menduga-duga penyakit yang diderita.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? mendiagnosis klo punya penyakit darah rendah, jadi jarang begadang lagi sih gatau baik apa buruk 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? dapat berpengaruh kepada mental healt dan selalu cemas, anxiety
1.pernah 2.pada saat saya kecapean dan merasa lelah, saya berfikir bahwa esoknya saya sakit 3.dapat menyebabkan gangguan mental dan kecemasan berlebih (anxiety)
BAGUS SANDI PRAYOGAA 1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Pernah namun tidak sering 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Self diagnosis berupa rencana karir di masa depan bagaimna sikap yang harus di perlukan untuk menghadapi dunia setelah sekolah dan ada baiknya 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Buruk karena menjadikan diri tidak percaya diri sering mempunyai pikiran yang berlebihan bahkan bisa menyebabkan gangguan mental karena mendiagnosis diri sendiri tanpa tujuan dan cara yang benar akan menimbulkan dampak yang buruk bagi diri kita sendiri
1). Pernah, dalam kondisi tertentu. 2). Self diagnosis yang pernah saya rasakan adalah trikotilomania, suatu gangguan yang melibatkan dorongan berulang yang tak tertahankan untuk mencabut rambut tubuh. Hal tersebut merupakan kebiasaan buruk yang menyebabkan kebotakan pada rambut. 3). Self diagnosis sangat membahayakan kesehatan mental seseorang apabila salah dalam mengambil kesimpulan akan suatu gangguan mental yang dirasakan, self diagnosis juga dapat mempengaruhi kesehatan mental yang menyebabkan kecemasan berlebihan.
1. Pernah 2. Berolahraga menjadi terapi hal yang baik bagi saya. 3. Jika tau dengan self diagnosis nya itu menjadi baik dan menjadi obat bagi diri sendiri
1. Pernah, terutama saat merasa stres akibat padatnya aktivitas sekolah dan organisasi. 2. Saya pernah mengira mengalami burnout karena kelelahan, tetapi itu ternyata hanya stres sementara. Tindakan ini tidak sepenuhnya baik karena justru memperburuk kecemasan saya. 3. Akibat buruknya adalah salah mendiagnosis kondisi diri, mengabaikan masalah yang sebenarnya, atau bahkan memperparah keadaan karena tidak mendapat penanganan yang tepat.
1. Tanpa disadari saya pernah melakukannya. 2. Maag. Untungnya saya jadi mengetahui apa penyebabnya, bagaimana cara pencegahannya, sehingga saya dapat berusaha untuk tidak terkena. 3. Akan mengalami kekhawatiran berlebihan, tidak percaya diri, tertekan dan mungkin akan memengaruhi kesehatan mental kita.
1. Tidak pernah 2. Tidak pernah 3. Self Diagnosis bisa berdampak pada kesehatan mental, lama-kelamaan bisa mengalami gangguan kecemasan umum dan depresi akibat kekhawatiran yang dirasakan setelah melakukan self-diagnosis.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Pernah, namun hanya ketika saya mengalami sakit ringan dan jika saya mengalami sakit yang cukup parah maka saya akan pergi ke dokter. 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Self diagnose yang pernah saya lakukan adalah ketika hidung saya tiba tiba gatal dan ingin bersin terus menerus, antara saya terkena flu atau alergi saya kambuh. Dan menurut saya itu menjadi hal baik karena saya bisa segera melakukan pertolongan pertama. 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Dampak buruk nya adalah ketika ternyata kita mendiagnosis yang salah, dan melakukan pengobatan pribadi yang salah sehingga sakitnya bertambah parah atau tak kunjung sembuh. Dan bisa saja itu adalah awal dari gejala penyakit yang berbahaya, namun ternyata kita mendiagnosis penyakit yang salah.
