Komdigi Kaji Pengguna Harus Beli Internet Premium untuk Akses WhatsApp Call
Oleh: Izhah
Nasional, Kabarterdepan.com – Komisi Digital dan Telekomunikasi Nasional (Komdigi) tengah mengkaji wacana penyesuaian akses layanan berbasis VoIP, termasuk WhatsApp Call, yang ke depannya hanya bisa digunakan melalui paket internet premium.
Kebijakan ini masih dalam tahap kajian awal, namun telah memicu beragam reaksi dari masyarakat dan pelaku industri digital.
Menurut Direktur Strategi dan Kebijakan Infrastruktur Digital Kemkomdigi Denny Setiawan, kebijakan ini bertujuan untuk mendorong efisiensi penggunaan jaringan dan mendukung pertumbuhan infrastruktur digital nasional.
“Saat ini banyak pengguna mengakses layanan panggilan suara gratis via aplikasi OTT (over-the-top) seperti WhatsApp, Telegram, dan lainnya, yang membebani jaringan operator. Kami sedang mengevaluasi apakah perlu ada pemisahan kualitas dan layanan antara pengguna paket reguler dan premium,” ujarnya.
Jika wacana ini diterapkan, artinya pengguna yang ingin menggunakan fitur WhatsApp Call atau layanan panggilan internet lainnya mungkin harus berlangganan paket data premium dengan harga lebih tinggi dan bandwidth lebih stabil.
Wacana ini segera mendapat sorotan tajam dari masyarakat. Banyak pengguna media sosial menilai langkah tersebut membatasi kebebasan akses dan bisa memberatkan pengguna dengan keterbatasan ekonomi.
Komdigi menegaskan bahwa belum ada keputusan resmi. Kajian ini masih dalam tahap konsultasi publik dan koordinasi dengan operator telekomunikasi serta penyedia layanan digital.
“Kami membuka ruang dialog. Jika masyarakat menilai ini membatasi, kami akan mendengarkan. Tujuannya adalah mencari jalan tengah antara kualitas jaringan, hak konsumen, dan kelangsungan bisnis operator,” tambah perwakilan Komdigi.
Wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk paket internet premium masih menuai pro dan kontra. Pemerintah diharapkan berhati-hati agar kebijakan digital tidak kontra produktif terhadap inklusi teknologi dan pemerataan akses informasi di Indonesia.
Komentar
Silakan login untuk memberi komentar:
LoginSaya kurang setuju dengan wacana pengguna harus membeli internet premium untuk mengakses layanan Volp seperti WhatsApp Call. Internet premium tentunya memiliki harga yg lebih tinggi sehingga membuat para pengguna mengeluarkan biaya lebih untuk membelinya. Dengan ini, pengguna akan terbebani. WhatsApp Call sangat berguna untuk komunikasi jarak jauh. Jika internet premium menjadi syarat wajib untuk bisa mengakses WhatsApp Call, ini bisa saja membuat masyarakat di daerah terpencil dan masyarakat menengah ke bawah semakin tertinggal dengan perkembangan
Wacana pembatasan akses WhatsApp Call pada paket internet premium dapat memicu polemik. Di satu sisi, pengoptimalan infrastruktur digital dan peningkatan kualitas jaringan penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Namun, di sisi lain, pembatasan ini berpotensi menghambat akses komunikasi, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pemerintah perlu mengkaji dampak sosial-ekonomi secara mendalam dan mempertimbangkan alternatif solusi yang lebih inklusif, seperti subsidi atau tarif khusus untuk kelompok masyarakat tertentu, agar inovasi teknologi tetap terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
menurut saya, wacana ini berisiko menciptakan kesenjangan digital yang lebih dalam. Pengguna dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, yang mengandalkan paket reguler, akan terdampak langsung karena tidak bisa lagi mengakses layanan komunikasi penting secara bebas.
Menurut saya penggunaan Internet premium untuk mengakses WhatsApp Call dapat menguntungkan dan merugikan beberapa pihak. Pihak komdigi sebagai operator merasa untung karena harga Internet Premium mahal dan bisa menjadi ladang uang bagi mereka. Namun bagi masyarakat umum hal itu jelas merugikan terutama bagi mereka yang berada di kalangan orang kurang mampu. Hal ini harus diteliti lebih lanjut sebelum peraturan resminya dikeluarkan.
Menurut saya penggunaan Internet premium untuk mengakses WhatsApp Call dapat menguntungkan dan merugikan beberapa pihak. Pihak komdigi sebagai operator merasa untung karena harga Internet Premium mahal dan bisa menjadi ladang uang bagi mereka. Namun bagi masyarakat umum hal itu jelas merugikan terutama bagi mereka yang berada di kalangan orang kurang mampu. Hal ini harus diteliti lebih lanjut sebelum peraturan resminya dikeluarkan.
Saya tidak setuju dengan wacana pengguna harus membeli internet premium untuk akses layanan VoIP seperti WhatsApp Call. Wacana ini menimbulkan kekhawatrian terhadap masyarakat. Internet premium memerlukan biaya yang lebih tinggi sehingga dapat membebani pengguna yang biasanya menggunakan akses WhatsApp Call secara gratis. Masyarakat di daerah terpencil atau menengah ke bawah bisa semakin tertinggal apabila akses layanan berbasis VoIP premium menjadi syarat wajib.
Kebijakan ini akan sangat menuai kontroversi, karena akan membebani seluruh masyarakat di indonesia khususnya dengan keterbatasan ekonomi. Kebijakan ini juga akan membuat indonesia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan membuat indonesia tertinggal jauh dalam penggunaan dan pemanfaatan teknologi komunikasi. Jadi, sejahterakan dulu rakyatnya pak sebelum menerapkan kebijakan tersebut.
Menurut saya, dengan dibatasinya akses untuk melakukan panggilan dapat mempersulit rakyat untuk berkomunikasi jarak jauh. Rakyat kecil yang tidak memiliki ckup uang untuk mempremiumkan whatsappnya menjadi kesulitan karena aturan baru tersebut. Jika kebijakan ini diberlakukan maka banyak yang dirugikan daripada diuntungkan khususnya untuk rakyat yang kurang mampu
Komdigi dengan sebaiknya berdiskusi atau mengkaji ulang dengan masyarakat dan pelaku industri, serta mencari alternatif kebijakan yang menjaga keseimbangan antara kualitas jaringan, kepentingan ekonomi, dan hak akses publik.
Keputusan pembatasan WhatsApp Call untuk paket premium perlu dievaluasi ulang karena dapat memberatkan pengguna, terutama masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Kebijakan ini dapat membatasi akses komunikasi via telepon WhatsApp, menimbulkan kesulitan bagi mereka yang mengandalkan layanan ini.
Menurut saya pribadi tidak setuju , karena dapat membuat keterbatasan akses,yang awalnya gratis menjadi berbayar.
Menurut saya penggunaan Internet premium untuk mengakses WhatsApp Call dapat menguntungkan dan merugikan beberapa pihak. Pihak komdigi sebagai operator merasa untung karena harga Internet Premium mahal dan bisa menjadi ladang uang bagi mereka. Namun bagi masyarakat umum hal itu jelas merugikan terutama bagi mereka yang berada di kalangan orang kurang mampu. Hal ini harus diteliti lebih lanjut sebelum peraturan resminya dikeluarkan.
Dari kacamata saya, Saya kurang setuju dengan rencana kebijakan pembatasan WhatsApp Call untuk paket premium oleh Komdigi, sehingga perlu dipertimbangkan ulang. Kebijakan tersebut dapat memberatkan pengguna, terutama masyarakat dengan strata ekonomi menengah ke bawah, dan masyarakat pada kalangan tersebut tidak bisa merasakan kemudahan layanan telepon via WhatsApp, Hal tersebut memicu permasalahan dalam sektor telekomunikasi melalui gawai pintar yang seharusnya memudahkan manusia dalam menghubungkan satu sama lain.
Wacana pembatasan akses WhatsApp Call pada paket internet premium dapat memicu polemik. Di satu sisi, pengoptimalan infrastruktur digital dan peningkatan kualitas jaringan penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Namun, di sisi lain, pembatasan ini berpotensi menghambat akses komunikasi, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pemerintah perlu mengkaji dampak sosial-ekonomi secara mendalam dan mempertimbangkan alternatif solusi yang lebih inklusif, seperti subsidi atau tarif khusus untuk kelompok masyarakat tertentu, agar inovasi teknologi tetap terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
sepertinya saya tidak setuju dengan kebijakan panggilan whatsApp hanya bisa dilakukan melalui internet premium. hal ini justru menyulitkan banyak orang yang menggantungkan komunikasi sehari-hari pada whatsApp, terutama pelajar, mahasiswa, dan pekerja dengan keterbatasan kuota. whatsApp menjadi salah satu media komunikasi utama karena praktis dan hemat, jadi membatasinya hanya pada pengguna internet premium bisa menimbulkan kesenjangan akses informasi. kebijakan seperti ini juga tidak berpihak pada masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang membutuhkan alternatif komunikasi murah.
Dari kacamata saya, Saya kurang setuju dengan rencana kebijakan pembatasan WhatsApp Call untuk paket premium oleh Komdigi, sehingga perlu dipertimbangkan ulang. Kebijakan tersebut dapat memberatkan pengguna, terutama masyarakat dengan strata ekonomi menengah ke bawah, dan masyarakat pada kalangan tersebut tidak bisa merasakan kemudahan layanan telepon via WhatsApp, Hal tersebut memicu permasalahan dalam sektor telekomunikasi melalui gawai pintar yang seharusnya memudahkan manusia dalam menghubungkan satu sama lain.
Wacana pembatasan WhatsApp Call melalui paket internet premium berpotensi menghambat akses komunikasi yang selama ini terjangkau dan luas digunakan masyarakat. Meskipun dimaksudkan untuk efisiensi jaringan, kebijakan ini rawan melanggar prinsip netralitas internet dan bisa memperlebar kesenjangan digital. Pemerintah perlu berhati-hati agar kebijakan tidak justru kontra produktif terhadap inklusi dan pemerataan akses teknologi di Indonesia.
Menurut saya, saya sendiri kurang setuju dengan wacana dari Komdigi yang ingin membatasi akses WhatsApp Call hanya untuk pengguna internet premium, karena hal ini akan menimbulkan kesenjangan dan membatasi komunikasi masyarakat terutama bagi rakyat kecil hingga menengah.
Menurut saya wacana pembatasan WhatsApp Call lewat paket internet premium dinilai memberatkan, terutama bagi pengguna dengan ekonomi terbatas. Meski bertujuan efisiensi jaringan, kebijakan ini berpotensi menghambat pemerataan akses digital. Pemerintah sebaiknya mencari solusi tanpa membatasi hak komunikasi masyarakat.
Wacana pembatasan WhatsApp Call untuk paket premium justru bisa merugikan rakyat kecil dan memperlebar kesenjangan digital Dan Rencana ini justru menghambat akses komunikasi yang seharusnya mudah dan merata. Kebijakan ini bisa memperlebar kesenjangan digital.
Saya tidak setuju dengan adanya wacana ini. Karena fitur WhatsApp Call adalah salah satu fitur yang hampir setiap hari di gunakan oleh masyarakat. Jika ada wacana kebijakan seperti itu, akan banyak masyarakat yang keberatan apalagi masyarakat dengan ekonomi kebawah.
ya kalau menurut saya, jika beli internet premium untuk whatsap call, saya tidak setuju karena tidak semua orang bisa membeli paket internet premium, setiap orang memiliki ekonomi yang berbeda beda, ketika whatsap call harus beli internet dulu terkadang kita setiap harinya butuh telfon/video call entah itu dengan teman smp, keluarga, dan teman sma, karena itu semua sangat penting menurut saya
Wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk paket internet premium tersebut menurut saya akan memberatkan pengguna dengan keterbatasan ekonomi dan dapat membatasi kebebasan akses. Karena jika wacana ini diterapkan, pengguna yang ingin menggunakan fitur WhatsApp Call harus berlangganan paket data premium dengan harga lebih tinggi dan bandwidth lebih stabil.
memang baik, yaitu untuk mencari jalan tengah dari layanan call gratis OTT yang membebani operator. Namun, hal ini akan memberi dampak negatif bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Kesenjangan ekonomi masyarakat Indonesia saat ini cukup signifikan, adanya ketimpangan pendapatan juga memengaruhi hal ini. Dalam kondisi ekonomi Indonesia saat ini, tentunya masyarakat akan bereaksi negatif terhadap hal ini dan cenderung menolak.
Wancana ini untuk mengurangi beban jaringan justru membuat adanya kesenjangan digital bagi masyarakat tingkat menengah kebawah karena jika ingin komunikasi lewat telfon mengharus membayar paket internet premium dan hal ini menyebabkan menghambat komunikasi jarak jauh
Menurut pendapat saya Kebijakan membatasi WhatsApp Call hanya untuk pengguna internet premium merugikan masyarakat. Ini bisa menghambat komunikasi, menambah beban ekonomi, dan memperlebar kesenjangan digital. Di era digital, akses seperti ini seharusnya terjangkau dan merata, bukan dibatasi.
Menurut saya, wacana WhatsApp Call hanya bisa diakses melalui internet premium kurang bijak, dikarenakan hal tersebut sangat menghambat akses komunikasi yang seharusnya mudah malah di persulit.
Janganlah, kami rungkad. Semuanya jangan serba privilage
Wacana Komdigi untuk membatasi akses WhatsApp Call hanya lewat paket internet premium menimbulkan pro dan kontra. Meski bertujuan meningkatkan efisiensi jaringan dan mendukung infrastruktur digital, kebijakan ini dikhawatirkan membatasi akses masyarakat, terutama yang ekonominya terbatas. Pemerintah perlu berhati-hati agar tidak menghambat inklusi digital dan kesetaraan akses informasi.
