• Ikuti kami
  • Hubungi Kami082141579755
Detail Artikel - Kontroversi Pembekuan BEM Unair Buntut Karangan Bunga Sindir Prabowo-Gibran
Feature Image
Penulis

Super Admin

Kontroversi Pembekuan BEM Unair Buntut Karangan Bunga Sindir Prabowo-Gibran

01 January 1970 Dilihat 178 Kali 0 Komentar

Dekanat yang Bekukan BEM FISIP Unair Soal Karangan

Bunga Satir ke Prabowo-Gibran Cabut Keputusannya




Dekanat membekukan BEM Fisip Unair buntut karangan bunga satire untuk Prabowo-

Gibran kini sudah mencabut keputusannya.



Karangan bunga dengan ucapan yang satire untuk Prabowo-Gibran ini menjadi viral

hingga berujung BEM Fisip Unair dibekukan setelah ada surat dari Dekanat, hingga

sosok Bagong Suyanto disorot.

Sebagai informasi, Selasa (22/10/2024), BEM FISIP Unair memasang karangan bunga

untuk memberi ucapan selamat atas pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil

Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Karangan bunga untuk Prabowo-Gibran itu berisi ucapan bernada satire, yakni:

"Selamat atas dilantiknya jenderal bengis pelanggar HAM dan profesor IPK 2,5 sebagai

presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi".

Kini, pembekuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) resmi dicabut oleh Dekanat setelah polemik

terkait karangan bunga satire untuk Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden

Gibran Rakabuming Raka.

Keputusan ini diumumkan melalui akun Instagram resmi BEM FISIP Unair.



Latar Belakang Pembekuan



Pembekuan BEM FISIP Unair terjadi setelah pemasangan karangan bunga yang berisi

ucapan selamat atas pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober

2024.

Karangan bunga tersebut mengandung kritik satire yang memicu reaksi dari pihak

Dekanat.

Setelah pertemuan antara Presiden BEM FISIP dan Dekanat pada pukul 09:00 WIB,

surat pembekuan resmi dicabut.

Presiden BEM FISIP Unair, Tuffahati Ullayyah, mengungkapkan harapannya agar

mahasiswa dapat belajar menyampaikan kritik secara kreatif.

"Kami sudah merencanakan karya seni satire ini dua minggu sebelum pelantikan

presiden," ujarnya.

Wakil Ketua DPRD Jatim, Deni Wicaksono, juga menanggapi situasi ini, menyatakan

bahwa pembekuan organisasi mahasiswa tidak seharusnya menjadi respons terhadap

kritik.

"Aspirasi mahasiswa harus dihormati dan ditanggapi dengan dialog," tegasnya.



Pertemuan dengan Dekanat



Dekanat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair)

mengelar pertemuan terbatas dengan perwakilan pengurus BEM FISIP Unair,Senin

(28/10/2024).

Dani Achmad Wiraharmana, Dirjen Kajian Strategis BEM FISIP mengungkapkan

penetapan pembekuan BEM FISIP ini masih menjadi pertanyaan bagi pengurus BEM.

Pasalnya tidak ada keterangan lebih lanjut pelanggaran mana yang dilakukan oleh BEM

FISIP Unair dalam menyampaikan kritiknya.

"Prof Bagong (Dekan FISIP) memang mengundang audiensi agar bisa menemukan titik

tengah dari pembekuan ini. Jika tidak ada titik tengah tentunya kami akan melakukan

kajian lagi,"ujarnya.

Menurut Dani, dengan pembekuan BEM maka akan merugikan mahasiswa karena

banyak kegiatan yang selama ini diikuti mahasiswa.

Namun, menurutnya sebelum memulai pertemuan, Dekan FISIP Unair, Prof Dr Drs

Bagong Suyanto MSi sempat menjelaskan sekilas jika pembekuan ini bukan pada

lembaga tetapi pada fungsional pengurus BEM yang dianggap bertanggung jawab atas

pemasangan karangan bunga.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Komisi Etik FISIP Unair melakukan pemanggilan pada

BEM FISIP Unair pada Kamis (24/10) untuk meminta klarifikasi terkait kepemilikan

karya seni satire berbentuk karangan bunga yang dipasang di taman barat FISIP yang

berujung pada pembekuan BEM FISIP pada Jumat (25/10).

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Airlangga (FISIP Unair) konsisten mengkaji pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia

selama satu periode kepengurusan kabinet Panca Aksara BEM Fisip Unair.

Hal ini diungkapkan Presiden BEM Fisip Unair, Tuffahati Ullayyah ketika dikonfirmasi

Tribun Jatim terkait pemasangan karya seni satire berbentuk karangan bunga yang

ditujukan untuk memberi ucapan selamat atas pelantikan presiden dan wakil presiden

terpilih di Taman Barat FISIP.

"Kami ada kajian ilmiahnya tetapi belum kami publikasi, selama satu periode ini kami

gencar mengawal isu pelanggaran HAM,"ungkapnya, Minggu (27/10/2024).

Dikatakan Tuffa, melalui Kementerian Politik dan Kajian Strategis pihaknya telah

melakukan berbagai diskusi dan kajian.

Termasuk merencanakan karya seni satire terkait dilantiknya presiden RI Prabowo

Subianto dan Wakilnya.

"Kami sudah merencanakannya 2 minggu menjelang pelantikan presiden,"lanjutnya.



Ia berharap, melalui kajian dan karya seni satire tersebut, mahasiswa bisa belajar untuk

menyampaikan kritik secara kreatif.

Sayangnya, karya seni tersebut berujung pembekuan BEM FISIP Unair.

Diberitakan sebelumnya, Kamis Ketua Komisi Etik FISIP Unair melakukan pemanggilan

pada BEM FISIP Unair untuk meminta klarifikasi terkait kepemilikan karya seni satire

berbentuk karangan bunga yang dipasang di taman barat FISIP yang berujung pada

pembekuan BEM FISIP.

Pemasangan karangan bunga itu dilakukan pada Selasa (22/10) pukul 15.00. Dan

sekitar pukul 18.45 karangan bunga tersebut ditarik karena hujan.

Namun, karena ditempatkan di lokasi strategis yang banyak dilewati warga kampus,

karangan bunga ini kemudian viral di platform X dan Tiktok serta mendapat dukungan

banyak mahasiswa. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BREAKING NEWS: Dekanat

FISIP Unair Resmi Cabut Pembekuan Kepengurusan BEM FISIP.


Komentar

Silakan login untuk memberi komentar:

Login

Belum ada komentar