1. Tidak pernah 2. Saya tidak tau karena saya tidak pernah melakukan self-diagnose 3. Jika self-diagnose dilakukan terus-menerus, dampaknya bisa sangat buruk. Hal ini dapat menyebabkan kekhawatiran dan stres yang tidak perlu, hingga mengarah pada gangguan kecemasan umum. Selain itu, self-diagnose bisa mengarah pada pengobatan yang salah atau tidak sesuai, yang dapat memperburuk kondisi kesehatan fisik dan mental.
1. tida pernah 2. saya tidak pernah self-diagnosis karna hal ini bukan merupakan bukan hal yang baik untuk diri kita, karna ini akan menjadi beban pikiran kita sehingga kita tidak dapat fokus kedalam hal hal yang kita fokuskan seperti masa depan 3. self-diagnosis ini berdampak buruk bagi kesehatan kita, karna hal tersebut dapat menggangu kesehatan mental kita
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? -Pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? -saya pernah melakukan self diagnose, yaitu gerd, namun hal tersebut menjadi hal yang baik karena dengan itu, saya menjaga pola makan saya dengan baik 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? -akan berdampak buruk, karena bisa saja kita mengalami khawatir yang berlebihan
1. pernah 2. saya pernah mendiagnosis diri saya sendiri saat terkena batuk dan pilek, sehingga menjadi hal baik karena saya memutuskan untuk meminum obat yang bisa menyembuhkan batuk pilek saya. 3. Jika suatu saat kita menyepelekan gejala-gejala pada tubuh kita, bisa saja kita terkena penyakit parah yang tidak kita sadari karena self diagnosis tadi.
1. Tidak, daripada sibuk mendiagnosis diri sendiri dalam konteks sesuatu yang belum jelas, belum pasti benar, dan berdampak negatif, saya lebih baik memikirkan hal lain yang lebih penting 2. Self Diagnose yang saya lakukan mungkin adalah hal-hal yang kira-kira masih dapat saya tinjau dan atur, contohnya sulit tidur, saya akan mencoba mencari di internet alasan terjadinya hal itu, setelah mengumpulkan hal-hal yang bisa saya cerna dari internet, saya akan mengubah pola aktivitas, pola makan, dan mengatur pikiran agar tidak stres 3. Terus menerus melakukan Self Diagnose punya dampak buruk, salah satu yang paling sering yakni ketakutan atau kecemasan berlebihan, padahal belum tau bagaimana dan apa yang sedang dialami, hanya berdasar pada pengetahuan sendiri atau Self Diagnose tersebut
1. Pernahkah kamu melakukan self-diagnosis? Ya, banyak orang melakukannya dengan bantuan internet, tapi ini berisiko. 2. Self-diagnosis apa yang pernah dilakukan? Apakah baik atau buruk? Misalnya, merasa stres lalu mengira terkena gangguan kecemasan. Bisa buruk jika salah diagnosis, karena menambah kekhawatiran atau tindakan keliru. 3. Akibat buruk self-diagnosis terus-menerus? Salah diagnosis dan perawatan. Meningkatkan kecemasan. Menunda konsultasi dokter. Risiko salah konsumsi obat. Lebih baik konsultasi ke profesional untuk diagnosis yang tepat.
1. Pernah 2. Self diagnose yang saya lakukan adalah saya mengalami bipolar akibat ciri-cirinya sama seperti yang saya alami. Menurut saya, itu hal yang kurang baik karena dapat menambah pikiran dan beban. 3. Akan menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan. Penyakit mental yang sebelumnya tidak ada, akan muncul akibat kekhawatiran berlebihan.
1. Ya, banyak orang mungkin pernah melakukannya, termasuk saya, karena rasa ingin tahu tentang gejala tertentu atau mencari penjelasan cepat tanpa konsultasi langsung ke tenaga medis. 2. berpikir mengalami kecemasan berlebih atau depresi setelah membaca artikel atau menonton video tentang kesehatan mental. Meski informasi awal membantu memahami gejala, self-diagnose sering kali tidak akurat karena kurangnya pengetahuan medis. Akibatnya, bisa berujung pada penanganan yang salah atau malah memperburuk kondisi. 3. Mengira penyakit ringan sebagai sesuatu yang serius, atau sebaliknya, Tidak berkonsultasi ke tenaga medis karena merasa sudah tahu penyebabnya dan Membaca gejala serius yang sebenarnya tidak relevan dengan kondisi kita.