Menurut aku, wacana WhatsApp Call cuma bisa dipakai di paket internet premium itu kurang tepat. Memang sih tujuan pemerintah bagus, mau jaga kualitas jaringan dan dorong infrastruktur digital. Tapi kalau dibuat eksklusif gini, justru bikin kesenjangan digital makin lebar. Anak sekolah, mahasiswa, atau pekerja dengan budget yang pas-pasan bisa jadi nggak bisa video call atau voice call lewat WhatsApp, padahal itu salah satu cara komunikasi yang murah dan efektif. Lagi pula, WhatsApp Call itu bukan cuma buat gaya-gayaan. Banyak orang pakai buat belajar online, koordinasi kerja, atau bahkan darurat. Kalau dibatasi hanya untuk yang mampu beli paket premium, berarti pemerintah kayak nutup akses teknologi cuma untuk kelompok tertentu. Menurutku solusi yang lebih adil adalah perbaikan infrastruktur dan pengaturan kapasitas jaringan yang merata, bukan membatasi fitur penting ke paket mahal.
Kebijakan internet premium ini memang bertujuan untuk mengurangi beban jaringan. Namun rencana ini justru menghambat akses komunikasi yang harusnya mudah dan merata. Bahkan memungkinkan, kebijakan ini bisa memperlebar kesenjangan digital di seluruh daerah secara merata.
Menurut saya hal ini dapat meningkatkan kualitas layanan, mengurangi penyebaran informasi hoaks melalui panggilan suara, dan melindungi privasi pengguna. tapi disisi lain, hal ini juga dapat membatasi komunikasi, merugikan bisnis yang mengandalkan WhatsApp Call, dan menimbulkan kesulitan bagi pengguna serta masyarakat di daerah dengan akses internet terbatas.
Wacana ini berpotensi merugikan rakyat kecil dan menghambat kemajuan digital nasional. Niat baik pemerintah harus diimbangi dengan pendekatan inklusif, adil, dan berorientasi masa depan.Namun, Wacana ini sebaiknya ditinjau sangat hati-hati dan inklusif. Akses informasi dan komunikasi adalah bagian dari hak digital masyarakat.
Walaupun kebijakan ini merupakan wacana dan belum terlaksana secara resmi, saya tak henti hentinya tergelak atas kebijakan baru pemerintah yang kerap merugikan warga daripada menyejahterakannya. Hal ini tentunya mendapat tolakan keras dari masyarakat terutama yang telah menggunakan sosial media dalam waktu yang cukup lama. Jika provider dari aplikasinya sendiri tidak meminta kita untuk berlangganan, mengapa negara justru meminta warganya membayar lebih untuk sebuah akses yang sebelumnya sudah tersedia? Dengan dalih efisiensi, sayangnya pemerintah terus mengecewakan masyarakat yang justru menunggu kabar baik negara ini.
Wacana ini berpotensi merugikan rakyat kecil dan menghambat kemajuan digital nasional. Niat baik pemerintah harus diimbangi dengan pendekatan inklusif, adil, dan berorientasi masa depan. Komunikasi digital bukan lagi layanan tambahan, tapi bagian dari kebutuhan pokok masyarakat modern. Kebijakan yang menghalanginya harus dipertimbangkan ulang secara matang.
Sudah jelas kalau kita menanyakan pendapat publik. Mereka tidak akan setuju. Karena internet premium susah tidak masuk akal. Apalagi menilai dari kondisi ekonomi warga Indonesia saat ini. Internet premium adalah hal yang justru merugikan negara. Belum lagi ada pernyataan dari suatu oknum yang mengatakan "internet cepat buat apa?" Tapi sekarang malah membuat internet cepat namun di premium kan. Apakah anda berpikir rakyat akan senang akan hal itu? Pikirkan sendiri dengan matang sebelum membuat ide baru yang tidak masuk akal.
Rencana Komdigi yang mengkaji kewajiban membeli internet premium untuk mengakses WhatsApp Call menuai pro dan kontra. Di satu sisi, hal ini disebut dapat meningkatkan kualitas layanan, namun di sisi lain berpotensi melanggar prinsip netralitas internet dan memperlebar kesenjangan digital, terutama bagi pengguna dengan keterbatasan biaya. Saat ini pemerintah menegaskan belum ada rencana membatasi atau memblokir layanan VolP, namun wacana ini tetap perlu diawasi dan dibahas secara transparan agar akses komunikasi dasar tetap terjamin bagi semua kalangan.
Menurut saya, wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket premium tidak tepat. Ini bisa membatasi akses masyarakat kecil dan bertentangan dengan semangat inklusi digital. Solusi seharusnya adalah meningkatkan infrastruktur, bukan membatasi layanan penting. Pemerintah harus memastikan akses digital tetap adil dan merata.
Pembatasan WhatsApp Call untuk pengguna premium berpotensi memperlebar kesenjangan digital. Meskipun dapat meningkatkan efisiensi jaringan, kebijakan ini akan membatasi hak komunikasi bagi masyarakat yang kurang mampu. Pemerintah perlu mencari solusi yang seimbang antara kemajuan infrastruktur dan akses merata bagi semua orang.
Jika kebijakan ini dijalankan yang artinya pengguna yang ingin menggunakan fitur WhatsApp Call atau layanan panggilan internet lainnya mungkin harus berlangganan paket data premium, mungkin akan berpotensi merugikan masyarakat, terutama di daerah yang pedalaman dan orang yang kekurangan, ada yang untuk makan saja sudah syukur, kalau di tambah penggunaan WhatsApp cell atau aplikasi OTT lainya yang harus di bebankan juga, pasti akan menciptakan masalah masalah baru
Saya tidak setuju dengan wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket internet premium. Kebijakan seperti ini bisa membatasi akses komunikasi masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi. Pemerintah seharusnya fokus pada pemerataan akses digital, bukan malah mempersempitnya.
Menurut saya, kebijakan ini tidak selalu menimbulkan dampak yang bagus bagi masyarakat, karena untuk aplikasi WhatsApp sendiri sudah menjadi alat komunikasi di sebagian besar masyarakat di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Tetapi jika memang perlu dilakukan seperti itu, mungkin Komdigi bisa membatasi lama waktu ketika menggunakan WhatsApp Call, dan ketika sudah melebihi batas harus menggunakan Internet Premium, sehingga ketika ada kepentingan mendadak kita masih bisa menggunakan WhatsApp Call dengan internet biasa.
Menurut saya, wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket internet premium berisiko mengurangi akses masyarakat terhadap komunikasi murah, terutama bagi yang ekonominya terbatas, sehingga pemerintah perlu mencari solusi yang menjaga kualitas jaringan tanpa mengorbankan pemerataan akses.
Saya kurang setuju dengan wacana Komdigi yang ingin membatasi akses WhatsApp Call hanya untuk pengguna internet premium. Menurut saya, kebijakan seperti ini bisa merugikan masyarakat, terutama yang ekonominya terbatas. Saat ini, banyak orang menggunakan WhatsApp Call karena gratis dan praktis, apalagi untuk komunikasi jarak jauh. Kalau fitur itu hanya bisa diakses dengan paket mahal, maka akan muncul kesenjangan digital antara orang yang mampu dan yang tidak.
tidak setuju terhadap wacana ini karena dapat membatasi akses komunikasi masyarakat berpenghasilan rendah dan menghambat pemerataan akses digital di Indonesia
menurut saya, jika kebijakan tersebut diterapkan maka akan muncul keterbatasan bersosial media dalam berkomunikasi dengan orang lain dan belum tentu semua orang mampu membeli paket premium ini. maka dari itu saya tidak setuju
tidak setuju terhadap wacana ini karena dapat membatasi akses komunikasi masyarakat berpenghasilan rendah dan menghambat pemerataan akses digital di Indonesia
tidak setuju terhadap wacana ini karena dapat membatasi akses komunikasi masyarakat berpenghasilan rendah dan menghambat pemerataan akses digital di Indonesia
Penggunaan internet premium untuk WhatsApp Call perlu dikaji secara bijak. Meskipun tujuannya untuk efisiensi jaringan, kebijakan ini membatasi akses komunikasi. Apalagi di era sekarang, komunikasi digital menjadi kebutuhan utama, baik untuk pribadi, pendidikan maupun pekerjaan. Hal ini juga memberatkan bagi yang kurang mampu untuk membeli paket internet, sehingga dapat menimbulkan ketimpangan digital.
Komdigi sebaiknya mengkaji ulang dengan masyarakat dan pelaku industri, serta mencari alternatif kebijakan yang menjaga keseimbangan antara kualitas jaringan, kepentingan ekonomi, dan hak akses publik.
pembedaan jaringan bisa menjadi beban masyarakat yang berhak berdigital.karna pembedaan masyarakat akan bingung dan terbebani karna WhatsApp Call saja harus membeli paket premium.whatsapp sudah menjadi bagian kehidupan sehari hari ditambahnya wacana ini masyarakat menjadi beban pikiran
kebijakan harus membeli internet premium untuk menggunakan whatsapp call dapat membuat terbatasnya akses komunikasi di lingkungan masyarakat
Kalau bener WhatsApp Call dibatasi cuma buat yang beli paket premium, pasti bikin heboh. Soalnya banyak orang yang ngandelin fitur itu buat komunikasi murah, apalagi yang punya keluarga jauh. Meskipun mungkin tujuannya buat ningkatin jaringan atau infrastruktur, tetap aja bakal ngerugiin banyak orang, terutama yang penghasilannya pas-pasan. Pemerintah dan perusahaan harusnya cari solusi yang adil, jangan langsung batasi akses ke fitur yang udah jadi kebutuhan sehari-hari.
Menurut saya kebijakan seperti ini sangat membebankan masyarakat terutama di zaman sekarang yang semua berkomunikasi lewat internet dan jarak jauh menggunakan aplikasi layanan OTT seperti Whatsapp dll. Banyak Masyarakat bahkan penduduk yang di wilayah terpencil bahkan kurang mampu akan sulit untuk melakukan komunikasi lewat call lagi. Namun jika dilihat dalam pandang operator telekomunikasi nya sendiri, hal ini juga merugikan bagi mereka, seperti Telkomsel, XL dll. Merugikan kenapa? karna Layanan OTT memanfaatkan infrastruktur dari layanan telekomunikasi, namun tidak memberikan pendapatan tambahan, lalu juga beban bandwith nya yang meningkat namun imbalan nya tidak sepadan dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk upgrade dan perawatannya
Menurut saya kebijakan seperti ini sangat membebankan masyarakat terutama di zaman sekarang yang semua berkomunikasi lewat internet dan jarak jauh menggunakan aplikasi layanan OTT seperti Whatsapp dll. Banyak Masyarakat bahkan penduduk yang di wilayah terpencil bahkan kurang mampu akan sulit untuk melakukan komunikasi lewat call lagi. Namun jika dilihat dalam pandang operator telekomunikasi nya sendiri, hal ini juga merugikan bagi mereka, seperti Telkomsel, XL dll. Merugikan kenapa? karna Layanan OTT memanfaatkan infrastruktur dari layanan telekomunikasi, namun tidak memberikan pendapatan tambahan, lalu juga beban bandwith nya yang meningkat namun imbalan nya tidak sepadan dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk upgrade dan perawatannya
menurut saya, Wacana pembatasan akses layanan VoIP seperti whatsApp call hanya melalui paket internet premium perlu dikaji secara hati-hati. Meskipun tujuannya untuk efisiensi jaringan dan mendukung infrastruktur digital, kebijakan ini berpotensi memperlebar kesenjangan digital dan membatasi akses komunikasi, terutama bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Pemerintah sebaiknya fokus pada solusi yang inklusif dan teknis tanpa membatasi hak konsumen, seperti peningkatan infrastruktur atau pengaturan kualitas layanan. Kebijakan digital harus berpihak pada pemerataan akses, bukan hanya mendukung kepentingan operator.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membantah kabar adanya rencana untuk mewajibkan pengguna membeli internet premium untuk menggunakan WhatsApp Call, namun mengakui adanya kajian awal terkait model bisnis layanan digital OTT Indonesia seperti WhatsApp, yang didukung oleh operator seluler untuk menjamin kualitas layanan. Kajian ini muncul dari usulan operator telekomunikasi yang ingin mencari model bisnis lebih adil dengan layanan OTT, namun Komdigi menegaskan bahwa belum ada pembahasan resmi terkait kebijakan pembatasan layanan tersebut. dan apabila hal ini benar benar terjadi maka Layanan panggilan gratis melalui aplikasi over-the-top (OTT) seperti WhatsApp, Telegram, dan sejenisnya dianggap membebani jaringan operator seluler.