1. Ya, pernah 2. saya pernah mengira mengalami GERD, hal tersebut membuat saya lebih menjaga pola makan dan istirahat saya. 3.Jika self-diagnosis terus menerus dilakukan tanpa bimbingan profesional, beberapa akibat buruk yang mungkin terjadi termasuk: Salah diagnosis, yang dapat mengarah pada pengobatan yang tidak tepat atau tidak efektif,Kecemasan berlebihan atau panik akibat interpretasi yang salah terhadap gejala, Mengabaikan kondisi yang lebih serius karena terlalu percaya diri dengan diagnosis sendiri dan tidak mencari bantuan medis profesional. Menghindari perawatan medis yang sebenarnya diperlukan karena merasa sudah mengetahui masalahnya sendiri.
1. Pernah. 2. Silinder pada mata. Hal ini berdampak buruk karena saya memikirkan hal itu terus menerus dan mengganggu aktivitas sehari hari saya. Namun pada akhirnya saya memutuskan untuk periksa ke dokter, dan ternyata mata saya iritasi karena kotoran saat berkendara, bukan silinder. Dari peristiwa ini saya tidak pernah lagi melakukan self diagnosis lagi. 3. Self diagnosis yang terlalu berlebihan bisa saja menimbulkan stres, hingga gangguan mental karena terlalu serius memikirkannya, padahal hal itu belum tentu benar.
1. Pernahkah melakukan self-diagnose? Ya, saya pernah. Contohnya ketika merasa sakit kepala, saya mencoba mencari tahu penyebabnya di internet, seperti kurang minum atau stres. 2. Self-diagnose apa yang pernah dilakukan? Apakah baik atau buruk? Saya pernah mengira sedang mengalami gangguan kecemasan hanya karena merasa cemas berlebihan dalam beberapa situasi. Hal ini mendorong saya membaca lebih banyak tentang kesehatan mental, yang awalnya membantu. Tapi ternyata, setelah berbicara dengan psikolog, kondisi saya lebih sederhana dari yang saya duga. Hasilnya: • Baik: Saya jadi lebih peka terhadap kondisi mental dan fisik saya. • Buruk: Terlalu khawatir karena informasi yang saya temukan tidak selalu akurat atau relevan. 3. Akibat buruk jika self-diagnose terus dilakukan? • Stres dan overthinking: Mengira hal kecil sebagai sesuatu yang besar hanya karena membaca gejala tanpa konteks. • Menunda konsultasi profesional: Saya berpikir saya sudah tahu jawabannya sehingga tidak langsung mencari dokter atau psikolog. • Risiko kesehatan: Jika mengambil langkah pengobatan sendiri, hasilnya bisa memperburuk keadaan.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Pernah namun tidak sering 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Self diagnosis berupa rencana karir di masa depan bagaimna sikap yang harus di perlukan untuk menghadapi dunia setelah sekolah dan ada baiknya. 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Dapat menyebabkan gangguan mental karena dapat menimbulkan kekhawatiran.
1. Ya, saya pernah, terutama untuk memahami perasaan atau gejala yang sedang dialami, seperti merasa cemas atau kelelahan. 2. Misalnya, ketika merasa cemas berlebihan, saya sempat mengira itu gejala gangguan kecemasan. Dalam beberapa kasus, hal ini membantu saya mengenali bahwa saya perlu lebih banyak istirahat atau mencari dukungan emosional. Namun, ada kalanya juga saya salah menilai, yang akhirnya membuat saya khawatir berlebihan tanpa alasan yang jelas. 3. Kesalahan Diagnosa: Tidak memiliki pengetahuan atau alat medis yang tepat bisa membuat seseorang salah menilai gejala yang dirasakan. Stres dan Kekhawatiran Berlebihan: Berfokus pada kemungkinan terburuk bisa memicu kecemasan yang tidak perlu. Mengabaikan Bantuan Profesional: Mengandalkan self-diagnose dapat menunda atau menghindari konsultasi dengan tenaga medis yang sebenarnya lebih paham. Efek Psikosomatik: Terlalu memikirkan penyakit tertentu bisa menyebabkan gejala fisik yang sebenarnya tidak ada sebelumnya.