Wacana membatasi WhatsApp Call ke paket premium menuai pro dan kontra. Sisi Positif: Mengurangi beban jaringan operator. Mendorong investasi infrastruktur digital. Sisi Negatif: Memberatkan pengguna dengan keterbatasan ekonomi. Berpotensi menciptakan kesenjangan digital. Pemerintah diharapkan bijak dalam mengambil keputusan agar tidak menghambat inklusi teknologi.
menurut saya pribadi wacana penggunaan internet premium pada Whatsapp call kurang relevan karena membuat saya pribadi merasa keterbatasan penggunaan medsos apalagi aplikasi WhatsApp bagi saya dan masyarakat lainnya itu hal yang sangat penting untuk di era di gitalisis saat ini.Apalagi Whatsap penting untuk menghubungi orang terdekat maupun saudara jauh ga harus menjadikan internet menjadi premium.
menurut saya wacana ini hanya dapat menyusahkan masyarakat dengan ekonomi yg terbatas apalagi jika rumah mereka berada di pedalaman yg sulit untuk mendapatkan jaringan internet terlebih lagi harus membayar jika WhatsApp call
menurut saya, sangat tidak efisien di era digital saat ini
menurut saya kebijakan ini ada kelebihan dan kekurangannya tujuannya untuk internet lebih stabil dll tetapi kekurangannya sangat banyak dikarenakan untuk yang ekonominya menengah atau ke bawah itu sangat susah untuk biaya internet premium tersebut
menurut saya hal ini dapat meningkatkan kualitas layanan, mengurangi penyebaran informasi hoaks melalui panggilan suara, dan melindungi privasi pengguna. tapi disisi lain, hal ini juga dapat membatasi komunikasi, merugikan bisnis yang mengandalkan WhatsApp Call, dan menimbulkan kesulitan bagi pengguna serta masyarakat di daerah dengan akses internet terbatas.
Komdigi mengkaji pembatasan WhatsApp Call hanya untuk paket premium demi efisiensi jaringan dan pengembangan infrastruktur digital, namun menuai pro dan kontra karena dinilai membatasi akses bagi pengguna.
Menurut saya, kebijakan ini tidak selalu menimbulkan dampak yang bagus bagi masyarakat, karena untuk aplikasi WhatsApp sendiri sudah menjadi alat komunikasi di sebagian besar masyarakat di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Tetapi jika memang perlu dilakukan seperti itu, mungkin Komdigi bisa membatasi lama waktu ketika menggunakan WhatsApp Call, dan ketika sudah melebihi batas harus menggunakan Internet Premium, sehingga ketika ada kepentingan mendadak kita masih bisa menggunakan WhatsApp Call dengan internet biasa.
menurut saya kebijakan ini sangat merugikan karena dapat membatasi hak masyarakat berkomunikasi secara bebas
isi pikiran pemerintah tiap hari: "kebijakan apa lagi ya yang bisa menyengsarakan rakyat hari ini" mana janji 19jt lapangan kerja? sudah susah cari kerjaan, gaji sedikit, dicekik pajak, sekarang nambah kebijakan ga jelas yang justru akan menambah penyengsaraan bagi rakyat yang tidak mampu. ga efisien banget kocag. selama ini internetan pake apa kalo bukan beli? jasa komunikasi non internet juga bayar pake pulsa, dan itu tidak gratis, kita beli. kalo internetan gratis, valid aja nyuruh buat beli premium. emang pemerintah kocag kebijakan kocag.
saya kurang setuju dengan adanya wacana tersebut, karena akan mengakibatkan terjadinya keterbatasan kebebasan dalam mengakses media sosial. Seperti yang kita ketahui, masih banyak orang-orang yang mengalami keterbatasan ekonomi juga, jadi dengan adanya peraturan yang baru itu maka akan mengakibatkan masalah baru bagi kalangan ekonomi menengah kebawah.
Menurut saya, wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket internet premium adalah kebijakan yang kurang adil dan merugikan masyarakat, terutama yang ekonominya menengah ke bawah. Layanan seperti WhatsApp Call sangat membantu pelajar, pekerja, dan masyarakat umum untuk berkomunikasi tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan. Kalau dibatasi hanya untuk yang beli paket premium, artinya orang harus bayar lebih mahal untuk akses yang seharusnya bisa dinikmati semua orang. Selain itu, kebijakan ini bisa memperlebar kesenjangan digital. Orang-orang di daerah terpencil atau yang ekonominya sulit, jadi makin susah untuk berkomunikasi. Padahal sekarang pemerintah sedang gencar memajukan digitalisasi dan pemerataan akses internet. Saya setuju kalau jaringan perlu dijaga kualitasnya, tapi solusinya bukan dengan membatasi akses. Harusnya pemerintah dan operator fokus memperbaiki infrastruktur, bukan malah mempersulit rakyat. Kesimpulannya, wacana ini sebaiknya dibatalkan karena tidak berpihak pada rakyat kecil dan bisa menghambat kemajuan teknologi di Indonesia.
Menurut saya, wacana WhatsApp Call cuma bisa diakses lewat paket internet premium itu justru bikin repot banyak orang. Kita udah terbiasa banget komunikasi pakai WA — entah itu buat ngobrol sama keluarga, temen, atau bahkan urusan kerja dan sekolah. Kalau tiba-tiba fitur itu dibatasi, banyak yang bakal kesulitan, terutama yang cuma mampu beli paket reguler. Layanan kayak WhatsApp Call itu udah jadi kebutuhan dasar di era sekarang. Jadi kalau aksesnya dipersulit, malah kayak mundur lagi ke belakang. Kasihan masyarakat yang penghasilannya terbatas. Mereka bisa makin jauh tertinggal dari perkembangan teknologi. Intinya sih, kalau tujuannya mau ningkatin kualitas jaringan, ya mestinya bukan dengan membatasi akses. Harusnya cari solusi yang adil, bukan malah bikin gap digital makin lebar.
Wacana pembatasan akses WhatsApp Call pada paket internet premium dapat memicu polemik. Di satu sisi, pengoptimalan infrastruktur digital dan peningkatan kualitas jaringan penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Namun, di sisi lain, pembatasan ini berpotensi menghambat akses komunikasi, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pemerintah perlu mengkaji dampak sosial-ekonomi secara mendalam dan mempertimbangkan alternatif solusi yang lebih inklusif, seperti subsidi atau tarif khusus untuk kelompok masyarakat tertentu, agar inovasi teknologi tetap terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Apabila pemerintah membatasi akses masyarakat untuk berkomunikasi dengan adanya kebijakan Call WhatsApp premium atau berbayar lebih, itu akan memberatkan atau merepotkan masyarakat yang hanya ingin mengetahui kabar dari saudaranya yang jauh nan di sana namun terkendala biaya karena yang semulanya memiliki harga murah atau memang gratis, menjadi sangat mahal.
Saya tidak setuju dengan adanya wacana ini. Karena fitur WhatsApp Call adalah salah satu fitur yang hampir setiap hari di gunakan oleh masyarakat. Jika ada wacana kebijakan seperti itu, akan banyak masyarakat yang keberatan apalagi masyarakat dengan ekonomi kebawah.
Wacana pembatasan akses WhatsApp Call hanya untuk pengguna internet premium sebaiknya dikaji lebih dalam dan melibatkan suara masyarakat. Meskipun bertujuan meningkatkan efisiensi jaringan, kebijakan ini berpotensi membatasi akses komunikasi bagi masyarakat kecil dan menghambat pemerataan teknologi digital. Pemerintah perlu mencari solusi yang adil dan inklusif, agar pembangunan infrastruktur tidak mengorbankan hak dasar masyarakat dalam berkomunikasi.
Wacana dalam pembatasan WhatsApp call untuk premium ini cukup kontra di kalangan masyarakat, terutama kita yang sudah sehari-hari menggunakan nya secara tak terbatas tiba-tiba harus di batasi, saya berasumsi bahwa jika hal ini terjadi sangat merugikan semua pihak terutama yang bersangkutan dengan WhatsApp seperti Facebook dan Instagram pada akhirnya fiturnya jadi terbatas karena merambat dari aplikasi utama ke yang bersangkutan.
kalau benar kebijakan itu diterapkan, menurut saya akan menimbulkan pro dan kontra. karena sangat merugikan pengguna, membatasi akses komunikasi. karena WhatsApp call selama ini bisa diakses bebas selama punya kuota internet, kalau harus beli paket premium masyarakat harus keluar biaya ekstra hanya untuk fitur yang sebelumnya gratis dan banyak orangg, terutama yang punya keluarga di luar daerah hang mengandalkan WhatsApp call untuk berkomunikasi murah
Wacana pembatasan akses WhatsApp Call pada paket internet premium dapat memicu polemik. Di satu sisi, pengoptimalan infrastruktur digital dan peningkatan kualitas jaringan penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Namun, di sisi lain, pembatasan ini berpotensi menghambat akses komunikasi, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pemerintah perlu mengkaji dampak sosial-ekonomi secara mendalam dan mempertimbangkan alternatif solusi yang lebih inklusif, seperti subsidi atau tarif khusus untuk kelompok masyarakat tertentu, agar inovasi teknologi tetap terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Menurut saya, wacana WhatsApp Call hanya bisa diakses melalui internet premium kurang bijak, dikarenakan hal tersebut sangat menghambat akses komunikasi yang seharusnya mudah malah di persulit.
Menurut saya, wacana pembatasan akses layanan VoIP seperti WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket internet premium adalah kebijakan yang perlu dikaji lebih dalam. Meskipun niatnya untuk efisiensi jaringan dan mendukung operator bisa dipahami, kebijakan ini berisiko membatasi akses komunikasi bagi masyarakat, khususnya kelompok ekonomi lemah dan pelaku UMKM. Langkah ini juga bisa melanggar prinsip netralitas internet, menghambat inklusi digital, serta memicu reaksi negatif dari masyarakat dan pelaku industri. Menurut saya, pemerintah sebaiknya mencari solusi yang lebih adil dan inklusif, seperti mendorong kontribusi OTT untuk pembangunan infrastruktur, bukan dengan membatasi akses publik terhadap layanan komunikasi dasar.
Komdigi sebaiknya berdiskusi /mengkaji ulang dengan masyarakat dan pelaku industri, serta mencari alternatif kebijakan yang menjaga keseimbangan antara kualitas jaringan, kepentingan ekonomi, dan hak akses publik.
saya tidak setuju, jika kebijakan tersebut diterapkan maka akan muncul keterbatasan bersosial media dalam berkomunikasi dengan orang lain dan belum tentu semua orang mampu membeli paket premium ini.
Jika wacana ini diterapkan, artinya pengguna yang ingin menggunakan fitur WhatsApp Call atau layanan VoIP (Voice over Internet Protocol) lainnya, seperti Telegram Call, Google Meet, atau Zoom, mungkin harus membeli paket internet premium.Paket ini kemungkinan akan memiliki harga lebih mahal, dengan bandwidth lebih stabil atau prioritas jaringan tertentu. Kebijakan seperti ini akan membatasi akses komunikasi digital hanya kepada mereka yang mampu secara finansial, dan hal ini dapat menimbulkan ketidaksetaraan digital.
naila isroil- Menurut saya, wacana pembatasan WhatsApp Call untuk paket premium perlu dipertimbangkan ulang. Memang dapat membantu menjaga kualitas jaringan, tetapi berpotensi membatasi akses masyarakat berpenghasilan rendah. Sebaiknya pemerintah mencari solusi yang adil, misalnya peningkatan kapasitas jaringan tanpa membebani rakyat.
menurut saya jika kajian awal tersebut benar adanya dan akan di realisasikan bukan hanya sekedar wacana, semoga saja pemerintah benar benar menggunakan uang premium untuk perkembangan teknologi
Menurut saya informasi mengenai wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk paket internet premium yang dapat mengatur kestabilan lalu lintas jaringan dan menjaga kualitas layanan, tetapi hal tersebut berisiko membatasi akses komunikasi yang mudah, gratis dan menciptakan kesenjangan digital yang lebih parah. Pemerintah sebaiknya mencari solusi lebih baik, seperti mengoptimalisasi jaringan atau kuota VolP di paket reguler, serta melibatkan masyarakat dalam konsultasi publik agar kebijakan tetap mendukung pemerataan akses teknologi di seluruh daerah Indonesia dan tidak menciptakan kesenjangan digital (ntah dalam bentuk ekonomi ataupun daerah).
Menurut saya wacana pembatasan WhatsApp Call lewat paket internet premium dinilai memberatkan, terutama bagi pengguna dengan ekonomi terbatas. Meski bertujuan efisiensi jaringan, kebijakan ini berpotensi menghambat pemerataan akses digital. Pemerintah sebaiknya mencari solusi tanpa membatasi hak komunikasi masyarakat.
Adanya pembatasan tersebut menurut saya akan memperbesar kesenjangan digital. Walaupun dengan tujuan untuk mendorong efisiensi penggunaan jaringan dan mendukung pertumbuhan infrastruktur digital nasional. Yang dimana juga akan menyulitkan rakyat kecil mengakses media komunikasi, karena media tersebut sudah sering digunakan terutama karena hemat.
Rencana ini akan menghambat masyarakat tentunya bagi yang ldr mulai dari keluarga,teman,atau kerabat lain nya Karena akan membuat masyarakat miskomunikasi Trhdp wa premium atauu berbayar
mecca cendikia- Wacana membatasi WhatsApp Call hanya untuk paket premium berisiko memperlebar kesenjangan digital dan melanggar prinsip netralitas internet. Meskipun tujuannya untuk efisiensi jaringan, kebijakan ini bisa membebani masyarakat berpenghasilan rendah dan menghambat inklusi digital. Pemerintah sebaiknya mencari solusi lain yang adil tanpa membatasi akses komunikasi publik.
Kebijakan internet premium ini memang bertujuan untuk mengurangi beban jaringan. Namun rencana ini justru menghambat akses komunikasi yang harusnya mudah dan merata. Bahkan memungkinan kebijakan ini bisa memperlebar kesenjangan digital di seluruh daerah secara merata.
menurut saya, jika beli internet premium untuk whatsap call, saya tidak setuju karena tidak semua orang bisa membeli paket internet premium, setiap orang memiliki ekonomi yang berbeda beda, ketika whatsap call harus beli internet dulu terkadang kita setiap harinya butuh telfon/video call entah itu dengan teman smp, keluarga, dan teman sma, karena itu semua sangat penting menurut saya
menurut saya, jika beli internet premium untuk whatsap call, saya tidak setuju karena tidak semua orang bisa membeli paket internet premium, setiap orang memiliki ekonomi yang berbeda beda, ketika whatsap call harus beli internet dulu terkadang kita setiap harinya butuh telfon/video call entah itu dengan teman smp, keluarga, dan teman sma, karena itu semua sangat penting menurut saya
internet premium hanya di manfaat kan pemerintah untuk korupsi dan menyulitkan masyarakat dan saya sangat tidak setuju dengan kebijakan aneh ini yang dapat merugikan masyarakat. namun dengan kata kata manis dari pemerintah saya hanya ingin semuanya adil dan tidak ada yaang di atas menyulitkan perekonomian masyarakat rendah
Dengan adanya ini komunikasi akan lebih susah, aplikasi WhatsApp ini bertujuan untuk memudahkan komunikasi massyarakat, WhatsApp di era sekarang sudah jadi alat komunikasi yang paling banyak penggunanya. adanya whatsapp premium massyarakat harus membayar lebih untuk komunikasi mereka, masyarakat menengah kebawah akan berpindah ke aplikasi lain yang gratis untuk berkomunikasi, untuk menekan pengeluaran mereka.
Menurut saya ini menambahkan kuota premium untuk WhatsApp hanya menyusahkan saja, dari pada ingin menyusahkan rakyat lebih baik buat kembali tower BTS yg sudah dikorupsi itu.
Tujuan dari wacana pembatasan Whatsapp Call memang baik, yaitu untuk mencari jalan tengah dari layanan call gratis OTT yang membebani operator. Namun, hal ini akan memberi dampak negatif bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Kesenjangan ekonomi masyarakat Indonesia saat ini cukup signifikan, adanya ketimpangan pendapatan juga memengaruhi hal ini. Dalam kondisi ekonomi Indonesia saat ini, tentunya masyarakat akan bereaksi negatif terhadap hal ini dan cenderung menolak. Alangkah baiknya masyarakat menyuarakan pendapatnya dan memberi masukan agar masing-masing pihak yang terlibat dalam hal ini dapat menemukan jalan tengah yang tidak merugikan siapapun.
Menurut saya, kebijakan menggunakan paket internet premium untuk mengakses VoIP justru membatasi masyarakat dan rakyat kecil juga dirugikan karena harga yang lebih mahal
Menurut saya, wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket premium kurang tepat. Ini bisa menyulitkan masyarakat yang bergantung pada layanan gratis untuk komunikasi. Pemerintah seharusnya fokus memperkuat infrastruktur, bukan membatasi akses. Kebijakan digital harus mendukung pemerataan, bukan malah memperlebar kesenjangan.
Adanya pembatasan tersebut menurut saya akan memperbesar kesenjangan digital. Walaupun dengan tujuan untuk mendorong efisiensi penggunaan jaringan dan mendukung pertumbuhan infrastruktur digital nasional. Yang dimana juga akan menyulitkan rakyat kecil mengakses media komunikasi, karena media tersebut sudah sering digunakan terutama karena hemat.
Rencana dari WhatsApp call, ini memang harus dipertimbangkan secara matang, karena membuat penggunaan sosmed menjadi terhalang, apalagi WhatsApp yang penggunaannya hampir setiap saat, ketika fitur WhatsApp call menjadi premium otomatis para pengguna juga harus top up untuk mengakses fitur itu, dan tidak semua masyarakat mempunyai ekonomi yang baik termasuk rakyat kecil yang juga menggunakan WhatsApp
Menurut saya Wacana WhatsApp Call hanya bisa diakses lewat paket internet premium itu bisa dimengerti dari sisi jaringan dan bisnis, tapi berisiko memberatkan masyarakat kecil. Banyak orang pakai WhatsApp Call untuk komunikasi murah, apalagi di daerah atau yang kerja/belajar dari rumah. Kalau dibatasi, bisa jadi penghalang akses informasi. Pemerintah sebaiknya hati-hati, libatkan publik, dan cari solusi yang adil biar nggak kontra produktif sama tujuan inklusi digital.
Menurut saya Wacana WhatsApp Call hanya bisa diakses lewat paket internet premium itu bisa dimengerti dari sisi jaringan dan bisnis, tapi berisiko memberatkan masyarakat kecil. Banyak orang pakai WhatsApp Call untuk komunikasi murah, apalagi di daerah atau yang kerja/belajar dari rumah. Kalau dibatasi, bisa jadi penghalang akses informasi. Pemerintah sebaiknya hati-hati, libatkan publik, dan cari solusi yang adil biar nggak kontra produktif sama tujuan inklusi digital.
Kebijakan ini berpotensi menciptakan kesenjangan digital yang semakin parah. Layanan seperti WhatsApp Call justru menjadi solusi komunikasi murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, pelajar, atau warga di daerah dengan infrastruktur telekomunikasi terbatas.
Tidak setuju. Karena kalau cuma bisa pakai WhatsApp Call lewat paket premium, nanti orang-orang yang ekonominya pas-pasan jadi susah akses. Padahal kan tujuannya biar semua bisa nikmatin teknologi, bukan malah dibatasi.
Pendapatku yohwes, mempersulit masyarakat sudah hal biasa. Kalo misalkan mau blokir wa minimal punya apk chat sendiri, kita? Apa coba????????
Wacana pembatasan WhatsApp Call untuk paket premium berpotensi menghambat inklusi digital dan membebani masyarakat. Pemerintah perlu mengutamakan keadilan akses tanpa mengorbankan pembangunan infrastruktur.
Saya kurang setuju dengan adanya premium untuk akses whatsApp Call karena ini akan memicu biaya yang lebih mahal bagi warga ekonomi nya rendah dan pasti akan terjadi keterbatasan akses apalagi di zaman sekarang semua nya informasi cepat tersampai an melalui whatsApp.
Saya kurang setuju dengan adanya premium untuk akses whatsApp Call karena ini akan memicu biaya yang lebih mahal bagi warga ekonomi nya rendah dan pasti akan terjadi keterbatasan akses apalagi di zaman sekarang semua nya informasi cepat tersampai an melalui whatsApp.
Wacana ini berpotensi merugikan rakyat kecil dan menghambat kemajuan digital nasional. Niat baik pemerintah harus diimbangi dengan pendekatan inklusif, adil, dan berorientasi masa depan. Komunikasi digital bukan lagi layanan tambahan, tapi bagian dari kebutuhan pokok masyarakat modern. Kebijakan yang menghalanginya harus dipertimbangkan ulang secara matang.
Di satu sisi, Komdigi berpendapat kebijakan ini dapat mengefisienkan jaringan dan mendukung pertumbuhan infrastruktur digital. Di sisi lain, ini membatasi akses dan bisa memberatkan pengguna dengan ekonomi terbatas, serta berpotensi menghambat inklusi teknologi.
saya tidak setuju karena akan membebani masyarakat kecil seharusnya kita mendapatkan akses yang merata
Pembatasan VoIP seperti WhatsApp Call lewat paket premium bertujuan kurangi beban jaringan. Namun, bisa membatasi akses komunikasi murah, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah. Pemerintah perlu pastikan kebijakan ini tetap adil dan tidak memberatkan.
Menurut saya, Kebijakan Komdigi yang mengkaji akses WhatsApp Call hanya melalui internet premium menurut saya kurang efisien. Ini bisa membatasi hak masyarakat untuk berkomunikasi, terutama bagi kalangan menengah ke bawah sehingga berisiko terdapat kesenjangan digital
saya kurang setuju mengenai whatsapp call harus premium dulu,karena akan membuat keterbatasan pada sosmed(whatsapp) untuk melakukan komunikasi melewati wa.Harusnya pemerintah mencari solusi untuk masalah ini.
menurut saya, wacana ini justru berpotensi membatasi fleksibilitas akses dan memberatkan pengguna dalam perihal pembelian paket data premium dengan harga yang lebih tinggi demi kestabilan jaringan operator.
Saya tidak setuju dengan kebijakan panggilan WhatsApp hanya bisa dilakukan melalui internet premium. Hal ini justru menyulitkan banyak orang yang menggantungkan komunikasi sehari-hari pada WhatsApp, terutama pelajar, mahasiswa, dan pekerja dengan keterbatasan kuota. WhatsApp menjadi salah satu media komunikasi utama karena praktis dan hemat, jadi membatasinya hanya pada pengguna internet premium bisa menimbulkan kesenjangan akses informasi. Kebijakan seperti ini juga tidak berpihak pada masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang membutuhkan alternatif komunikasi murah.
menurut saya, pembatasan WhatsApp Call pada paket premium menuai kontroversi. Komdigi mengejar efisiensi jaringan, namun kebijakan ini berisiko membatasi akses dan memperparah kesenjangan digital. Diperlukan solusi yang seimbang.
Sebagai murid, kebijakan yang bertujuan untuk mendorong efisiensi penggunaan jaringan dan mendukung pertumbuhan infrastruktur digital nasional ini patut untuk diapresiasi. Namun sebagai generasi muda, aku ngerasa aneh banget sama wacana kalau mau pakai WhatsApp Call harus beli paket internet premium. Karena kita udah terbiasa hidup di era digital yang serba cepat dan fleksibel. Jadi kalau fitur basic kayak WA Call dibatesin, rasanya kayak langkah mundur banget. Buat kita, WA Call itu bukan cuma buat ngobrol santai, tapi juga dipakai buat belajar, ngonten, bahkan wawancara. Kalau harus bayar ekstra cuma buat akses fitur itu, jelas bikin ribet dan malah bikin kesenjangan digital makin lebar. Nggak semua orang punya duit lebih buat beli paket premium. Harusnya internet itu makin inklusif, bukan makin eksklusif. Kita nggak anti paket berbayar, tapi jangan sampe fitur komunikasi yang udah jadi bagian dari kebutuhan harian malah dijadiin privilege. Kita cuma pengen akses yang adil dan setara buat semua, tanpa harus bayar lebih cuma buat tetap terhubung.
Jika mungkin pemerintah benar-benar melakukannya, pemerintah harus berpikir dua kali dikarenakan di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang sedang memburuk saat ini justru dapat membuat rakyat menjadi terbebani maka dari itu kebijakan seperti ini menurut saya kurang setuju.
Saya tidak setuju dengan kebijakan tersebut, karena bisa membatasi kebebasan akses dan bisa memberatkan pengguna dengan keterbatasan ekonomi.
Saya tidak setuju jika pengguna harus menggunakan internet premium hanya untuk bisa mengakses fitur WhatsApp Call. terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan pulsa atau tinggal di daerah dengan akses komunikasi terbatas. Mewajibkan internet premium akan membebani masyarakat
Menurut saya, rencana Kominfo yang mewajibkan pembelian internet premium untuk dapat menggunakan WhatsApp Call tidak tepat. Banyak masyarakat menggunakan WhatsApp Call karena lebih hemat dibandingkan layanan telepon biasa. Jika kebijakan ini diberlakukan, hal tersebut justru akan memberatkan pengguna yang membutuhkan komunikasi cepat namun memiliki keterbatasan biaya. Sebaiknya, Kominfo lebih memfokuskan upaya pada perbaikan kualitas jaringan internet, bukan menambah beban biaya baru.
pembatasan whatsApp call hanya untuk paket internet premium bisa berdampak signifikan pada masyarakat, terutama di daerah dengan akses internet terbatas. kebijakan ini diterapkan tanpa pertimbangan yang matang, bisa memperlebar kesenjangan digital dan menghambat pemerataan akses informasi. Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan yang dibuat tidak hanya mendukung industri, tapi juga melindungi hak-hak masyarakat untuk mengakses teknologi secara adil dan merata.
Kalau ini benar terjadi, efeknya bisa mirip seperti saat platform media sosial memindahkan fitur gratis ke model berlangganan awalnya banyak protes, lalu sebagian adaptasi, tapi banyak juga yang pindah ke platform lain. yang intinya kebijakan WhatsApp yang membatasi panggilan hanya untuk pengguna premium berpotensi menimbulkan penolakan luas, mendorong migrasi ke aplikasi pesaing, dan mengurangi daya tarik WhatsApp sebagai layanan komunikasi gratis. Meskipun bisa menjadi strategi monetisasi, risiko kehilangan kepercayaan dan jumlah pengguna jauh lebih besar dibandingkan potensi keuntungan jangka pendek. .
Menurut Saya, langkah ini bertujuan meningkatkan efisiensi jaringan dan mendukung pembangunan infrastruktur digital. Namun, jika diterapkan, pengguna harus membeli paket data premium dengan harga lebih mahal untuk tetap bisa melakukan panggilan via aplikasi seperti WhatsApp atau Telegram. Kebijakan ini menimbulkan pro dan kontra. Sebagian masyarakat menilai aturan tersebut membatasi kebebasan akses internet dan memberatkan pengguna dengan kemampuan ekonomi terbatas. Komdigi menegaskan kebijakan ini belum final dan masih dalam tahap kajian serta konsultasi publik. Pemerintah berjanji akan mendengarkan aspirasi masyarakat sebelum mengambil keputusan agar tidak menghambat pemerataan akses teknologi di Indonesia.
Wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk paket internet premium menurut saya akan merugikan masyarakat yang memiliki perekonomian rendah, dari hal ini juga akan menyebabkan kesenjangan digitalisasi.