1. Ya, saya pernah, terutama untuk memahami perasaan atau gejala yang sedang dialami, seperti merasa cemas atau kelelahan. 2. Misalnya, ketika merasa cemas berlebihan, saya sempat mengira itu gejala gangguan kecemasan. Dalam beberapa kasus, hal ini membantu saya mengenali bahwa saya perlu lebih banyak istirahat atau mencari dukungan emosional. Namun, ada kalanya juga saya salah menilai, yang akhirnya membuat saya khawatir berlebihan tanpa alasan yang jelas. 3. Kesalahan Diagnosa: Tidak memiliki pengetahuan atau alat medis yang tepat bisa membuat seseorang salah menilai gejala yang dirasakan. Stres dan Kekhawatiran Berlebihan: Berfokus pada kemungkinan terburuk bisa memicu kecemasan yang tidak perlu. Mengabaikan Bantuan Profesional: Mengandalkan self-diagnose dapat menunda atau menghindari konsultasi dengan tenaga medis yang sebenarnya lebih paham. Efek Psikosomatik: Terlalu memikirkan penyakit tertentu bisa menyebabkan gejala fisik yang sebenarnya tidak ada sebelumnya.
1. Ya, saya pernah, terutama untuk memahami perasaan atau gejala yang sedang dialami, seperti merasa cemas atau kelelahan. 2. Misalnya, ketika merasa cemas berlebihan, saya sempat mengira itu gejala gangguan kecemasan. Dalam beberapa kasus, hal ini membantu saya mengenali bahwa saya perlu lebih banyak istirahat atau mencari dukungan emosional. Namun, ada kalanya juga saya salah menilai, yang akhirnya membuat saya khawatir berlebihan tanpa alasan yang jelas. 3. Kesalahan Diagnosa: Tidak memiliki pengetahuan atau alat medis yang tepat bisa membuat seseorang salah menilai gejala yang dirasakan. Stres dan Kekhawatiran Berlebihan: Berfokus pada kemungkinan terburuk bisa memicu kecemasan yang tidak perlu. Mengabaikan Bantuan Profesional: Mengandalkan self-diagnose dapat menunda atau menghindari konsultasi dengan tenaga medis yang sebenarnya lebih paham. Efek Psikosomatik: Terlalu memikirkan penyakit tertentu bisa menyebabkan gejala fisik yang sebenarnya tidak ada sebelumnya.
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Pernah namun tidak sering 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Self diagnosis berupa rencana karir di masa depan bagaimna sikap yang harus di perlukan untuk menghadapi dunia setelah sekolah dan ada baiknya 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Buruk karena menjadikan diri tidak percaya diri sering mempunyai pikiran yang berlebihan bahkan bisa menyebabkan gangguan mental karena mendiagnosis diri sendiri tanpa tujuan dan cara yang benar akan menimbulkan dampak yang buruk bagi diri kita sendiri
Setelah membaca bahan literasi hari ini, berikan pendapatmu dengan menjawab pertanyaan berikut: 1.Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Jawab: Ya, saya pernah melakukan self-diagnose. Hal ini sering terjadi ketika saya merasakan gejala tertentu dan mencoba mencari tahu penyebabnya melalui informasi di internet atau pengalaman pribadi. 2.Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Jawab: Contoh self-diagnose yang pernah saya lakukan adalah merasa cemas dan menganggapnya sebagai gangguan kecemasan tanpa berkonsultasi ke ahli. Awalnya, saya pikir ini membantu karena saya lebih sadar tentang kondisi saya. Namun, tanpa panduan ahli, asumsi saya terkadang salah atau berlebihan, yang malah memperburuk kecemasan. 3.Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Jawab: Akibat buruknya adalah kekhawatiran berlebih, salah paham terhadap kondisi diri, mengabaikan diagnosis profesional, dan memperburuk kondisi mental atau fisik.