Saya kurang setuju dengan wacana ini. WhatsApp Call sudah menjadi bagian penting dari komunikasi sehari-hari, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi. Jika aksesnya dibatasi hanya untuk paket premium, ini akan membuat kesenjangan digital semakin lebar. Seharusnya pemerintah mencari solusi lain yang tidak memberatkan masyarakat, misalnya dengan meningkatkan infrastruktur jaringan atau memberikan subsidi kepada operator
Salah satu referensi yang digunakan yakni praktik di negara lain seperti Uni Emirat Arab atau Arab Saudi. Dikutip dari Frejun, pengguna di kedua negara ini membutuhkan layanan VoIP premium untuk bisa menggunakan WhatsApp Call dan video call. Layanan VoIP premium itu biasanya dilengkapi dengan fasilitas lain, seperti transkripsi dan perekaman panggilan, integrasi Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM) dan Sistem Pelacakan Pelamar (ATS) untuk konsumen bisnis, dan lainnya.
Pendapat saya : mengenai pembatasan WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket internet premium perlu dikaji secara bijak. Meskipun bertujuan untuk efisiensi jaringan, kebijakan ini berisiko membatasi akses komunikasi masyarakat, terutama yang kurang mampu. Pemerintah harus menyeimbangkan antara kebutuhan infrastruktur digital dan hak masyarakat atas akses teknologi, agar tidak menimbulkan kesenjangan digital.
Saya kurang setuju dengan wacana pembatasan WhatsApp Call hanya bisa diakses melalui paket internet premium. Bagi banyak orang, terutama yang penghasilannya terbatas, layanan seperti ini sangat membantu untuk komunikasi sehari-hari, belajar, atau bekerja. Kalau dibatasi, justru bisa memperbesar kesenjangan digital. Memang benar kualitas jaringan perlu dijaga, tapi solusinya jangan sampai membatasi hak masyarakat untuk mengakses informasi dan teknologi. Pemerintah sebaiknya mencari alternatif lain yang lebih adil dan merata
Wacana ini perlu dikaji secara menyeluruh dan melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat sipil. Pemerintah harus mengutamakan akses merata, perlindungan konsumen, dan keberlanjutan teknologi daripada sekadar kepentingan efisiensi jaringan atau bisnis operator. Arah kebijakan digital seharusnya inklusif dan progresif, bukan elitis
Wacana pembatasan akses WhatsApp Call hanya untuk pengguna internet premium sebaiknya dikaji lebih dalam dan melibatkan suara masyarakat. Meskipun bertujuan meningkatkan efisiensi jaringan, kebijakan ini berpotensi membatasi akses komunikasi bagi masyarakat kecil dan menghambat pemerataan teknologi digital. Pemerintah perlu mencari solusi yang adil dan inklusif, agar pembangunan infrastruktur tidak mengorbankan hak dasar masyarakat dalam berkomunikasi.
Saya kurang setuju sebab hal ini melanggar prinsip net neutrality yakni semua jenis layanan internet seharusnya bisa diakses secara setara tanpa harus membayar ekstra untuk fitur tertentu seperti WhatsApp Call. Selain itu, hal ini dapat membebani rakyat. banyak masyarakat mengandalkan layanan gratis seperti WhatsApp untuk komunikasi. Mewajibkan paket premium hanya akan menambah beban biaya.
menurut saya akan memiliki Potensi backlash publik: Masyarakat digital saat ini sangat kritis. Pembatasan seperti ini bisa menurunkan kepercayaan terhadap kebijakan pemerintah di bidang digital. selain itu juga Bisa menghambat inovasi digital: Jika layanan OTT (Over The Top) seperti WhatsApp dibatasi, ini bisa berdampak pada pertumbuhan startup digital lain yang mengandalkan prinsip “net neutrality” (kesetaraan akses internet).
Menurut saya, jika di tetapkan layanan panggilan menggunakan paket premium dapat menguntungkan negara, pemerintah harus melihat bagaimana para masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi dan kesusah berkomunikasi dengan yang gratis. Pemerintah harus memberikan keringanan dengan memberikan fasilitas yang mencukupi.
Penggunaan paket premium untuk WhatsApp call pasti akan berdampak besar bagi keseharian masyarakat karena hal tersebut tentunya dapat menghambat kegiatan yang memerlukan komunikasi jarak jauh hanya karena terhambat koneksi internet.
Wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket internet premium menuai pro dan kontra. Di satu sisi, pemerintah ingin mengatur efisiensi jaringan dan mendukung infrastruktur digital. Namun di sisi lain, kebijakan ini dikhawatirkan membatasi akses masyarakat, terutama yang memiliki keterbatasan ekonomi. Pemerintah perlu berhati-hati agar kebijakan ini tidak menghambat inklusi digital dan pemerataan informasi.
Menurut saya, kebijakan tersebut memiliki dampak tersendiri bagi pengguna Washtsap. Penggguna harus mengupgrade WA dari reguler ke premium. Jika harga tidak terlalu mahal, mungkin masi bisa diterima bagi masyarakat dan jika terlalu mahal akan terganggu ekonomi para pelaku WA terutama umum
Kebijakan ini justru harus dipertimbangkan lagi dampak ke depannya bagi masyarakat luas, karna kesenjangan digitalisasi akan semakin meluas. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat mengeluarkan biaya tambahan sehingga tidak semua masyarakat mau menerima atau mendukung kebijakan ini, karna internet adalah hak dari masyarakat luas, hal ini lah yang akan menyebabkan akses internet di Indonesia tidak merata
Kalau benar pengguna internet harus beli paket premium hanya untuk bisa melakukan whatsapp call, terus terang ini cukup mengecewakan. Di zaman sekarang, kita hidup di tengah kebutuhan komunikasi yang cepat, mudah, dan murah. Banyak orang mengandalkan WhatsApp Call, bukan karena gaya-gayaan, tapi karena hemat kuota dan bisa dipakai meski sinyal pas-pasan.
rencana ini justru menghambat akses komunikasi dalam masyarakat yang seharusnya mudah dan merata, kebijakan ini bisa memperlebar kesenjangan digital
Sebagai pelajar, saya merasa wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket internet premium cukup mengkhawatirkan. Bagi saya yang masih berstatus pelajar, layanan panggilan suara berbasis internet seperti WhatsApp Call atau Telegram Call sangat membantu untuk komunikasi, baik dengan teman, guru, maupun keluarga, apalagi ketika pulsa telepon biasa mahal. Jika layanan ini hanya bisa diakses lewat paket premium yang lebih mahal, tentu akan membebani pelajar dan masyarakat dengan kemampuan ekonomi terbatas.
Menurut saya, wacana pembatasan WhatsApp Call yang hanya bisa digunakan oleh pengguna paket internet premium lebih terlihat sebagai pembatasan akses publik, bukan solusi yang berpihak pada masyarakat. Kalau fitur ini dibatasi hanya untuk pengguna paket premium, artinya mereka harus membayar lebih mahal hanya untuk bisa menelpon lewat internet. Ini jelas bisa menyulitkan masyarakat yang penghasilannya terbatas.
Wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket internet premium menimbulkan kekhawatiran. Meski tujuannya untuk efisiensi jaringan, kebijakan ini bisa merugikan masyarakat, terutama yang ekonominya terbatas. Layanan VoIP seperti WhatsApp sangat penting untuk komunikasi sehari-hari. Pemerintah sebaiknya mencari solusi lain yang tidak membatasi akses, agar pemerataan teknologi tetap terjaga.
Wacana Komdigi yang mengharuskan pengguna membeli paket internet premium untuk mengakses WhatsApp Call dinilai berpotensi membatasi hak masyarakat dalam berkomunikasi. Meskipun bertujuan menjaga kualitas jaringan, kebijakan ini bisa memperlebar kesenjangan digital, terutama bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Pemerintah sebaiknya mencari solusi lain yang lebih adil tanpa mengorbankan inklusi digital dan akses informasi yang merata.
Menurut saya hal ini menjadikan beban untuk masyarakat, karna beberapa daerah yang mengalami krisis ekonomi, dapat membeli paket dengan harga yang terjangkau dengan benefit yang kita rasakan sekarang, namun jika hal tersebut henar terjadi maka akan merugikan masyarakat karna dibatasi hak yang seharusnya didapatkan semulanya
Wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk pengguna internet premium bisa berdampak negatif pada akses informasi dan komunikasi masyarakat. Di era digital seperti sekarang, layanan seperti ini sudah menjadi kebutuhan dasar. Jika dibatasi, bisa menghambat masyarakat dalam berkomunikasi, terutama bagi yang ekonominya terbatas. Pemerintah sebaiknya mempertimbangkan dampaknya secara menyeluruh agar kebijakan yang diambil tidak merugikan banyak pihak.
Menurut saya, wacana pembatasan WhatsApp Call untuk paket premium tidak adil. Banyak orang bergantung pada layanan itu karena lebih hemat. Pemerintah seharusnya mencari solusi tanpa membatasi akses masyarakat.
Menurut saya Call WhatsApp premium banyak merugikan masyarakat dimana pastinya masyarakat banyak yang keberatan tentang adanya Call WhatsApp premium, dan saya sendiri sangat tidak setuju dengan adanya hal tersebut
sya sangat tidak setuju karena bisa membebani masyarakat yang kurang mampu
menurut saya sendiri tidak setuju, karena akan membuat keterbatasan akses yang awalnya gratis menjadi berbayar, apalagi aplikasi WhatsApp sudah meraja lela di era zaman digital ini, juga menurut saya bila di adakan WhatsApp call juga cukup ribet dan menyusahkan
Menurut saya, wacana pembatasan WhatsApp Call kurang bijak dikarenakan dapat menghambat akses Komunikasi. Dengan adanya wacana internet premium ini lebih baik di pikir kan baik² karena sangat tidak mempermudah masyarakat yang berpendapatan rendah.
Menurut pendapat saya terkait wacana pembatasan layanan VoIP ke paket internet premium ini, yakni memiliki tujuan untuk mengurangi beban jaringan serta mendukung infrastruktur digital. Akan tetapi kebijakan ini dapat membatasi akses komunikasi terutama bagi masyarakat menengah ke bawah, dan tentunya akan menambah beban biaya masyarakat. Sebaiknya, pemerintah perlu mengkaji ulang terkait kebijakan ini agar tidak merugikan masyarakat dan tetap mendorong pemerataan akses teknologi.
NALENDRA MAHZUZ ARJANA Komdigi kaji WhatsApp Call hanya bisa dipakai lewat internet premium. Banyak warga menolak karena dinilai membatasi akses. hal ini menimbulkan pro dan kontra masyarakat khawatir kebijakan ini akan membatasi akses terutama bagi yang ekonominya terbatas Pemerintah diminta hati-hati agar kebijakan digital tetap adil dan inklusif
Wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket internet premium berpotensi membatasi hak masyarakat atas akses informasi dan komunikasi yang terjangkau. Kebijakan ini bisa memperlebar kesenjangan digital, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang sangat bergantung pada layanan VoIP gratis untuk berkomunikasi.
Muhammad Raffi Raka Putra XI-8 1. Menurut saya jika kebijakan ini diterapkan seharusnya pemerintah harus melihat masyarakat golongan menengah ke bawah dengan memberikan pekerjaan sehingga tidak ada masyarakat yang kesusahan akan berkomunikasi walaupun membutuhkan biaya yang tinggi
Simplenya saja internet premium ini hanya mempersulit rakyat yang di untungkan hanya satu pihak saja dan ini menurut saya wacana tersebut sebaiknya di batalkan saja karena seperti yang saya sebutkan tadi masyarakat mendapat beban tambahan karena internet premium pastinya lebih mahal dari internet biasa.
menurut saya kebijakan ini jelek, sampah, dan memberatkan masyarakat menengah kebawah, dan menyulitkan sebagian masyarakat untuk berkomunikasi, harapan saya semoga permasalahan ini memiliki jalan tengah tanpa memberatkan masyarakat
tidak setuju, karena akan membuat keterbatasan komunikasi
Sebagai seorang siswa, saya sangat bergantung pada internet untuk kegiatan belajar dan komunikasi, apalagi sejak pandemi beberapa tahun lalu. Salah satu fitur yang sering saya gunakan adalah panggilan suara lewat WhatsApp (WhatsApp Call), karena lebih hemat kuota dibandingkan pulsa biasa. Namun, baru-baru ini saya membaca berita bahwa Komisi Digital dan Telekomunikasi Nasional (Komdigi) sedang mengkaji kebijakan agar layanan VoIP seperti WhatsApp Call hanya bisa diakses lewat paket internet premium. Artinya, kalau saya ingin tetap bisa menelepon lewat WhatsApp, saya harus beli paket data yang lebih mahal. Jujur saja, saya merasa wacana ini bisa sangat membatasi akses digital, terutama bagi kami yang masih sekolah dan punya uang jajan terbatas. Banyak dari teman-teman saya juga menggunakan WhatsApp Call untuk koordinasi tugas kelompok, tanya pelajaran, atau ngobrol dengan keluarga di luar kota tanpa harus boros pulsa. Alasan pemerintah katanya untuk mendorong efisiensi jaringan dan membantu operator, karena layanan seperti WhatsApp membebani jaringan tanpa memberikan pemasukan langsung bagi operator. Tapi dari sisi kami sebagai pengguna, seharusnya infrastruktur digital dibangun untuk memperluas akses, bukan malah membuat batas baru antara "yang mampu" dan "yang tidak mampu". Saya setuju jika ada pengaturan agar jaringan lebih efisien, tapi bukan dengan cara membatasi fitur penting seperti panggilan internet. Apalagi Indonesia sedang mendorong transformasi digital, maka akses yang mudah dan murah seharusnya jadi prioritas, bukan dikurangi. Harapan saya sebagai siswa, Komdigi dan pemerintah bisa mempertimbangkan suara rakyat kecil juga. Jangan sampai kebijakan ini membuat kesenjangan digital makin besar. Internet bukan lagi kebutuhan sekunder, tapi sudah jadi bagian dari pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sehari-hari.
Banyak hal yang dapat dipertimbangkan akan wacana internet premium untuk akses WhatsApp call. Kita mengetahui bahwa komunikasi dalam jaringan adalah hal paling kita temui di kehidupan nyata. Bentuk komunikasi ini pun memegang peran krusial dalam berbagai aspek. Sebagai mekanisme untuk komunikasi, dagang, negosiasi, dll. Dengan adanya wacana untuk memberikan layanan premium untuk dapat mengakses WhatsApp call, sekiranya sudah bisa dilihat dari respon masyarakat yang padahal hal tersebut masih berbentuk sebuah wacana. Tentu hal ini menyajikan suasana eksklusif, bukan inklusif. Hal ini akan memicu terjadinya kesenjangan komunikasi antara pihak satu ke pihak lain. Namun, di lain sisi dari pihak pemerintah yang merencanakan wacana ini.. bertujuan untuk memajukan pembangunan infrastruktur jaringan di era digitalisasi 4.0. Dengan catatan, tidak dikorupsi. Mungkin, solusi terbaik adalah menciptakan sebuah produk berupa kebijakan yang dibuat berdasarkan dialog antara massa dan juga pemerintah. Bagaimana cara agar pemerintah tetap bisa mengembangkan infrastruktur jaringan digital dan masyarakat tidak terbebani akibat kenaikan tarif jaringan. Karena masyarakat pun sudah terbebani dengan hal-hal pokok yang sudah dikenai dan dipotong pajak oleh negara—namun, tidak kunjung merasakan hasil dari pajak yang diambil negara.
Menurut saya, wacana ini kurang tepat. Tidak semua orang mampu membeli paket premium hanya untuk menelepon. Pemerintah seharusnya mempermudah akses, bukan membatasi.
saya tidak setuju, karena jika pengguna yang ingin menggunakan fitur WhatsApp Call atau layanan panggilan internet lainnya mungkin harus berlangganan paket data premium dengan harga lebih tinggi dan bandwidth lebih stabil. maka kita kurang bebas terhadap sosial media, Soalnya kalau jadi, bisa bikin orang susah akses, apalagi yang penghasilannya terbatas.Ini baru wacana, pemerintah masih minta pendapat masyarakat.
Wacana ini kan harus membeli internet premium untuk akses WhatsApp Call, menurut saya itu sangat tidak adil. Kebijakan ini melanggar netralitas internet, membatasi hak digital masyarakat, dan hanya menguntungkan operator. Di era digital, pemerintah seharusnya mendorong akses seluas-luasnya, bukan malah membatasi.
Saya tidak setuju karena terlalu ribet
Rencana Komdigi untuk membatasi WhatsApp Call hanya lewat internet premium bisa merugikan masyarakat, terutama yang ekonominya lemah. Kebijakan ini berpotensi memperlebar kesenjangan digital dan menghambat akses komunikasi yang selama ini murah dan mudah. Pemerintah seharusnya fokus pada pemerataan akses, bukan menambah beban pengguna.
mungkin saya sendiri tidak cukup setuju untuk mengikuti bahwa ketika ingin Call WhatsApp harus premium terlebih dahulu, dikarenakan akan membuat keterbatasan sosial media, apalagi WhatsApp sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari hari di era digital ini, selain itu menurut saya cukup ribet, dikarenakan harus top up sana sini, tidak setuju adanya wacana seperti itu
Menurut saya ini merugikan konsumen tapi tidak melanggar hak konsumen karena konsumen mendapatkan hak nya jika membeli, dan ini tentu saja menguntungkan kelangsungan bisnis operator. Tetapi dengan adanya ini akan menjadi kesenjangan digital.
menurut saya kebijakan ini sangat tidak cocok digunakan, karna semua orang di Indonesia belum tentu mampu untuk membeli paket yang disediakan hanya untuk sekedar telfon, karna menurut saya semua orang dari kecil hingga dewasa sangat amat membutuhkan komunikasi, meskipun tidak secara langsung tatap muka.namun, dengan adanya fitur call di WhatsApp itu lebih memudahkan kita dalam komunikasi
rencana ini menghambat akses komunikasi, merugikan rakyat kecil dan menghambat kemajuan teknologi. WhatsApp sudah menjadi alat komunikasi sehari-hari, sebaiknya kebijakan harus di tata ulang
Menurut saya, Wacana pembatasan akses WhatsApp Call hanya untuk pengguna internet premium sebaiknya dikaji lebih dalam dan melibatkan suara masyarakat. Meskipun bertujuan meningkatkan efisiensi jaringan, kebijakan ini berpotensi membatasi akses komunikasi jarak jauh dan menghambat pemerataan teknologi digital. Seharusnya pemerintah perlu mencari solusi yang adil dan inklusif, agar pembangunan infrastruktur tidak mengorbankan hak dasar masyarakat.
menurut saya penggunaan internet premium untuk whatsapp call, mungkin akan membebani beberapa kalangan masyarakat karena akan membuat beberapa orang keberatan untuk membeli internet premium.
tidak setuju, karena ya bisa dapat menyebabkan keterbatasan komunikasi dengan keluarga/teman jauh bagi orang² yg kurang mampu bayar premium
Pembatasan akses WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket internet premium menunjukkan ketimpangan dalam hak digital. Ini bertentangan dengan prinsip netralitas internet dan bisa memperlebar kesenjangan digital, terutama bagi masyarakat yang bergantung pada layanan gratis untuk komunikasi sehari-hari.
Menurut saya, Wacana WhatsApp Call hanya untuk paket premium bisa jaga kualitas jaringan, tapi berisiko batasi akses masyarakat. Solusinya, tetap sediakan opsi reguler agar inklusi digital tidak terganggu.
Menurut saya, wacana Kominfo Digital (Komdigi) soal pengguna harus beli internet premium untuk bisa akses WhatsApp Call cukup mengkhawatirkan. Fitur panggilan seperti WhatsApp Call sudah jadi kebutuhan komunikasi banyak orang, apalagi di era digital ini. Kalau aksesnya dibatasi hanya untuk pengguna premium, ini bisa menimbulkan kesenjangan digital, terutama bagi masyarakat yang penghasilannya terbatas. Memang bisa dimengerti kalau ada pertimbangan soal regulasi atau perlindungan data, tapi solusi seperti ini terasa kurang tepat sasaran. Harusnya pemerintah justru mencari cara agar layanan digital makin inklusif dan mudah diakses semua kalangan, bukan malah dibatasi.
Wacana ini banyak sekali menimbulkan pro dan kontra antar masyarakat. Namun perlunya diperhatikan beberapa rakyat yang kontra akan adanya wacana ini. Dimana rakyat kecil sangat dirugikan. Beberapa masyarakat pastinya akan lebih memilih untuk kembali ke penggunaan sms dan juga telpon biasa karena lebih efektif tanpa adanya biaya tambahan, hanya perlu mengisi pulsa seperti biasa. Sedangkan jika wacana ini tetap berjalan maka akan menyebabkan pengeluaran ganda dimana terdapat pembelian paket data dan juga akun premium.
Menurut pendapat saya pembatasan penggunaan WhatsApp Call yang hanya bisa digunakan melalui paket internet premium adalah kebijakan yang tidak tepat dan tidak adil, karena masyarakat yang berpendapatan rendah bisa jadi tidak bisa mengakses whatsapp call.
Tujuan pemerintah untuk mengurangi beban jaringan dan mendorong pembangunan infrastruktur digital nasional memang patut diapresiasi. Namun, membatasi layanan VoIP ke paket premium berisiko memperlebar kesenjangan digital, terutama bagi masyarakat di daerah dengan keterbatasan ekonomi atau akses teknologi. Namun, Wacana ini sebaiknya ditinjau sangat hati-hati dan inklusif. Akses informasi dan komunikasi adalah bagian dari hak digital masyarakat.
Saya kurang setuju apabila WhatsApp Call hanya bisa digunakan dengan paket internet premium. Karena, banyak dari kita yang mengandalkan WhatsApp untuk komunikasi, baik untuk tugas sekolah, mengobrol dengan teman, atau keluarga, karena lebih hemat kuota. Jika dibatasi hanya pada orang yang membeli paket mahal, hal ini akan menyulitkan orang dengan ekonomi menengah ke bawah. Internet itu sekarang kebutuhan, bukan barang mewah. Seharusnya, pemerintah cari cara lain untuk menjaga jaringan tanpa mengorbankan akses orang-orang biasa. Semoga Komdigi bisa mendengar suara masyarakat dan tidak membuat kebijakan yang membuat banyak orang kesulitan.
Menurut saya, tidak setuju karena Jika wacana ini diterapkan, artinya pengguna yang ingin menggunakan fitur WhatsApp Call atau layanan panggilan internet lainnya mungkin harus berlangganan paket data premium dengan harga lebih tinggi dan bandwidth lebih stabil, Sehingga membatasi kebebasan akses dan bisa memberatkan pengguna dengan keterbatasan ekonom
Kalau wacana internet premium untuk akses WhatsApp Call benar-benar diterapkan, menurut saya ini akan jadi langkah mundur bagi kebebasan digital di Indonesia. Kita sudah membayar paket data, dan seharusnya bebas menggunakannya untuk apa pun termasuk untuk menelepon lewat WhatsApp atau aplikasi VoIP lainnya. Ketika akses semacam itu dipisahkan menjadi layanan premium, itu seperti membatasi fungsi dasar dari internet
Rencana membatasi WhatsApp Call hanya untuk pengguna internet premium bisa menyulitkan masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah. Banyak orang mengandalkan layanan ini untuk komunikasi sehari-hari. Jika dibatasi, kesenjangan akses teknologi bisa makin lebar. Pemerintah sebaiknya mencari solusi yang lebih adil dan merata bagi semua.
Menurut saya,kebijakan ini akan merugikan masyarakat karena bisa membatasi akses masyarakat terutama yang ekonominya terbatas, masyarakat ekonomi rendah bisa semakin sulit berkomunikasi. Semoga pemerintah bisa mencari solusi yang adil untuk semua pihak.
Wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk pengguna internet premium bisa berdampak negatif pada akses informasi dan komunikasi masyarakat. Di era digital seperti sekarang, layanan seperti ini sudah menjadi kebutuhan dasar. Jika dibatasi, bisa menghambat masyarakat dalam berkomunikasi, terutama bagi yang ekonominya terbatas. Pemerintah sebaiknya mempertimbangkan dampaknya secara menyeluruh agar kebijakan yang diambil tidak merugikan banyak pihak.
Menurut saya, kurang setuju jika WhatsApp Call hanya bisa diakses dengan internet premium. Soalnya, tidak semua orang mampu membeli paket mahal. Apalagi kami sebagai pelajar sering menggunakan fitur itu untuk belajar dan komunikasi. Semoga kebijakannya bisa dipertimbangkan lagi , agar semua bisa menggunakan nya
Menurut saya ini akan lebih sulit untuk berkomunikasi karena diadakannya aplikasi WhatsApp untuk mempermudah komunikasi dan jika kebijakan ini dibuat akan lebih susah untuk berkomunikasi
menurut saya, saya tidak setuju dengan adanya keputusan tersebut yang merencanakan call harus premium duku dan keputusan tersebut dapat membatasi interaksi sosial karena wa menjadi salah satu tempat komunikasi saat ini
Wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk paket internet premium menurut saya akan merugikan masyarakat yang memiliki perekonomian rendah, dari hal ini juga akan menyebabkan kesenjangan digitalisasi. WhatsApp Call membantu semua orang untuk berkomunikasi jarak jauh terlebih lagi jika terdapat kepentingan yang mendesak, jika rencana ini diperlakukan maka akan menghambat aktivitas masyarakat.
Komdigi kaji WhatsApp Call hanya bisa dipakai lewat internet premium. Banyak warga menolak karena dinilai membatasi akses. hal ini menimbulkan pro dan kontra masyarakat khawatir kebijakan ini akan membatasi akses terutama bagi yang ekonominya terbatas Pemerintah diminta hati-hati agar kebijakan digital tetap adil dan inklusif
Menurut saya, wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk paket internet premium memicu perdebatan sengit. - Keterjangkauan: Pembatasan ini dapat memberatkan pengguna dengan keterbatasan ekonomi karena harus berlangganan paket premium dengan harga lebih tinggi. - Kualitas Jaringan: Pembatasan ini dapat meningkatkan kualitas jaringan bagi pengguna paket premium, namun dapat memperburuk kualitas jaringan bagi pengguna paket reguler. - Inklusi Teknologi: Pemerintah perlu berhati-hati agar kebijakan ini tidak kontraproduktif terhadap inklusi teknologi dan pemerataan akses informasi di Indonesia. - Keseimbangan: Komdigi perlu mencari keseimbangan antara kualitas jaringan, hak konsumen, dan kelangsungan bisnis operator.
Pembatasan VoIP seperti WhatsApp Call lewat paket premium bertujuan kurangi beban jaringan. Namun, bisa membatasi akses komunikasi murah, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah. Pemerintah perlu pastikan kebijakan ini tetap adil dan tidak memberatkan.
Menurut saya, Komdigi yang mengharuskan beli internet premium untuk bisa pakai WhatsApp Call kurang adil. Layanan dasar seperti panggilan WA seharusnya bisa diakses semua orang tanpa harus bayar lebih. hal ini bisa membatasi komunikasi, apalagi bagi orang orang yang hanya mampu membeli paket internet biasa.