1. Pernah 2. Berkat self diagnose yang saya lakukan pada diri saya, menurut saya itu menjadi hal yang baik untuk saya. Karena, saya dari situ jadi mulai berubah pola hidup saya 3. Hal itu akan memunculkan kecemasan berlebih yang dapat membuat kita selalu merasa tidak tenang dan dapat berdampak pada kesehatan mental
1. Iya pernah. 2. Mencari gejala kesehatan pada internet, baik karena kita bisa peka terhadap kesehatan tetapi juga kadang buruk yang menyebabkan kecemasan. 3.- Salah diagnosis - Kecemasan berlebihan - Mengabaikan dokter - Risiko komplikasi lebih tinggi
1. Pernah 2. Setelah saya terjatuh dari sepeda saya mendiagnosis bahwa penyakit ini harus diobati dengan salep lalu di perban untuk menutupinya. Itu adalah hal yang baik 3. Akan terjadi gejala penyakitnya lebih buruk
1. Ya, pernah. 2. Pernah mengira terkena gangguan kecemasan karena sulit tidur, tapi ternyata hanya kelelahan. Dampaknya buruk karena jadi terlalu khawatir. 3. Salah mengambil tindakan, kecemasan berlebih, dan gangguan kesehatan lain bisa tidak terdeteksi.
1. Tidak pernah 2. Tidak pernah 3. Self-diagnosis juga bisa berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan kamu mengalami kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu. Misalnya, kamu belakangan ini sering merasa pusing. Lalu, kamu mencari tahu sendiri kira-kira apa yang menjadi penyebab gejala pusing yang sering kamu alami melalui melalui internet.
1.pernah 2.diabetes melitus, menjadi hal baik karena menjadikan saya menjaga pola makan 3.menjadi terlalu berpikir berlebihan sehingga akhirnya terjadi yang harusnya tidak
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Pernah namun tidak sering 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Self diagnosis berupa rencana karir di masa depan bagaimna sikap yang harus di perlukan untuk menghadapi dunia setelah sekolah dan ada baiknya 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Buruk karena menjadikan diri tidak percaya diri sering mempunyai pikiran yang berlebihan bahkan bisa menyebabkan gangguan mental karena mendiagnosis diri sendiri tanpa tujuan dan cara yang benar akan menimbulkan dampak yang buruk bagi diri kita sendiri
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? Pernah namun tidak sering 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? Self diagnosis berupa rencana karir di masa depan bagaimna sikap yang harus di perlukan untuk menghadapi dunia setelah sekolah dan ada baiknya 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? Buruk karena menjadikan diri tidak percaya diri sering mempunyai pikiran yang berlebihan bahkan bisa menyebabkan gangguan mental karena mendiagnosis diri sendiri tanpa tujuan dan cara yang benar akan menimbulkan dampak yang buruk bagi diri kita sendiri
1. Pernahkah kamu melakukan self diagnose pada dirimu sendiri? >>> Pernah 2. Self diagnose apa yang pernah kamu lakukan pada dirimu? Apakah itu menjadi hal yang baik atau sebaliknya? >>> Self diagnosis saat saya menderita penyakit maag. Untungnya dengan adanya self diagnosis yang saya lakukan, saya jadi tahu hal-hal apa saja yang bisa memperparah terjadinya maag. 3. Apa akibat buruk jika self diagnose terus menerus dilakukan pada diri kita? >>> Dapat menyebabkan gangguan mental karena dapat menimbulkan kekhawatiran.
Sri Widowati. Topik yang keren Miss Rul. Tanpa disadari saya pun pernah melakukan self diagnosis. Namun untungnya self diagnosis saya yang bagus-bagus saja. Karena saya percays bahwa kita sesuai dengan apa yang kita fikirkan. ????