Wacana ini berpotensi merugikan rakyat kecil dan menghambat kemajuan digital nasional. Niat baik pemerintah harus diimbangi dengan pendekatan inklusif, adil, dan berorientasi masa depan
Saya tidak setuju, karena kita sendiri sudah menggunakan WhatsApp sejak lama, dan jika hal itu terjadi maka kemungkinan besar banyak orang-orang yang akan beralih dari WhatsApp ke media sosial yang lain. dan juga biayanya bisa membebani orang lain yang mungkin tidak memiliki ekonomi yang cukup baik.
Menurut saya, Banyak pengguna media sosial menilai langkah tersebut membatasi kebebasan akses dan bisa memberatkan pengguna dengan keterbatasan ekonomi.
Saya tidak setuju dengan internet premium, karena dapat menghambat komunikasi. Dengan harga yang lebih mahal, rakyat mungkin kesulitan untuk membeli data, sehingga berisiko memperlebar kesenjangan digital.
Rencana Komdigi yang mengkaji kewajiban pengguna membeli paket internet premium untuk mengakses fitur WhatsApp Call menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Dari sisi pemerintah, kebijakan ini dapat dianggap sebagai upaya untuk mengatur lalu lintas data dan mendorong peningkatan kualitas jaringan. Namun, jika diterapkan, kebijakan ini berpotensi merugikan masyarakat karena menambah beban biaya komunikasi, terutama bagi pengguna menengah ke bawah yang mengandalkan layanan panggilan internet sebagai alternatif murah. Selain itu, kebijakan tersebut dapat memperlebar kesenjangan digital dan membatasi hak masyarakat untuk mengakses komunikasi yang terjangkau. Dengan demikian, kebijakan ini perlu dikaji secara lebih mendalam agar tidak mengorbankan kepentingan publik demi keuntungan segelintir pihak.
Sebagai pelajar, saya merasa wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket internet premium cukup mengkhawatirkan. Bagi saya yang masih berstatus pelajar, layanan panggilan suara berbasis internet seperti WhatsApp Call atau Telegram Call sangat membantu untuk komunikasi, baik dengan teman, guru, maupun keluarga, apalagi ketika pulsa telepon biasa mahal. Jika layanan ini hanya bisa diakses lewat paket premium yang lebih mahal, tentu akan membebani pelajar dan masyarakat dengan kemampuan ekonomi terbatas.
Menurut saya, wacana ini kurang bijak karena dapat membatasi dan menghambat masyarakat untuk berkomunikasi shingga menjadi kesenjangan bagi penggunanya.
Wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk paket premium bisa merugikan masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah. Meski tujuannya menjaga kualitas jaringan, kebijakan ini berisiko menghambat inklusi digital. pemerintah sebaiknya mencari solusi yang lebih adil tanpa membatasi akses komunikasi publik.
Rencana untuk pembatasan ini sangat berdampak pada rakyat kecil dan semakin susah untuk berkomunikasi. Niat ini harus diimbangi bagaimana caranya tidak terlalu berdampak pada rakyat kecil, adil, dan berdampak juga untuk masa depan karna komunikasi secara digital sudah menjadi kebutuhan untuk masyarakat modern.
Saya kurang setuju dengan adanya kebijakan ini, karena sangat merugikan rakyat. dan juga masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan kerja atau gaji nya tidak cukup untuk membeli internet premium. tolong makin kesini kebijakan jangan aneh" atau makin menyusahkan rakyat.
Saya kurang setuju dengan wacana ini. WhatsApp Call sudah menjadi bagian penting dari komunikasi sehari-hari, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi. Jika aksesnya dibatasi hanya untuk paket premium, ini akan membuat kesenjangan digital semakin lebar. Seharusnya pemerintah mencari solusi lain yang tidak memberatkan masyarakat, misalnya dengan meningkatkan infrastruktur jaringan atau memberikan subsidi kepada operator.
Kebijakan Komdigi yang mengharuskan pengguna membeli internet premium untuk mengakses panggilan WhatsApp tidak adil dan membatasi hak digital masyarakat. Akses komunikasi dasar seharusnya tidak dikomersialkan secara berlebihan, karena bisa merugikan kelompok yang kurang mampu secara ekonomi.
menurut saya, lebih baik pemerintah mencari solusi lain untuk meningkatkan kualitas jaringan dan pendapatan, tanpa harus membatasi akses masyarakat terhadap layanan komunikasi dasar seperti WhatsApp Call.
Menurut saya kebijakan ini dapat merugikan sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama bagi masyarakat yang kurang mampu, apalagi belum seluruh daerah Indonesia dapat mengakses internet walau kebijakan ini dapat menguntungkan bagi negara.
Pembatasan VoIP seperti WhatsApp Call lewat paket premium bertujuan kurangi beban jaringan. Namun, bisa membatasi akses komunikasi murah, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah. Pemerintah perlu pastikan kebijakan ini tetap adil dan tidak memberatkan.
Menurut saya, wacana ini kurang bijak karena dapat membatasi hak masyarakat untuk berkomunikasi secara bebas.
menurut saya, Rencana pembatasan WhatsApp Call sebaiknya dipertimbangkan kembali karena dapat mengurangi kebebasan masyarakat dalam mengakses layanan komunikasi, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi. Pemerintah perlu lebih berhati-hati agar kebijakan digital tidak merugikan masyarakat dan tetap mendukung pemerataan akses informasi di seluruh Indonesia.
Menurut saya, Komdigi yang mengharuskan beli internet premium untuk bisa pakai WhatsApp Call kurang adil. Layanan dasar seperti panggilan WA seharusnya bisa diakses semua orang tanpa harus bayar lebih. hal ini bisa membatasi komunikasi, apalagi bagi orang orang yang hanya mampu membeli paket internet biasa.
Saya kurang setuju dengan adanya wacana tersebut, karena dengan adanya kebijakan tersebut dapat berpotensi tidak adil dan menghambat inklusi digital yang ada di Indonesia. Pemerintah sebaiknya lebih fokus pada pada penguatan infrastruktur dan literasi digital, bukan membatasi akses publik ke teknologi yang sudah luas digunakan. Hal itu dapat membuat masyarakat menjadi lebih susah dalam berkomunikasi dengan jarak jauh.
Menurut saya, wacana WhatsApp Call hanya bisa diakses lewat internet premium kurang tepat. Komunikasi harusnya makin mudah, bukan makin mahal. Jika dibatasi, masyarakat ekonomi rendah bisa semakin sulit berkomunikasi.
Wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket internet premium berpotensi membatasi hak masyarakat atas akses informasi dan komunikasi yang terjangkau. Kebijakan ini bisa memperlebar kesenjangan digital, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang sangat bergantung pada layanan VoIP gratis untuk berkomunikasi.
Wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket internet premium memang perlu dikaji secara hati-hati karena dampaknya bisa cukup luas. Dari sisi pemerintah dan operator, alasan efisiensi jaringan dan pembiayaan infrastruktur memang masuk akal. Layanan panggilan berbasis VoIP seperti WhatsApp Call atau Telegram Call memanfaatkan bandwidth tanpa biaya tambahan bagi operator, sehingga dianggap membebani jaringan. Dengan paket premium, kualitas bisa lebih terjamin dan pendapatan operator bertambah untuk mendukung pembangunan jaringan. Namun, dari sisi masyarakat, kebijakan ini berpotensi menambah kesenjangan digital. Akses panggilan internet saat ini sudah menjadi bagian penting komunikasi, terutama bagi mereka yang tidak mampu membeli pulsa telepon reguler atau berada di wilayah dengan koneksi terbatas. Jika fitur ini dibatasi hanya untuk paket premium, masyarakat berpenghasilan rendah bisa semakin terpinggirkan. Idealnya, pemerintah dan operator mencari solusi kompromi: misalnya, tetap mengizinkan WhatsApp Call di paket reguler tapi dengan kualitas standar, sementara paket premium menawarkan koneksi lebih stabil dan cepat. Dengan begitu, hak akses tetap terjaga, namun insentif untuk meningkatkan infrastruktur juga ada.
Program ini dapat memperlebar kesenjangan digital dan membuat masyarakat yang tidak mampu membayar internet premium menjadi terisolasi dari komunikasi digital.
Menurut saya, wacana pembatasan WhatsApp Call untuk paket premium kurang tepat. Ini bisa membatasi akses komunikasi, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pemerintah sebaiknya mencari solusi lain yang tidak mengurangi hak digital masyarakat, sambil tetap menjaga kualitas jaringan.
Menurut saya, rencana membatasi WhatsApp Call hanya bisa dipakai lewat paket internet premium kurang tepat. Kebijakan ini bisa membuat banyak orang, terutama yang penghasilannya terbatas, kesulitan untuk berkomunikasi. Padahal, banyak yang mengandalkan WhatsApp Call karena lebih hemat. Pemerintah sebaiknya mencari solusi lain, seperti memperkuat jaringan, tanpa membatasi akses masyarakat.
Saya kurang setuju dengan adanya kebijakan ini, karena merugikan rakyat. dan juga masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan kerja atau gaji nya tidak cukup atau kurang jika untuk membeli internet premium. tolong makin kesini kebijakan jangan aneh" atau makin menyusahkan rakyat.
saya tidak setuju, karna memberatkan
menurut saya Kebijakan ini berpotensi membatasi kebebasan digital masyarakat dan membuat akses terhadap komunikasi menjadi tidak merata. Di era digital seperti sekarang, layanan panggilan internet seperti WhatsApp Call sudah menjadi kebutuhan penting, terutama bagi mereka yang tidak mampu menggunakan pulsa reguler untuk telepon. Jika akses ini dibatasi hanya untuk yang mampu membeli paket premium, maka akan timbul kesenjangan digital yang semakin besar antara masyarakat kelas atas dan bawah. Selain itu, kebijakan ini juga bisa berdampak buruk bagi pelajar, pekerja, atau UMKM yang bergantung pada internet murah untuk berkomunikasi dan berbisnis. Sebaiknya pemerintah lebih fokus pada peningkatan kualitas dan pemerataan infrastruktur internet, bukan malah menambah beban masyarakat melalui pembatasan akses.
Menurut saya, itu merupakan langkah yang kurang bagus karena hal tersebut akan sangat membebani masyarakat apalagi baru-baru ini ada banyak kebijakan pemerintah yang terkesan memberatkan masyarakat apabila hal ini terus berlanjut maka kepercayaan masyarakat terhadap instansi akan menurun drastis dan menyebabkan penurunan ekonomi di Indonesia
Kalau memang tujuannya buat ningkatin kualitas internet, ngga masalah selama semua orang tetap bisa akses. Yang penting kebijakannya adil buat semua pengguna.
Menurut saya, wacana WhatsApp Call hanya bisa diakses lewat paket premium kurang bijak. Layanan seperti ini justru membantu banyak orang, apalagi yang penghasilannya terbatas. Kalau dibatasi, bisa-bisa makin lebar kesenjangan digital. Harusnya pemerintah fokus tingkatkan kualitas jaringan tanpa membebani rakyat.
Menurut saya, keterbatasan penggunaan whatsapp khususnya WhatsApp call akan berisiko merugikan masyarakat khususnya masyarakat menengah ke bawah, hal ini menyebabkan kesenjangan digital semakin parah terlebih lagi di daerah terpencil yang sulit dijangkau
saya tidak sepenuhnya setuju dengan wacana ini karena khawatir akan membatasi akses masyarakat dengan keterbatasan ekonomi dan meningkatkan biaya. namun, saya juga memahami tujuan meningkatkan kualitas jaringan dan mendukung pertumbuhan infrastruktur digital. Komdigi perlu melakukan kajian yang lebih mendalam dan melibatkan berbagai pihak untuk memastikan kebijakan yang adil dan tidak memberatkan masyarakat.
Wacana pembatasan WhatsApp Call untuk pengguna internet premium bisa membatasi akses masyarakat, merugikan pengguna ekonomi lemah, dan melanggar prinsip kesetaraan internet. Pemerintah perlu cari solusi adil tanpa mengorbankan inklusi digital.
kalau menurut saya justu ini gak efisien karen bagaimana dengan pelajar yang uang jajannya sedikit masa harus bayar lebih mahal lagi ya ga bayangin masyarakat bawah jga mau gt
Kebijakan Komdigi yang mengkaji akses WhatsApp Call hanya melalui internet premium dinilai kurang tepat. Ini bisa membatasi hak masyarakat untuk berkomunikasi, terutama bagi kalangan menengah ke bawah. Sebaiknya, pemerintah fokus pada pemerataan akses internet yang terjangkau, bukan membatasi layanan dasar komunikasi.
Menurut saya untuk kebijakan ini saya tidak setuju, karena dengan adanya kebijakan tersebut maka rakyat kecil akan kesulitan untuk membeli paket data premium yang harganya lebih mahal
Menurut saya, kurang setuju jika WhatsApp Call hanya bisa diakses dengan internet premium. Soalnya, tidak semua orang mampu membeli paket mahal. Apalagi kami sebagai pelajar sering menggunakan fitur itu untuk belajar dan komunikasi. Semoga kebijakannya bisa dipertimbangkan lagi.
Menurut saya kebijakan ini sangat tidak setuju karena kebijakan ini membuat orang orang yang berada di menengah ke bawah akan kesulitan untuk melakukan yang namanya komunikasi antar keluarga dan juga adanya paket premium ini membuat masyarakat memiliki kesenjangan sosial yang sangat berbeda
Saya kurang setuju dengan kebijakan ini karena bisa membatasi akses masyarakat ke layanan komunikasi. Jika WhatsApp Call hanya bisa dipakai lewat paket premium, maka orang harus bayar lebih mahal. Ini akan memberatkan, terutama bagi yang ekonominya terbatas.
menurut saya ini akan merugikan rakyat rakyat yg kecil karena dan akan menghambat kominikadi, yang seharusnya mudah akan menjadi sulit dan ribet. dan ini juga akan berdampak menjadi kesenjangan digital
Menurut saya, wacana Komdigi untuk membatasi layanan seperti WhatsApp Call hanya pada paket internet premium berpotensi merugikan masyarakat, terutama yang ekonominya terbatas. Meskipun tujuannya untuk efisiensi jaringan, kebijakan ini bisa menghambat akses komunikasi yang selama ini menjadi alternatif murah bagi banyak orang. Pemerintah sebaiknya mencari solusi yang tetap menjaga kualitas jaringan tanpa mengorbankan hak akses digital masyarakat luas.
Menurut saya,kebijakan ini akan merugikan masyarakat karena bisa membatasi akses masyarakat terutama yang ekonominya terbatas walaupun tujuan pemerintah untuk mengurangi beban jaringan dan mendorong pembangunan infrastruktur digital nasional memang patut diapresiasi namun hal ini berisiko memperlebar kesenjangan digital terutama bagi masyarakat di daerah dengan keterbatasan ekonomi atau akses teknologi,pemerintah perlu berhati hati agar kebijakan ini tidak merugikan masyarakat.
Wacana membatasi WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket premium bisa memberatkan masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah. Meski tujuannya untuk menjaga kualitas jaringan, kebijakan ini berisiko memperlebar kesenjangan digital. Pemerintah sebaiknya lebih bijak agar akses informasi tetap merata dan inklusif.
Saya tidak setuju, karena akan menambah biaya dan warga terpencil juga akan kesulitan
menurut saya fitur pembaruan WhatsApp cell hanya untuk pengguna paket premium dapat memperlebar kesenjangan digital terutama bagi pengguna yang memiliki keterbatasan ekonomi
Komdigi kaji WhatsApp Call hanya bisa dipakai lewat internet premium. Banyak warga menolak karena dinilai membatasi akses.
Wacana pembatasan WhatsApp Call untuk pengguna paket premium menimbulkan perdebatan antara kebutuhan infrastruktur digital dan prinsip akses digital yang inklusif. Pemerintah perlu menimbang dengan hati-hati agar kebijakan yang diambil tidak mencederai hak digital masyarakat, terutama kelompok rentan. Dialog terbuka dan kajian komprehensif sangat penting sebelum kebijakan ini diterapkan.
Menurut saya, wacana WhatsApp Call hanya bisa diakses lewat paket premium cukup memberatkan. Banyak orang pakai fitur itu untuk komunikasi penting sehari-hari. Tidak semua pengguna mampu beli paket internet yang mahal. Kalau dibatasi, bisa mengurangi akses masyarakat terhadap layanan digital. Semoga pemerintah bisa cari solusi yang lebih adil dan merata.
Menurut saya, wacana ini kurang bijak karena dapat membatasi hak masyarakat untuk berkomunikasi secara bebas.
Wacana pembatasan WhatsApp Call untuk pengguna internet premium bisa membatasi akses masyarakat, merugikan pengguna ekonomi lemah, dan melanggar prinsip kesetaraan internet. Pemerintah perlu cari solusi adil tanpa mengorbankan inklusi digital.
Menurut saya, wacana ini kurang bijak karena dapat membatasi hak masyarakat untuk berkomunikasi secara bebas.
Menurut saya ini sangat merugikan seluruh masyarakat dan juga bisa membatasi komunikasi jarak jauh karena terhalang biaya sedangkan di indonesia banyak sekali masyarakat dengan ekonomi kecil.
Menurut saya, wacana WhatsApp Call hanya bisa diakses lewat internet premium kurang tepat. Komunikasi harusnya makin mudah, bukan makin mahal. Kasihan yang penghasilannya pas-pasan. Semoga kebijakan ini dipikirkan matang-matang
Jika kebijakan ini benar-benar dilakukan, akan membuat keterbatasan dalam menggunakan media sosial, saya kurang setuju dengan kebijakan tersebut. Karena akan membebani pengguna yang harus membayar lebih jika ingin mendapatkan fasilitas-fasilitas yang lebih baik. Hal ini tentu akan menambah beban pembayaran kepada warga yang awalnya cukup hanya membeli paket data, kemudian hari harus mengeluarkan biaya lebih.
Saya tidak setuju karena nanti akan mempengaruhi ekonomi rakyat yang kurang mampu
menurut saya, kebijakan wacana internet premium untuk WhatsApp Call ini dapat memberatkan pengguna dengan keterbatasan ekonomi dan memperlebar kesenjangan digital. Pemerintah perlu mempertimbangkan dengan hati-hati dan melibatkan masyarakat untuk memastikan kebijakan yang adil dan sesuai kebutuhan.
mungkin saya sendiri tidak cukup setuju untuk mengikuti bahwa ketika ingin Call WhatsApp harus premium terlebih dahulu, dikarenakan akan membuat keterbatasan sosial media, apalagi WhatsApp sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari hari di era digital ini, selain itu menurut saya cukup ribet, dikarenakan harus top up sana sini, tidak setuju adanya wacana seperti itu
wacana WhatsApp Call hanya bisa diakses lewat paket premium itu kurang tepat. Soalnya, banyak orang pakai fitur itu karena lebih hemat, apalagi buat yang punya keterbatasan ekonomi. Kalau dibatasi, malah makin susah akses komunikasi. Pemerintah harusnya cari solusi lain tanpa mengorbankan kenyamanan dan hak pengguna.
mungkin saya sendiri tidak cukup setuju untuk mengikuti bahwa ketika ingin Call WhatsApp harus premium terlebih dahulu, dikarenakan akan membuat keterbatasan sosial media, apalagi WhatsApp sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari hari di era digital ini, selain itu menurut saya cukup ribet, dikarenakan harus top up sana sini, tidak setuju adanya wacana seperti itu
komdigi sedang mengkaji wacana agar WhatsApp Call hanya bisa diakses lewat paket internet premium untuk efisiensi jaringan hal ini menimbulkan pro dan kontra masyarakat khawatir kebijakan ini akan membatasi akses terutama bagi yang ekonominya terbatas Pemerintah diminta hati-hati agar kebijakan digital tetap adil dan inklusif
kebijakan ini dapat merugikan masyarakat dalam menggunakan fitur WhatsApp Call, dengan adanya kebijakan ini juga dapat memicu kesenjangan digital antar masyarakat apalagi dengan masyarakat dengan kondisi geografis dan ekonomi yg tdk mendukung adanya jaringan paket data premium. Fitur yg seharusnya dapat mempermudah seseorang dalam menggunakannya untuk menghubungi teman atau saudara yg jauh malah mempersulit kita dgn adanya kebijakan ini.
Menurut saya, wacana ini kurang bijak karena dapat membatasi hak masyarakat untuk berkomunikasi secara bebas dan merata.
Wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk paket internet premium berpotensi memperlebar kesenjangan digital dan membatasi hak konsumen. Meski alasan efisiensi jaringan dapat dipahami, solusi ini berisiko menghambat inklusi teknologi dan menimbulkan resistensi publik. Fokus kebijakan sebaiknya pada peningkatan kapasitas infrastruktur, bukan pembatasan akses berdasarkan kemampuan bayar.
Wacana pembatasan WhatsApp Call hanya untuk paket premium berpotensi merugikan masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah. Meskipun tujuannya untuk efisiensi jaringan, kebijakan ini bisa menghambat akses komunikasi digital yang terjangkau dan inklusif. Pemerintah sebaiknya fokus memperkuat infrastruktur tanpa mengorbankan hak akses publik.
Rencana ini justru menghambat akses komunikasi yang seharusnya mudah dan merata. Kebijakan ini bisa memperlebar kesenjangan digital.
Jika kebijakan ini benar benar dilakukan, akan membuat keterbatasan dalam menggunakan sosial media, saya kurang setuju dengan kebijakan tersebut. Karena akan membebani pengguna yang harus membayar lebih jika ingin mendapatkan fasilitas-fasilitas yang lebih baik. Ini tentu akan menambah beban pembayaran kepada warga yang awalnya cukup hanya membeli paket data, kemudian hari harus mengeluarkan biaya lebih.
kebijakan ini sebaiknya dikaji ulang karena dapat meragukan rakyat kecil
Isu ini menunjukkan adanya dugaan praktik tidak sehat di mana penyedia layanan internet sengaja memperlambat (throttling) akses untuk aplikasi tertentu. Jika ini benar, hal tersebut akan sangat merugikan konsumen dan berpotensi melanggar prinsip netralitas internet. Respon dari Komdigi untuk mengkaji masalah ini adalah langkah yang tepat. Tindakan tegas pemerintah sangat diperlukan untuk memastikan persaingan yang sehat di industri telekomunikasi dan melindungi hak-hak konsumen.
Kajian Awalnya Komdigi sedang mengkaji kemungkinan pengguna harus beli paket internet premium untuk layanan seperti WhatsApp Call, Zoom, dan Skype Alasannya Untuk menyeimbangkan keuntungan antara operator seluler dan penyedia layanan OTT
Saya tidak setuju dengan hal tersebut karena akan menambah biaya dan juga yang di daerah terpencil akan sulit untuk menjangkaunya.
Wacana pembatasan akses WhatsApp Call hanya untuk pengguna internet premium sebaiknya dikaji lebih dalam dan melibatkan suara masyarakat. Meskipun bertujuan meningkatkan efisiensi jaringan, kebijakan ini berpotensi membatasi akses komunikasi bagi masyarakat kecil dan menghambat pemerataan teknologi digital. Pemerintah perlu mencari solusi yang adil dan inklusif, agar pembangunan infrastruktur tidak mengorbankan hak dasar masyarakat dalam berkomunikasi.
Menurut saya, pembatasan akses WhatsApp Call hanya untuk pengguna paket premium kurang adil. Banyak orang yang memakai layanan tersebut karena lebih hemat. Jika dibatasi, masyarakat ekonomi rendah bisa semakin sulit berkomunikasi. Semoga pemerintah bisa mencari solusi yang adil untuk semua pihak.
Jika wacana fitur WhatsApp Call atau layanan panggilan internet lainnya harus berlangganan paket data premium dengan harga lebih tinggi, maka hal itu akan membatasi kebebasan akses mereka dalam berkomunikasi terutama bagi pengguna yang mimiliki keterbatasan ekonomi.
Wacana pembatasan layanan VoIP seperti WhatsApp Call lewat paket internet premium bertujuan mengurangi beban jaringan dan mendukung infrastruktur digital. Namun, kebijakan ini bisa membatasi akses komunikasi murah, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah, serta menambah beban biaya. Pemerintah perlu berhati-hati agar kebijakan ini tidak merugikan masyarakat dan tetap menjamin pemerataan akses teknologi.
Menurut saya untuk kebijakan ini saya tidak setuju, karena dengan adanya kebijakan tersebut maka rakyat kecil akan kesulitan untuk membeli paket data premium yang harganya lebih mahal
wacana ini dapat menghambat para pengguna sosmed salah satu nya WhatsApp. tidak semua orang mempunyai biaya untuk membeli paket premium yg hanya untuk call. jika sudah keberatan dlm hal tsb, maka org org diluar sana tidak bisa berkomunikasi dengan mudah.
Menurut saya, wacana ini kurang bijak karena bisa membatasi akses masyarakat, terutama yang ekonominya terbatas. WhatsApp Call selama ini jadi alternatif murah untuk komunikasi, apalagi buat yang tinggal di daerah dengan akses terbatas. Kalau layanan seperti ini hanya bisa dipakai lewat paket premium, maka akan memperlebar kesenjangan digital dan menyulitkan banyak orang.
Tujuannya untuk menjaga kualitas jaringan, tapi banyak masyarakat menilai ini bisa membatasi akses dan memberatkan pengguna.
Rencana ini justru menghambat akses komunikasi yang seharusnya mudah dan merata. Kebijakan ini bisa memperlebar kesenjangan digital.
Wacana pembatasan WhatsApp Call untuk paket premium justru bisa merugikan rakyat kecil dan memperlebar kesenjangan digital. Pemerintah sebaiknya fokus tingkatkan infrastruktur, bukan batasi akses. Kebijakan digital harus pro-rakyat, bukan hanya untungkan operator.
Wacana ini berpotensi merugikan rakyat kecil dan menghambat kemajuan digital nasional. Niat baik pemerintah harus diimbangi dengan pendekatan inklusif, adil, dan berorientasi masa depan. Komunikasi digital bukan lagi layanan tambahan, tapi bagian dari kebutuhan pokok masyarakat modern. Kebijakan yang menghalanginya harus dipertimbangkan ulang secara matang.
mungkin saya sendiri tidak cukup setuju untuk mengikuti bahwa ketika ingin Call WhatsApp harus premium terlebih dahulu, dikarenakan akan membuat keterbatasan sosial media, apalagi WhatsApp sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari hari di era digital ini, selain itu menurut saya cukup ribet, dikarenakan harus top up sana sini
Tujuan pemerintah untuk mengurangi beban jaringan dan mendorong pembangunan infrastruktur digital nasional memang patut diapresiasi. Namun, membatasi layanan VoIP ke paket premium berisiko memperlebar kesenjangan digital, terutama bagi masyarakat di daerah dengan keterbatasan ekonomi atau akses teknologi. Namun, Wacana ini sebaiknya ditinjau sangat hati-hati dan inklusif. Akses informasi dan komunikasi adalah bagian dari hak digital masyarakat. Regulasi harus bisa menyeimbangkan efisiensi jaringan, keberlanjutan bisnis operator, dan yang paling penting, hak akses masyarakat luas terhadap teknologi.